Keluhnya

1229 Words
Aku masih tak habis pikir sama si Reni telp kenapa banyak banget, aku mau telp balik nanggung mending aku balas saja pesannya. “ Ya Ren maaf baru balas wa mu maklum lah mak mak kerjaannya gak ada habisnya” chat yang kukirim pada temanku. “Ya elah mak ampun deh sibuknya ngalah- ngalahi pejabat” balas Reni maklum aja Reni lagi online jadi langsung membalas pesanku. “Hehehehe maklum lah bocil lagi pada aktif-aktifnya jadi perlu pengawasan extra daripada adeknya kena tampol abangnya” balasku dengan ku sematkan gambar tertawa. “Lagi dimana kamu, kenapa rumah kamu gak pernah kebuk, lagi semedi ya? aku lewat beberapa kali tetep tutup tuh pintu rumahmu” tanya reni. “ aduh ren maaf tadi belum sempat bilang kalau aku udah gak di sana, aku tinggal di rumah dekat mertuku” balasku. “Kapan tha kita bisa ngobrol bareng” tulisnya lagi “ kapan aja bisa kok tapi maaf ya kalau aku di suruh nyamperin kamu aku gak bisa gembolanku banyak hehehehehe” candaku. “Iya aku paham ya sudah besuk aku tak maen kerumah kamu ya” tulisnya “ok” jawabku. Belum lagi ngelipat bajunya selesai ehh si bocil udah bangun aja terpaksa deh di lanjutin nanti. “Iya sayang mama datang”ucapku sembari menghampiri Dito yang menangis minta susu, ya akupun menyusuinya sembari merebahkan tubuhku tak terasa akupun ikut terlelap walau tak lama karena Dida dan Dio bangun. Esok harinya rutinitas seperti biasa menyiapkan sarapan bekal dan menyiapkan Dio untuk sekolah. Setelah mengantar Dio akupun beberes rumah saat Dito tidur dan Dida masih asik dengan acara kartunnya. Ponselku pun berdering entah berapa lama karena aku sibuk di belakang dan taj begitu mendengar suaranya, saat aku akan mengambil baju kotor Dito aku mendengar jeritan ponselku aku pun berlari menghampirinya dan melihat siapa yang menelpon ternyata Reni. “Iya hallo ren” jawabku “Dih kamu kemana aja aku hubungi dari tadi, ni aku lagi di dekat rumah mertumu rumahmu yang mana?” Cerocosnya tanpa ada jeda, “bentar ren aku tak keluar “ saat aku keluar ku lihat Reni dan aku pun melambaikan tangan padanya dia pun berjalan menuju ke arahku. Akupun mempersilahkan nya masuk kerumah dia membawakan banyak makanan ringan lalu menghampiri Dida yang lagi asik manonton tv “ pagi ganteng “ sapanya pada putraku sambil mencium pipinya. Dida cuma melihat dan tersenyum pada Reni “ udah a’em belum?” Tanya reni lagi “udyah” jawab Dida “ama apa aemnya” ucap reni lagi “ama ayun”jawab dida tanpa menoleh karena fokus sama kartun kesayangannya.” Ni ama bu Ren di bawain kue Dida mau” Dida pun memandangku tanda meminta persetujuanku, aku tersenyum dan mengangkukan kepala kepadanya Dida pun akhrnya menerima kue dari Reni. “Mau minum apa ren?” Tanyaku “ enggak usah repot-repot tha ni aku udah bawain cemilan sekalian minumnya” jabanya “sini kamu temani aku ngobrol aja aku kangen tauk sama kamu” tambahnya seraya menarik tanganku supaya aku duduk di dekatnya. Akupun menuruti ajakannya dan duduk di sebelahnya. Reni pun mebuka salah satu camilan di saat bersamaan Dito menangis tanda dia bangun dari tidurnya, aku pun pamit ke sahabatku dan menghampiri Dito. Aku kembali ketempat reni dan dida berada bersama Dito. “Ya allah Tha gemoyne anak kamu sini sini biar tak gendong “dia menaruh cemilannya dan menjulurkan tangannya menggapai anakku, akupun memberikan Dito pada reni. “ udah pantes lo ren” candaku, reni hanya tersenyum. “Pengennya juga tha, tapi entahlah masih belum ada tanda-tanda” jawabnya lesu sambil menimang-nimang dito. “ Sabar ya ren nanti kalau sudah saatnya juga akan dikasih kok” hiburku. “Iya tha, sebenarnya aku iri sama kamu tha punya anak banyak rame, percuma harta melimpah tapi tak memiliki keturunan” ucap reni lagi. “ Kamu dan anwar sudah ke dokter?” Tanyaku, dia menganggukan kepalanya” udah tha memang rahimku tidak kuat jik harus mengandung” ucapnya sambil menitikan air mata. Aduh jadi gak enak hati nih batin ku. “Yang sabar ya “ hanya itu yang bisa aku ucapkan pada sahabatku. Setelah beberapa saat kami diam reni pun mulai menguasai hatinya dan tenang kembali. “Tha seandainya aku ikut merawat anak kamu gimana??” tanya reni. “La iya to gak masalah malah aku senang ada yang bantuin hehehehe” jawab ku sambil tertawa. “Bukan merawat sama kamu tha, tapi aku adopsi” ucap reni, deg jantungku serasa berhenti aku pikir dia tadi bercanda,” maksud aku boleh tidak salah satu dari anakmu aku adopsi aku jadikan anak aku yang bisa satiap saat aku gendong, aku kelonin saat tidur,aku suapi ketika makan aku mandikan,aku jaga aku rawat ketika sakit, aku bawa kemana saja ada aku ada dia hiks hiks hiks” katanya sambil menangis lagi. Aku yang masih kaget dengan ucapan reni berusaha mencerna kata-katanya “ bolehkah tha hiks hiks hiks” lqnjutnya masih dengan tangisnya “ aku ingin merasakan jadi ibu tha” “aku ingin mencurahkan kasih sayangku kepada mahluk kecil ini yang tak bisa aku miliki tha” tangis reni, aku masih diam mematung sambil memahami semua kata reni. “Percuma tha aku punya segalanya harta tahta tapi aku tidak bisa memiliki keturunan, aku memilih hidup seperti kamu sederhana tapi penuh keceriaan malaikat kecil tidak seperti di rumahku sepi sunyi tak ada tawa bahkan tangis anak-anak” hiks hiks hiks Setelah sepersekian detik akirnya aku memberanikan diri untuk berbicara kepada sahabatku ini “Ren banyak anak yatim yang bisa menerima kasih sayangmu kan, mereka lebih berhak mendapatkan perhatian darimu, kamu orang baik pasti banyak anak yang ingin menjadi anak kamu ren” kata ku seraya menghibur sahabatku ini. “Tha kamu kan tau keluargaku mereka tidak akan setuju jika aku mengadopsi anak yang tidak tau asal usulnya, bibet bebet bobotnya” tangisnya lagi “astafirullah ren, semua anak bersih semua anak asalnya sama dari allah ren kenapa kamu jadi berpikir sesempit ini” ucapku heran pada teman ku ini dia yang dulu selalu berfikir positif selalu berprasangka baik kenapa jadi sepicik ini, reni yang aku kenal tak peduli dengan kata orang kenapa jadi serapuh ini. “Ren tenangkan hatimu” ku rangkul sabatku yang masih menangis. Entah sudah berapa lama akhirnya renipun tenang, setelah drama yang begitu melelahkan akhirnya reni pun berpamitan. “Tha aku pulang dulu ya, besuk aku kesini lagi” pamitnya “anak ganteng mamy pulang dulu ya”” mamy” ucap ku mengantung “ih apaan sih” ucap reni sambil mengerucutkan bibirnya, aku pun geleng geleng kepala melihat tingkahnya “terserahlan suka-suka kamu ren yang penting kamu suka”batinku “besuk mamy maen lagi emm anak anak ganteng ini mau di bawakan apa?” Tanya reni kepada anak -anakku “es cream” jawab dio “coklat” jawab dida. “Ok besuk mamy belikan es cream sama coklat anak mamy yang ganteng sekarang cium mamy dulu” ucap reni seraya membukukan badannya dio dan dida pun mencium reni secara bergarian reni pun tersenyum bahagia.” Pulang dulu ya tha” ucap reni sambil mengusap lengan ku enggan melangkah pergi “ iya” jawabku seraya melambaikan tangan. “Ayo dio dida masuk trus bobok ya “ “iya ma” jawab anakku serempak. Merekapun masuk ke kamar, aku pun membereskan ruang keluarga ucapan reni masih terngiang di otakku semoga kamu dapat jalan yang terbaik ren ucap q dalam hati
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD