Bab 14.3 : Keluarlah Dari Zona Nyamanmu, Yakin Mau?

1369 Words
Ketika semuanya menjadi 'salah' dalam hidup Anda - Bekerja lebih keras. Jatuh Lebih Keras. Bekerja lebih keras lagi. Jatuh lebih keras lagi. Dalam proses ini - Anda akan menyadari bahwa fase 'salah' dalam hidup Anda sebenarnya adalah 'benar'. "Ketika semuanya menjadi 'salah' dalam hidup Anda - Anda hanya memiliki satu opsi - bertumbuh. Untuk menjadi lebih kuat dari orang lain di luar sana. Tidak ada pilihan selain berhasil. Berdoalah agar Anda jatuh sedalam itu."- kevriawan, 2020    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =    Bab 14 : Keluarlah Dari Zona Nyamanmu, Yakin Mau?   Memang tak ada salahnya kita menikmati zona nyaman. Akan tetapi kita juga harus tahu time line-nya dan sampai di mana ujung jalannya …. Agar kita masih punya waktu untuk mempersiapkan diri. Sedia payung sebelum hujan, bukan sedia payung karena hujan ….     Setiap manusia punya perspektif masing-masing tentang apa itu zona nyaman dan apa itu kenyamanan. Bagi gue sendiri, zona nyaman itu adalah zona dimana gue bisa bebas mengeksplorasi dan mengeksekusi setiap ide, pikiran dan perasaan saya menjadi sebuah karya yang bisa bermanfaat untuk banyak orang. Dan zona ini tidak bisa gue dapatkan dan rasakan tanpa adanya pengorbanan ---- and yeah, semua butuh pengorbanan.   Jika menurut lo, yang juga seperti Bang Suga katakan tadi, kalau arti kenyamanan itu harus dinilai dengan banyaknya uang, ya maaf, berarti kita sangat berbeda perspektifnya tentang apa itu sebuah Kenyamanan. Mungkin saja diluar sana ada orang yang malah merasa berada di zona nyaman bekerja di bawah perintah atasan dan sesuai SOP perusahaan.   Mungkin…   Bagi sebagian orang di luaran sana, mendapatkan gaji besar dan semua fasilitas perusahaan yang begitu banyak orang idam - idamkan. Mendapatkan jabatan yang sangat "mentereng" dan bisa dengan mudah memerintah begitu banyak orang. Mungkin saja ada orang yang hidupnya merasa semakin nyaman seperti itu, tapi kalau gue sih kayaknya enggak. Lalu pertanyaannya berikutnya adalah, mengapa ada orang yang merasa nyaman dan tidak? Simpel sangat, genks! Karena hidup ini memang harus berbeda - beda. Satu hal yang pasti adalah gue enggak sama. Lo juga bukan makhluk yang sama. Pemikiran kita berbeda, apa itu juga belum cukup menjelaskan betapa berbedanya manusia satu sama lain?   Benua saja diciptakan Tuhan berbeda-beda, ada Asia, Amerika, Eropa dan lain sebagainya, apalagi sebuah ciptaan yang disebut "manusia", pasti berbeda - beda juga bentuk, sifat, pikiran dan karakternya.   Jangan disamakan…   “Jadi, sekarang … kenyamanan seperti apa yang lo maksudkan itu, Bang?” Gue berbalik, bermaksud bertanya pada Bang Suga soal perspektif kenyamanan menurut dia. “Kriteria mana yang membuat lo menjadi manusia yang nyaman, dan kalau lo udah ada di dalamnya, apa lo yakin bakalan sanggup keluar untuk berpindah lagi?”   Iya, tadinya gue mau nanya gitu. Tapi Bang Suga udah molor duluan. Nah, jadi maksud dari keluar dari zona nyaman ini tidak berarti lo harus keluar dari pekerjaan lo sekarang. Jika lo sudah bergaji Rp 150 juta sebulan, uang sekolah kedua anak ditanggung, biaya perawatan RS untuk lo-istri-anak  ditanggung oleh asuransi non-BPJS, belum lagi dapat fasilitas mobil dan supir pribadi, plus bonus keuntungan perusahaan, bonus kinerja, bonus pencapaian target, THR, maka nikmat apalagi yang kaudustakan? Haruskah kita tetap 'ngotot keluar dari zona nyaman'? Nah, ini pertanyaan yang agak tricky. Tapi mari kita bahas.   Pendapat ini dikutip dari Ari Yanto di quora (dot) com. Menurut Ari begini gaes .... Beberapa orang hebat memang benar-benar meninggalkan kondisinya yang nyaman, lalu membantu orang-orang yang membutuhkan. Kita terkadang dapat melihat mereka di acara TV Kick Andy. Pengacara Hotman Paris juga bisa digolongkan demikian. Mereka-mereka ini biasanya sudah tidak lagi tertarik oleh dunia materialistik karena memang sudah terpenuhi secara material. Walaupun memang, selalu ada pengecualian, misalnya ini: Kisah Imas Masitoh Berjualan Keset untuk Hidupi 130 Anak Asuh. Tetapi intinya, mereka adalah orang yang tak lagi memandang materi, karena hanya mencari aktualisasi dari dirinya. Di dalam piramida, mereka ada di puncaknya, artinya tak banyak yang bisa melakukannya. Sekarang kalau begini, walau tidak keluar dari zona nyaman, tetapi malah dikeluarkan dari zona nyaman, apa gag sakit? Bahkan jika semuanya memang serba konstan pun, jika harga barang merangkak naik, apakah itu berarti anda perlahan-lahan menurun? Bahkan jika harga barang tidak naik pun (seperti di Jepun), seiring bertambahnya usia, anda membutuhkan suplemen lebih, apa itu namanya anda perlahan menurun? OK, anda tidak mau menambah pengeluaran, tapi dengan bertambahnya usia, bukankah artinya produktivitas anda menurun? Hidup ini hanya ada 2: naik atau turun. Tidak ada yang namanya stabil. Stabil itu hanya ilusi. Makanya orang Jepun selalu ribut sama yang namanya kaizén. Kaizén, kaizén, kaizén, terlalu fokus sama kaizén secara konstan, ya akhirnya turun juga. Di bagian akhir, akan saya jelaskan bagaimana kita bisa keluar dari zona nyaman. Tetapi sebelumnya, saya akan jelaskan terlebih dahulu, mengapa kita harus keluar dari zona nyaman? Jaman dahulu, jika ingin menelpon interlokal, kita harus menelpon operator untuk menyambungkan / menghubungkan. Sekarang, bahkan menelpon internasional pun tinggal pencet, semuanya serba otomatis tersambung ke nomor tujuan. Selera pasar dapat berubah. Ada yang perubahannya cepat (misal : es kepal MILO) ataupun lambat. Tentu kita masih ingat trend beberapa waktu silam, yaitu trend batu akik. Banyak orang yang menjadi kaya mendadak karenanya. Tetapi ada juga yang lengah, sempat kaya lalu jatuh miskin lagi. Kenapa? Karena orang-orang sekarang sukanya sama janda bolong.   Banyak pula contoh yang lain. Teman kuliah saya berhenti kuliah karena memilih menjalankan bisnis wartel dan warnet. Memasuki millenium 2000, perlahan-lahan, warnet mencapai puncaknya pada tahun 2005 selama beberapa tahun, lalu mulai meredup dan sekarang ibaratnya hidup segan mati tak mau. Sedangkan wartel, bisa dibilang sudah mati total. Untungnya teman saya memiliki insting bisnis yang bagus.   Saya pernah lumayan dekat dengan keluarga besar Sampoerna, dan belajar banyak hal dari mereka. Satu hal yang saya kagumi dari bos rokok Sampoerna adalah 'keberaniannya' untuk menjual sebagian besar sahamnya (saya lupa persis nilainya, mungkin 80 - 85% total kepemilikan) kepada PMI (Philip Morris International) pada awal 2005. Padahal, penjualan rokok Sampoerna terus mengalami kenaikan dari tahun 2000 - 2004 (pasca resesi 1998 - 1999). Sebuah keputusan yang sangat disayangkan oleh banyak pihak. Tetapi, memang benar, pengusaha sejati adalah mereka yang bisa 'melihat' masa depan. Tahun 2008 pemerintah mulai serius membatasi konsumsi rokok (perhatikan tulisan saya, yang dibatasi adalah konsumsinya, bukan produksinya) dengan menaikkan cukai, membuat UU, dan membuat gambar seram itu. Dalam hal ini, bos Sampoerna tidak terlena dan 'bersedia keluar dari zona nyamannya'. Jadi, menurut saya, kita memang harus keluar dari zona nyaman. Mengapa-nya sudah disebutkan tadi. Nah, tapi apakah anda tahu, APA yang dimaksud dengan keluar dari zona nyaman? Keluar dari zona nyaman berarti anda menikmati dan mensyukuri segala yang anda miliki, raih, dan dapatkan ; tetapi tidak berarti anda menjadi terlena di dalamnya. Bahasa gampangnya adalah MAWAS DIRI. Mengapa? Karena dengan adanya PERUBAHAN, suatu saat dapat menyebabkan kita kehilangan apa yang kita miliki. Jadi, jika kita kehilangan yang kita miliki, akankah kita menjadi lebih baik atau lebih memblé?   Sejarah selalu mengajarkan kita banyak hal, bahwa kita memang harus keluar dari zona nyaman. Tapi, ingat, gue tidak menyuruh lo yang memiliki pekerjaan dengan gaji bagus untuk keluar dari pekerjaan anda. Saya hanya mengingatkan, kalau perubahan itu ada, dan berbahaya. Lalu, bagaimana caranya agar anda bisa keluar dari zona nyaman? Berikut adalah beberapa caranya : selalu bersyukur atas semua yang kita terima dan milikisadarilah bahwa semuanya bersifat sementara, karena milik kita dalah titipankembangkanlah terus potensi diri yang kita milikibuka mata dan telinga lebar-lebar terhadap dunia luarperbaharuilah diri anda dengan informasi yang faktual, banyak-banyaklah membaca, dari media apapunberinteraksilah dengan banyak orang, dari latar belakang (ekonomi, sosial, pekerjaan) yang beragamusahakan untuk belajar suatu hal yang baru, sehingga anda memiliki beberapa keahlian yang berbedaluangkanlah waktu untuk merenung, mengkhayal sedikit juga tidak apa-apaberusaha untuk berkreasi / mengkreasikan suatu hal barupilihlah jalur tersulit yang hanya sedikit orang bisa melakukannyajadilah seseorang yang melek finansial (has financial literacy) * * * * *   to be continued * * * * *   By the way, kalau kalian merasakan sama seperti apa yang Jono rasakan, boleh banget langsung di tap LOVE nya gaes. Atau bisa juga kalau kalian mau add cerita ini ke library atau perpustakaan. Supaya kalau next time saya update, kalian enggak ketinggalan beritanya, hihiw~ Oke deh, kalau gitu see you in the next chapter ya!   Bye ....     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD