1. Yang Mulia Raziel Vincent de Alzhio

756 Words
Sudah 300 tahun berlalu sejak kematian Roshalia, Di malam bulan purnama darah, tepatnya 5 bulan setelah purnama pertama. Raziel berkeinginan untuk menghidupkan kembali Roshalia Marvellion de Costa, seorang wanita yang sangat dia Cintai. Kematiannya lah yang menjadi awal perubahan di diri Raziel hingga menjadi seorang yang begitu dingin dan kejam. Di sebuah bangunan mewah dengan arsitektur romawi kuno inilah Raziel tinggal seorang diri hanya ditemani pelayan setianya Bibi Margaret, yang sudah merawatnya sejak kematian orang tuanya yang masih menjadi misteri. Pagi ini Raziel sedang membaca file di ruang kerja ditemani setumpuk map dan Laptop yang menyala. "Tuan Raziel, ada pesan dari Asisten anda Tuan Allard agar anda segera datang ke kantor secepatnya". Kata Bibi Margarett yang baru saja datang membawa secangkir kopi untuknya. Bibi Margarett keluar tanpa menunggu perkataan dari Raziel. Alasan Bibi Margarett menjadi pelayan setia Raziel karena kepandaiannya dalam memahami situasi dan mengerti Bagaimana harus melayani majikannya tanpa harus bertanya. "Sudah satu bulan aku mencari gadis yang memiliki jiwa Roshalia, namun sampai saat ini aku belum menemukannya. Sudah tidak ada waktu lagi sampai Bulan Purnama Darah". Gumam nya. Raziel beranjak dari kursinya, dia mengambil Laptop dan beberapa file penting yang akan menjadi bahan rapat untuk pagi ini. Didepan pintu utama sudah bertengger mobil Sport Lamborgini dengan warna hitam legam, sesuai dengan perangaian Raziel. Dengan memakai jas single beastred warna silver gold di padu dengan rompi abu-abu sangat cocok dengan sorot mata peraknya yang tajam. Raziel adalah tipe seorang pria yang tidak suka membuang-buang waktu. Sebisa mungkin dia selalu bertindak cepat dan tepat. Tanpa banyak bicara dia menancapkan gas nya dan pergi tanpa sepatah kata. Hari ini adalah hari senin, dimana lalu lintas padat bahkan tidak jarang terjadi macet. Disaat Raziel memburu waktu, ada sebuah mobil yang menyerobot lewat dan menabrak bamper depan mobil Raziel. Untuk menghindari kecelakaan beruntun. Dengan cepat Raziel mengerem mobilnya. Dari depan pemilik mobil yang menabrak nya berhenti dan menghampirinya. Tok.. Tok.. Tok.. "Permisi!, bisa kita bicara sebentar". Teriak seorang wanita diluar kaca mobil. Dengan cepat Raziel membuka kaca mobilnya, dia merasa wanita itu telah menyita banyak waktunya. "Lain kali kalau mengemudi pakai mata. Apa kau tidak lihat mobilmu sudah melewati pembatas jalan?. Karenamu aku jadi tidak bisa datang ke acara Party tepat waktu. Bagaimana caramu bertanggung jawab atas semua ini?". Cecar seorang gadis cantik dengan mini Dressnya. Sekelebat Raziel mencium wangi Roshalia di tubuhnya, membuatnya memutuskan untuk keluar dari dalam mobil. Raziel membuka pintu dan mendekati gadis itu. "Sorry, kau bisa lihat sendiri di CCTV siapa sebenarnya yang salah dalam hal ini. Jika kau menginginkan ganti rugi, datanglah ke alamat ini". Raziel memberikan kartu namanya, dia tidak ingin membuang waktu dan segera masuk kedalam mobil meninggalkan gadis yang masih terpaku melihat kepergiannya. Di tengah arus persaingan pasar global, Raziel memimpin salah satu perusahaan terbesar di Negara Inggris. Perusahaan General Hight Corporation dengan di bantu asisten nya Allard Marvellion de Costa, Mampu menembus pasar Internasional dalam bidang pembangunan. Didepan kantor pusat para pegawai yang biasa melayaninya sudah berdiri menunggu mobil Raziel datang. Dia memarkirkan mobil sportnya dan seseorang datang membukakan pintu untuknya. "Tuan Raziel, Asisten Allard sudah menunggu di ruangan anda". Kata pegawai yang kesehariannya melayani Raziel di kantor. Tanpa membalas perkataan pegawainya, Raziel berjalan ke dalam kantor disusul pegawainya yang baru saja mengambil Laptop dan file miliknya. Didepan ruang Direktur utama, Terlihat Allard berdiri didepan meja menunggunya dengan perasaan khawatir. "Kau boleh keluar! ". Perintah Raziel pada pegawainya setelah dia menaruh Laptop dan file milik Raziel. Krek.. Pintu ditutup rapat, seperti akan membicarakan hal penting yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. "Yang Mulia, aku mendapat kabar dari Roland bahwa kondisi Kerajaan saat ini sedang goyah. Banyak dari Bangsawan yang menentang kepemimpinanmu mulai membuat pergerakan, terutama Keluarga Valliant". Kata Allard dengan formal layaknya seorang bawahan. Raut wajah Raziel yang semula datar berubah dalam sekejap menjadi pria yang menahan amarah. "Malam nanti kita akan kembali ke Regnand untuk mengurus para pemberontak. Katakan pada Roland untuk terus mengawasi para Bangsawan yang berbalik arah melawan Kerajaan!". Tegas Raziel. "Sesuai perintah anda Yang Mulia". Kata Allard menundukkan badan, menjawab titah Rajanya. "Aku sudah menemukan gadis yang memiliki jiwa adikmu. Aku ingin kau mematikannya dan mencaritahu siapa dia sebenarnya. Jika dia memang memiliki jiwa Roshalia dia pasti masih memiliki garis keturunan Costa". "Apa Yang Mulia masih memiliki pemikiran untuk menghidupkan adikku kembali?. Aku sebagai orang yang mengikutimu sedari dulu hanya bisa mengingatkan. Walau Roshalia di hidupkan kembali, dia tidak akan sama seperti Roshalia yang Yang Mulia kenal". "Aku tidak peduli, selagi masih ada cara untuk menghidupkan nya. Maka akan kulakukan". Kata Raziel dengan terus menatap kedepan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD