Diagnosa

1439 Words

* Bhumi terus menggenggam tangan Gendhis yang tak sadarkan diri, sembari membagi fokus dengan laju mobilnya. Lelaki itu sedang diterpa cemas berlebihan, melebihi rasa cemas saat saham perusahaannya anjlok karena inflasi. Keringat dingin muncul di pelipisnya, nafasnya tercekat seolah kesulitan bernafas. “Bangun, Gendhis…” ratap lelaki itu dengan suara bergetar, nyaris patah. Lucunya, saking paniknya karena tiba-tiba Gendhis pingsan, Bhumi sampai lupa berpikir kalau seharusnya Gendhis bisa disadarkan lebih dulu sebelum ia bawa pergi seperti ini. Dan sekarang, tak ada tempat lain yang menjadi tujuannya selain rumah sakit. “Dokter, tolong bantu istri saya! Dia pingsan nggak sadar-sadar.” Teriak lelaki itu, padahal mobilnya baru saja terparkir di halaman IGD. Beruntung, beberapa orang di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD