BAGIAN 14

1823 Words

"Kenapa, Va? Ada masalah apa kok wajahmu mendadak tegang begitu?" Arumi mengernyitkan dahinya menatapku. "Nggak. Biasalah si biang kerok," sahutku asal. Arumi tahu siapa yang kusebut biang kerok itu, justru dia yang memberi julukan spesial untuk perempuan itu. "Ngomong apa dia? Sini biar aku yang balas. Aku lawan yang sepadan buat dia. Biar aku maki-maki saja perempuan tak tahu diri itu. Ngapain coba terus-terusan neror kamu. Sengaja buat kamu cemburu begitu?" sahut Arumi dengan kekesalannya lalu meminta handphone di tanganku. "Sudah nggak apa-apa, Mi. Aku bisa handle sendiri masalah ini." Aku hanya tersenyum tipis, lebih tepatnya memaksa bibirku untuk tersenyum. "Aku antar kalian pulang saja ya?" Mas Zain mengulang tawarannya. Mungkin karena melihatku dan Arumi belum juga mendapatk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD