Bab 4.1 : Mana Ampas dan Mana Emas

1327 Words
  Kalau ada sumur di ladang boleh lah kita menumang mandi, kalau ada bacot yang suka nyalang - nyalang, udah lah mending lo kasih biar sadar diri - kevriawan, 2020    = = = = = = = = =  = = = = = = = = = = = = =  Bab 4 : Mana Ampas dan Mana Emas   Baru kemarin gue sok bijak dengn segala upaya untuk menjelaskan esensi pertemanan yang sesungguhnya. Baru kemarin juga gue merasa bahwa hari itu berjalan dengan baik - baik saja. Tanpa ada feeling negative, gue menjalani hari dengan biasa. Kebetulan, gue enggak patah hati. Mungkin libur dulu. Tapi ternyata semua itu enggak berlaku dalam waktu yang lama. Karena setelah semua yang berlalu, nyatanya hari ini hati gue dipatahkan untuk kesekian kalinya oleh dunia yang kejam ini.   Kadang gue berpikir bahwa gue ini lemah banget, tapi, ya … mau gimana lagi. Bukan berarti gue enggak berusaha untuk jadi kuat. Namun, faktanya selama ini gue hanya berpura - pura kuat. Gue enggak malu mengakui fakta itu, genks. Karena apa? Karena gue masih manusia. Dan merasa patah hati pada hal - hal kecil adalah yang yang wajar. Sebagai manusia gue hidup, bernapas, berpikir, melakukan banyak hal. Semua itu sudah pasti secara sadar atau enggak membuat gue memikirkan dan merasakan banyak hal.   Gue yakin kalian juga merasakan hal yang sama. Yaitu ketika kepala kalian dipenuhi oleh ini - itu atau itu - ini, dan segala t***k bengeknya. Tapi in the end tetap enggak bisa melakukan apa - apa. Dan gue yakin banget, jauh di dalam lubuk hati kita yang terdalam, kita menginginkan perubahan. Hanya, terkadang dunia bahkan enggan membantu kita untuk berubah. Hayo, benar apa benar?   Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Eaaa! Artinya enggak ada yang sempurna di dunia ini. Bahkan gue yakin banget kalau seorang cewek maha tjantek nan gumush nan sempurna macam Song Hye Kyo sekali pun … doi pasti  masih ngupil dan kentut. Seperti yang sering banget kita dengar, manusia punya rencana tapi pada akhirnya Tuhan lah yang menentukan segalanya. Uhuy, asoy banget kagak tuh kalimat gue, wkwk!   By the way, kalimat yang sudah membuat gue patah hati ini berasal dari temen gue sendiri, genks! Tapi karena ini aib, jadi gue enggak boleh menyebutkan namanya. Karena biar bagaimanapun doi ini termasuk salah satu kawan baik gue. Baik banget lah pokoknya. saking baiknya sampe kadang gue ngebet banget pengin nyentil ginjalnya atau mengepang ususnya. Ya, tapi gue paham kalau kalian pasti kepo. Oke lah, gue kasih sedikit bocoran. Sebagai inisial, mari kita panggil saja si J. Lalu huruf selanjutnya ada u, k, i. Jadi, kalau dibaca lengkap JUKI. Oke Skip.    “Juk, kayaknya gue bakalan masuk PT. Kuda Terbang, deh. Tes interview yang kemarin datang ke kampus lumayan gampang. Gue merasa bisa.”   Ini adalah kalimat yang gue lontarkan ke di J --- yang namanya gue sensor dulu --- saat kampus gue mengadakan walk in interview. Memang, sih, gue baru semester dua. Walaupun diterima juga buat apa, ya, kan … pasti gue tolak. Tapi bukan penolakan dari PT. Kuda Terbang yang membuat gue sakit hati sampai rasanya pengin ngepang ususnya Juki. Eh, maaf keceplosan. Maksudnya gue si J. Ingat ya … gue lagi nyeritain si J, bukan Juki. Titik.   “Ah, orang kayak lo apa juga dibilang gampang. Segala kebo kawin juga lo bilang gampang misahinnya. Liatin aja, entar juga melempem. Kagak bakalan, Jon, lo diterima sama si PT. Kuda Terbang. Ngapain banget mereka menerima orang kagak guna macam lo. Bisanya cuma mantengin muka Bae Suzy doang.”   Jleb.   Iya, serius. Disitu gue merasa jleb. Gue bold, deh, biar agak drama.   Ya, gini sebenarnya. Gue juga memang enggak berharap banget lolos interview dan tes dari PT. Kuda Terbang. Lagi pula gue masih maba. Piyik banget. Terlalu dini buat gue berharap diterima oleh perusahaan sebagus itu. FYI, PT. Kuda Terbang ini perusahaan multi sektor yang memimpin berbagai produk unggulan di lima benua. Bayangin, gaes … lima benua! CEO-nya masih muda dan ganteng banget, namanya Bang Kev. Inspirasi semua anak muda. Ahay!   Nah, permasalahan utama di sini bukanlah fakta gue enggak akan diterima kerja atau kenyataan kalau gue emang doyan mantengin muka Bae Suzy. Melainkan ucapan Juk, eh, si J maksud gue. Yang mana di hati ini terasa tajam banget. Menusuk, woy, kayak istri - istri kalah saing dari pelakor ku menangis yang ada di mega sinetron ikan terbang.   “Yaelah Juk, sensi bener lo sama gue. Sensitif udah macam p****t bayi!” akhirnya gue melontarkan  tanggapan yang agak nge-gas. “Tajem bener omongan, udah kayak lidah mertua.”   “Ah, kayak tau aja lo tajamnya lidah mertua. Calon aja kagak punya.”   “Bazeng!!” Gue menggeplak kepala si Juk … eh, si J. “Suka bener kalo ngomong.”   “Udah, deh, enggak usah pake murung segala Jon. Muka lo enggak ada pantes - pantesnya di melas - melasin kayak begitu. Gue khawatir, nanti anak - anak kampus pada auto ngumpulin sumbangan.”   “Hah, buat apaan?”   “Buat nyumbang muka lo yang berantakan!”   “Syaland!”   Kan, kan, kan … lo, lo pada lihat sendiri, kan, kalo si J ini emang kurang ajar pangkat tiga belas. Nih, genks! Gue kasih tempe, eh tahu, ya … bukan berarti gue ini makhluk serius yang setiap detik mukanya horror macam karyawan akhir bulan yang telat gajian. Kaum - kaum yang duit udah tiris, mepet pake banget. Andai pun dompet kelihatan tebal … percayalah isinya kagak bisa dipake buat belanja. Kadang, saking lieur-nya sampai enggak bisa bedain mana struk belanja bekas dan mana yang dua ribuan.   Namun, meskipun gue adalah tipe orang ganteng yang humoris, bukan berarti gue enggak punya hati yang bisa patah kapan saja. Serius, sometimes gue herman, eh, heran banget sama orang - orang yang selalu menganggap orang lain akan baik - baik saja dengan candaan mereka yang tanpa melalui proses filter atau penyaringan. Muke gile, lo pada minum teh tubruk aja ogah pakai ampasnya, makanya disaring dulu. Nah, ini … urusannya sama hati dan perasaan manusia, tapi lo bisa dengan mudahnya bilang bahwa semua itu cuma bercanda? Are you really kidding me, man?   Bagian mana yang lo, lo, lo, dan lo pada sebut sebagai candaan, ketika diam - diam ada hati yang patah karena ucapan ampas lo itu?   Gue yakin, seyakin yakinnya orang yakin … bahwa lo semua pasti pernah patah hati karena ucapan ampas temen lo sendiri. Kadang bukan karena yang lo lakukan salah. Hanya, entah dari mana asalnya, siapa yang duluan memulai atau entah di mana sumbernya. Tapi yang jelas pakem seperti ini terus menerus terjadi. Gue juga kurang paham, di mana letak duduk permasalahannya. Di mana titik jenuhnya. Siapa sih, orang bangsul yang pertama kali membenarkan perilaku seperti itu? Percaya atau pun enggak, sejak kata baper muncul ke permukaan dunia, lalu mulai eksis dan menjadi viral tiba-tiba, sampai akhirnya masuk KBBI. Sejak saat itu seolah kita semua dipaksa untuk menjadi orang yang perasaannya mati.   Menjadi orang yang enggak boleh marah kalau dihina dengan keterlaluan dengan dalih bercanda. Menjadi manusia yang menutup sebelah mata ketika mendapatkan perlakuan tak adil. Banyak orang yang dengan semena - mena bersembunyi dengan aman dan nyaman dibalik kata baper. Seolah, apa yang mereka lakukan itu murni candaan, atau minimal sesuatu yang enggak serius, yang tak perlu ditanggapi berlebihan. Semua orang seolah buta dengan fakta bahwa memiliki perasaan adalah hakikat yang murni sebagai manusia.    “Yaelah, udah, Jon! Jangan baper!”   Ini masih lanjutan percakapan gue dengan si J tadi. Gue sempat merajuk dan ogah menyahuti panggilan dia beberapa kali, sehingga akhirnya terlontar kalimat itu. ‘Yaelah, udah, Jon. jangan baper.’ ---- sesederhana itu kalimatnya, dan gue malah merasa semakin enggak dihargai oleh cecunguk satu ini.   “Sebagai manusia kita itu enggak boleh terlalu sensitif. Ah, lo mah gitu aja dibawa baper. Jangan baper - baper, ntar cepet kurus.” tandasnya lagi.   “Emang sebagai manusia, salah kalau gue menunjukkan sedikit perasaan?”   “Bukan salah, tapi enggak perlu.”   “Oh,” gue berdecih kemudian. * * * * *  to be continued * * * * *    By the way, kalau kalian merasakan sama seperti apa yang Jono rasakan, boleh banget langsung di tap LOVE nya gaes. Atau bisa juga kalau kalian mau add cerita ini ke library atau perpustakaan. Supaya kalau next time saya update, kalian enggak ketinggalan beritanya, hihiw~ Oke deh, kalau gitu see you in the next chapter ya!   Bye ....   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD