Aku menggandeng tangan Mas Ares, lalu masuk ke resto tempat aku dan Kaila janjian bertemu, aku tersenyum simpul setelah melihat Kaila dan suaminya tengah duduk menunggu di salah satu meja pojok yang ada di resto, tempatnya lebih aman dan tentram di sana. “Sana temanku, Mas,” kataku. “Temanmu? Kenapa terlihat seperti biduan?” tanya MAs Ares membuatku tertawa. “Heem? Biduan? Haha. Kamu ini bisa saja, Mas. Jangan julid ahh, dia berpakaian begitu memang.” Aku dan Mas Ares menghampiri mereka, dan Kaila terlihat tercengang dengan mata membulat, juga mulut menganga. Aku langsung menyentuh dagu Kaila dan berkata, “Awas ilernya jangan sampai jatuh.” “Ehh?” Kaila tertawa kecil. “Silahkan duduk.” Aku dan Mas Ares duduk dihadapan Kaila dan suaminya. “Pak Ares, bukan?” tanya suami Kaila yang be

