bc

Dinikahi Calon Mertua

book_age18+
7.0K
FOLLOW
51.6K
READ
fated
heir/heiress
like
intro-logo
Blurb

Savira dan Xavier sudah berpacaran selama dua tahun hingga akhirnya memutuskan untuk menikah. Namun dua hari sebelum pernikahan di laksanakan, Xavier menghilang. Karena tak mau menanggung malu jika pernikahan batal, akhirnya keluarga Savira meminta pertanggungjawaban pada keluarga Xavier.

Abian Pratama, ayah kandung Xavier akhirnya menyodorkan diri untuk menikahi Savira sebagai bentuk pertanggungjawaban karena anaknya yang pergi entah kemana. Mau tak mau, Savira dan keluarganya menerima saran dari Abian.

Savira sangat tak menyangka kalau Xavier akan tega kabur menjelang hari pernikahan mereka, yang berakhir membuat Savira terpaksa menikah dengan calon ayah mertuanya sendiri.

chap-preview
Free preview
Hilang Kabar
"Dua hari lagi menuju hari pernikahan kita. Aku merasa gugup jadinya. Kamu bagaimana?" Sebuah pesan masuk ke ponsel seorang laki-laki bernama Xavier. Pesan masuk tersebut langsung di buka dan di baca. Namun, bukan Xavier yang membaca pesan tersebut. Tetapi seorang wanita yang kini sedang bersamanya. "Kekasihmu sangat tidak sabar menunggu hari pernikahan kalian tiba." Wanita tersebut berbicara pada Xavier, yang kini duduk di sampingnya. Mereka kini sedang berada di dalam sebuah kamar hotel, menghabiskan waktu bersama. Pakaian mereka yang berserakan di atas lantai menjelaskan kegiatan apa yang sudah mereka lakukan sebelumnya. "Dia memutuskan semuanya sendirian. Padahal sudah kukatakan aku belum siap menikah. Dia membuatku terpaksa menerima semua ini." Xavier, pria itu berucap dengan nada datar. Matanya terpejam, hingga dia tak bisa melihat kalau wanita di sampingnya tersenyum puas dan bangga. "Jadi, bagaimana? Kamu harus mengambil tindakan secepatnya untuk membatalkan pernikahan. Jika tidak, maka aku yang akan pergi mengacau ke sana nanti," ujar wanita tersebut. Xavier terdiam, masih dengan mata yang terpejam. "Lagi pula, ibumu juga tidak setuju dengan hubunganmu bersama Savira kan?" Wanita tersebut kembali bersuara. Xavier lalu membuka matanya dan menghela nafas dengan pelan. "Kamu tak perlu repot-repot pergi ke sana untuk mengacau, Syila." Xavier berucap. Dia kemudian menoleh, dan menatap wanita bernama Syila tersebut. "Kita akan pergi bersama, dengan syarat jangan meminta status pernikahan padaku. Kamu sanggup?" Xavier melontarkan sebuah pertanyaan. Tanpa pikir panjang, Syila menganggukkan kepala. Bagi dia, tak masalah tak ada ikatan resmi bernama pernikahan. Yang penting dia selalu bersama dengan Xavier, laki-laki yang sudah dia cintai sejak lama. *** Savira Angeline Wijaya, seorang perempuan berusia 22 tahun yang bekerja sebagai resepsionis. Dia memiliki seorang kekasih bernama Xavier, dan hubungan mereka sudah berjalan dua tahun lamanya. Karena merasa sudah cukup saling mengenal, akhirnya Savira mengajak Xavier untuk segera menikah. Savira sangat bahagia bisa segera menikah dengan Xavier, karena berpikir tak lama lagi dia bebas bepergian dengan pria yang dia cintai tersebut. Savira berasal dari keluarga yang ketat tentang peraturan, hingga dia sulit mencari waktu untuk sekedar berduaan dengan Xavier. Ayah dan kakak lelakinya sangat sulit memberikan izin saat Savira ingin pergi kencan bersama Xavier. Karena itulah Savira sangat antusias dengan pernikahannya sendiri. Dia merasa, kebebasan sebentar lagi akan dia dapatkan. Persiapan pernikahan sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Semua persiapan sudah hampir selesai, tinggal menunggu harinya saja. Savira selalu merasa gugup saat membayangkan dia dan Xavier akan segera menikah. Dia juga merasa bahagia karena statusnya dengan Xavier tak lama lagi sah menjadi suami istri. Dan Savira kadang merasa malu saat dengan tak sengaja benaknya bertanya tentang apa yang akan terjadi di malam pertama mereka nanti. "Aish. Kenapa aku jadi berpikiran m***m sih?" Savira bergumam pada dirinya sendiri. Dia kemudian tersenyum malu-malu karena isi pikirannya sendiri. "Xavier kemana ya? Dari pagi gak ada kabar." Savira mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Xavier. Kening Savira berkerut, saat pesan yang dia kirim pada Xavier hanya centang satu saja. Kemudian Savira berusaha menghubunginya, namun ternyata nomor Xavier tidak aktif. "Apa semalam dia begadang dan sekarang masih tidur?" Savira terus saja bertanya pada dirinya sendiri. Kemudian dia melihat ke arah jam di ponselnya. Hari sudah menjelang sore, dan seharusnya Xavier sudah bangun siang tadi kalaupun semalam memang begadang. "Mungkin dia memang masih tidur," gumam Savira. Dia lalu mengetik beberapa pesan lagi dan mengirimkannya pada Xavier, dengan keyakinan Xavier yang akan membaca dan membalas pesannya jika sudah bangun dari tidurnya nanti. *** Jam menunjukkan pukul sembilan malam, dan Savira merasa khawatir sekarang karena Xavier tak ada kabar sejak pagi tadi. Beberapa kali Savira mengirimkan pesan, namun semuanya centang satu. Bahkan saat berusaha dihubungi pun nomor Xavier tetap tidak aktif. Savira jelas panik dan khawatir, takut terjadi sesuatu pada Xavier. Dia sudah berusaha menghubungi calon ibu mertuanya, namun tetap tak ada jawaban. "Bagaimana, Vir? Sudah ada jawaban dari keluarganya belum?" Nathan, kakak laki-laki Savira bertanya seraya berjalan mendekat. "Belum, Kak. Aku sudah kirim pesan pada Tante Wanda, namun beliau belum menjawab." Savira memberikan jawaban. Nathan menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan saat mendengar itu. Dia jelas ikut panik dan khawatir saat Savira bercerita tentang Xavier yang tak memberikan kabar seharian ini, padahal pernikahan mereka akan dilangsungkan dua hari lagi. "Kamu tenang saja ya. Jika malam ini dia masih tak ada kabar, besok Kakak dan Papa akan menemui keluarganya. Berdoa saja semoga dia baik-baik saja," ujar Nathan. Savira menatap kakaknya tersebut kemudian menganggukkan kepalanya dengan lesu. "Ya sudah. Sekarang kamu harus tidur. Hari sudah malam." Setelah mengatakan itu, Nathan pun berjalan keluar dari kamar adiknya tersebut. Setelah kepergian Nathan, Savira kembali mengecek ponselnya. Dia terpaksa menelan kekecewaan karena masih belum ada jawaban dari Xavier maupun dari ibu kandung laki-laki itu. Menit demi menit berlalu, Savira masih belum mendapatkan balasan pesan dari siapa pun. Akhirnya dia memutuskan untuk segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Kantuk sudah mulai menyapa, dan Savira berusaha untuk tidur. Dengan harapan, semoga besok pagi saat dia bangun, sudah ada kabar dari Xavier.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hasrat Istri simpanan

read
10.3K
bc

After That Night

read
11.0K
bc

The CEO's Little Wife

read
633.9K
bc

BELENGGU

read
65.5K
bc

Revenge

read
20.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
58.2K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook