04

991 Words
“Mmmhhh..” desahan tertahan terus Luna keluarkan. Pria itu menyentakkan miliknya dua kali lalu kembali menaikkan temponya. Sembari terus menghujaminya, pria itu melepaskan ballgag yang menutup mulut Luna. Tangannya mengelus punggung Luna dan menekan pinggul wanita itu agar penyatuan mereka semakin dalam. “Aahhhh.. ahhh.. hhhh..” Tubuh Luna bergetar begitu ia mencapai puncaknya. Kejantanan itu semakin lancar bergerak karena cairan milik Luna. Luna bisa merasakan nafas yang berhembus di pipinya. “Nghhh.. please.. hhh..” Sebuah sentakan kuat membuat Luna mendesah panjang bersama dengan semburan hangat yang ia dapat. Tubuh Luna membeku. Kenapa pria itu tidak menggunakan kondom? Nafas Luna terengah. Gerakan itu berubah menjadi lambat. “Sir..” panggil Luna memberanikan diri. Tapi Luna batal mengatakan isi kepalanya saat sebuah jambakan ia dapatnya. Wanita itu meringis. Dan ia merasakan gerakan pinggul itu terhenti. Hal itu membuat kewanitaan Luna merasa tak nyaman. Luna merasakan bahwa pria itu menciumnya dengan menggebu bahkan membuat Luna kualahan untuk membalasnya. Lidah keduanya saling membelit dan ciuman itu terhenti bersamaan dengan miliknya yang tercabut. Luna tak tau apa yang terjadi. Tapi ia merasakan bahwa seluruh ikatan di kakinya di lepaskan dan pria itu membalik tubuh Luna. Ia sedikit mengangkat pinggul Luna dan kembali memasuki wanita itu. “Ughhhh..” posisi itu terasa begitu menyiksa. Setiap kali pria itu mendorong miliknya, itu terasa sangat penuh dan dalam. Pria itu menyentuh leher Luna dan menariknya ke belakang. Ketika Luna sedikit menoleh, pria itu langsung meraup bibirnya dan melumatnya. Tanpa ia sadari karena gerakannya yang sedari tadi begitu tak terkendali, penutup mata itu mengendur dan sedikit merosot. Mata Luna tepat berpapasan dengan mata pria itu yang ternyata sudah melepas topengnya entah sejak kapan. “Ahhhh..” sentakan kuat yang baru saja ia terima membuat kontak mata itu terputus. Pria itu beralih menahan punggung Luna agar tetap di bawah dan terus memompa miliknya. Desahan Luna terus terdengar bahkan semakin intens. Kakinya mengkerut dan pinggulnya bergetar karena puncaknya akan datang. Pria itu menggerang di sentakan terakhirnya ketika cairannya berhasil keluar. Ia mencabut kejantanannya dan cairan putih kental menetes dari kewanitaan Luna yang masih berkedut. “Ternyata kau di sini.” Suara lain terdengar bersamaan dengan pintu yang terbuka. Seorang pria masuk dan melihat sepasang manusia telanjang di atas tempat tidur. Luna masih pada posisinya, menungging dengan wajah terbenam di bantal. Dari belakang pria itu menarik rantai yang ada di leher Luna dan membenarkan penutup mata wanita itu yang kendor. “Seseorang mencarimu.” Lanjut pria yang baru saja masuk tadi. “Aku sedang sibuk.” Jawab pria yang sekarang membaringkan tubuh Luna, menghadapnya. Ia terlihat sama sekali tak terganggu dengan kedatangan temannya itu. Pria itu mengocok miliknya sejenak sebelum membuka paha Luna dan kembali memasukkan miliknya. “Ya, sepertinya kau sangat sibuk.” Jawab pria tadi santai. “Kalau begitu selamat bersenang-senang.” “Ughhh.. ahhhh..” Sebelum meninggalkan ruangan, pria berkemeja hitam itu melihat wajah wanita yang sedang mendesah di bawah temannya. Ia tak pernah melihat wanita itu. Apakah dia orang baru? Luna meringis saat pria di atasnya itu menarik penjepit yang sedari tadi menjepit kedua putingnya. Setelahnya ia merasakan payudaranya basah karena pria itu mengulumnya. Tangannya yang sedari tadi masih terikat ke belakang mengepal. Sentakan demi sentakan ia rasakan di area kewanitaannya yang semakin basah. “Etgar..” Pintu kembali terbuka dan seorang wanita cantik memanggil dengan suara menggodanya. Pria yang ada di atas tubuh Luna seketika menghentikan gerakannya. Ia mencengkeram paha Luna karena tak suka kegiatannya terganggu. “John!” Geram pria bernama Etgar tanpa melihat temannya itu. Mengerti jika Etgar tak menyukai keadaan yang ada, pria bernama John itu segera membawa wanita yang baru saja masuk untuk keluar ruangan. Wanita itu melihat ke arah ranjang dimana Etgar sedang bercinta dengan seorang wanita. Matanya berusaha melihat wajah wanita itu, tapi gagal karena tertutup oleh tubuh Ergar. “Ayo keluar Tan.” John segera membawa wanita cantik itu keluar dan langsung menutup pintu. Luna tak tau apa yang sedang terjadi. Ia tak bisa melihat karena matanya masih tertutup. Namun Luna tau bahwa pria di atasnya itu marah karena cengkeraman di pahanya cukup kuat. Etgar mencabut kejantanannya dan entah kenapa Luna merasa ada sesuatu yang hilang. Apakah karena kegiatannya yang tanggung? Setelah itu, Luna tak merasakan apapun. “Sir?” Panggil Luna memastikan bahwa pria itu masih ada di sana. Tapi tak ada sahutan hingga Luna berniat melepaskan penutup matanya. “Siapa yang menyuruhmu melepasnya?” Gerakan tangan Luna yang baru akan menyentuh penutup mata itu terhenti. Ia kembali menurunkan tangannya dan setelah itu ia merasakan tubuhnya terangkat dan duduk di atas sesuatu. Etgar mengangkat pinggul Luna dan memasukkan memasukkan miliknya. Walaupun tak ada perintah, namun Luna tau apa yang harus ia lakukan. Wanita itu mendorong pinggulnya ke bawah hingga kejantanan Etgar benar-benar masuk. Luna meringis kecil sebelum perlahan menaik turunkan pinggulnya. “Lakukan dengan benar.” “Yes sir..” Luna mempercepat gerakan pinggulnya. Desahannya keluar setiap kali ia menurunkan pinggulnya karena ia bisa merasakan ujung kejantanan Etgar yang berada di dalam tubuhnya. Kedua p******a Luna bergerak mengikuti irama yang ia buat. Tangan Etgar penyentuh b****g Luna dan meremasnya. Ia menarik tubuh Luna hingga d**a mereka saling berbenturan. Dengan cepat Ergar menahan pinggul Luna dan menggerakkan pinggulnya, menghujami wanita itu. “Ahhh.. hhhh.. ahh..” Kewanitaan Luna terus berkedut. Tubuhnya bergerak mengikuti gerakan Etgar dan hal itu membuat payudaranya terus bergesekan dengan d**a bidang Etgar. Etgar memeluk pinggang Luna dan menyentak miliknya kuat, menyemburkan s****a ke dalam tubuh Luna. Pria itu menggerang puas karena telah mendapat pelepasannya. Etgar menunduk, melihat tubuh lemas Luna yang masih dalam pelukannya. Pria itu mencabut miliknya tanpa mengubah posisi yang ada. Tubuh bagian bawah Luna masih bergetar. Bahkan setelah kejantanan itu dicabut, ia masih bisa merasakan dengan jelas bagaimana milik Etgar menghujaminya. Cairan putih kental mengalir dari sela kewanitaan Luna dan itu membuat mata Luna memerah. Selama bekerja di tempat itu, semua orang akan menggunakan kondom saat memasukinya. Itu peraturan umum. Tapi kenapa pria di bawahnya itu melakukannya? Bahkan mengeluarkannya di dalam?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD