Pintu kamar Sani diketuk dari luar. Sani yang sedang duduk santai di pinggir tempat tidur langsung bangkit dan membuka pintu. Betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu—Lita. Sahabatnya itu tersenyum lebar, lalu tanpa banyak bicara langsung memeluk Sani erat-erat. “Lita? Ya ampun!” seru Sani yang masih belum percaya, tapi langsung membalas pelukan itu dengan hangat. Begitu pelukan itu terlepas, Sani segera bertanya dengan ekspresi penuh heran, “Kamu kenapa bisa ada di sini, Lit?” Alih-alih menjawab langsung, Lita justru menggandeng tangan Sani masuk kembali ke dalam kamar. Setelah pintu tertutup, keduanya duduk berdampingan di sofa kecil yang ada di sudut ruangan. “Kamu pasti kaget dengar jawaban aku,” ucap Lita sambil tersenyum. “Aku bisa ke sini karena Tua

