Di moment paling canggung itu, bel pintu depan berbunyi. Aira terhenyak, hampir jatuh dari atas sofa sempit itu. Untung saja, Sam jauh lebih sigap. Ia menarik kepala Aira dan mengakhirinya dalam pelukan erat. Konyol. Mereka malah berakhir seperti itu. Lihat, jantung Sam seperti akan menggelinding pergi karena saking stresnya. "A-aku akan lihat siapa yang datang," kata Sam buru-buru beranjak dari sana. Ia meninggalkan Aira dengan wajah cemberutnya. Baiklah, mungkin aku sedang tidak waras tadi, batin Aira memukul sisi sofa. Berharap, pikirannya yang berantakan kembali rapi. "Ngapain sih? Kok lama banget buka pintunya," protes Allen membawa kantung plastik besar ke arah dapur. Sepertinya ia sengaja membeli bahan makanan sebelum pulang ke rumah. Sam langsung tidak enak. Allen jauh l