Kenan tamak termenung di ruangannya. Kembali bayangan akan ucapan Kinanti kemarin. Meski pelan, tetapi cukup menohok hingga ke relung hati terdalamnya. Rasa bersalah itu kembali menyelimuti diri Kenan. Pras yang melihat dari celah pintu yang sedikit terbuka merasa iba dengan kondisi bosnya itu. Helaan napas terdengar cukup beras dari pemuda berparas manis dengan kumis tipis tersebut. 'Kasian Tuan Kenan. Pasti berat sekali menghadapi Nyonya Kinanti yang begitu keras hati dan sulit untuk bisa memaafkan Tuan Kenan dan Nyonya Besar Kesya,' batin Pras sambil terus menatap ke arah Kenan. Pras memberanikn diri untuk masuk ke dalam karena khawatir terjadi sesuatu pada Kenan dan tumbang kembali seperti beberapa waktu lalu. "Tuan, maafkan saya jika lancang masuk. Tadi, saya melihat Tuan begitu m

