Biarkan Aku di Sisimu

919 Words
Beberapa menit kemudian, Jason mencoba mencairkan suasana dengan menawarkan minuman pada Cherise. “Aku ambilkan minum ya?” tanyanya sembari berjalan meninggalkan Cherise. Ia tahu pasti wanita itu terkejut dengan perkataannya tentang kekasihnya, namun apa yang bisa mereka lakukan? Tak ada yang mampu memutarbalikkan waktu. Dunia Jason terus berputar, sementara Cherise masih berdiri di titik yang sama. Dalam masa lalu yang telah Jason tinggalkan. Jason tahu tak mudah menerima semua itu. Jason sendiripun tak langsung bisa berjalan menjauh dari kenangan yang ada, hingga saat ini ia masih kerap kembali ke titik yang sama, mengenang apa yang telah hilang darinya. Ia tahu benar, sekeras apa pun ia menyangkal, yang telah hilang tak ‘kan bisa kembali lagi. Cherise berlari ke arah Jason dan memeluk erat tubuh lelaki itu dari belakang. Tubuh lelaki itu menengang saat menerima pelukan Cherise. Cherise tak mau dan tak bisa menerima apa yang telah hilang darinya. Tak adil rasanya, bagaimana ia masih terjebak di tempat yang sama, sementara Jason telah pergi menjauh darinya. Ia hancur. Rasa sakit di d**a, membuatnya tak mampu menahan tangis yang memberontak untuk dikeluarkan. Ia tidak tahu mengapa Tuhan menghapus ingatannya dan alas an kenapa ia harus kehilangan lima tahun ingatannya yang sangat berharga itu. Seharusnya tahun-tahun kebersamaan mereka terasa indah, kenapa ia mampu mengenyahkan kenangan indah itu dalam sekejap? Apakah dirinya melakukan kesalahan, hingga Jason memilih pergi? Ingin rasanya mengulang kembali waktu yang sudah dilewatkannya, memperbaiki semua kesalahan dalam rumah tangga mereka, dan ia tidak ingin bercerai dari Jason. Ia tidak ingin bercerai dan tidak mengetahui apa penyebab perceraian mereka, tidak mengetahui apa pun seperti ini membuat hatinya hancur dan tersakiti. “Mengapa kita bercerai, Jason? Kenapa Jason? Apa kita memang harus bercerai? Kenapa memilih jalan seperti ini untuk mengkahiri apa yang ada di antara kita?” Cherise terisak. Hanya Tuhan yang tahu betapa hancur hatinya saat ini. Jason tersenyum tipis, ia membalik tubuh, mengusap air mata Cheris, lalu menangkup wajah mantan istrinya itu dengan kedua tangannya. “Karena terlalu sulit bagi kita untuk bersama, Cher,” ucap Jason lirih. “Aku nggak mau seperti ini, Jas. Katakan padaku alasan perceraian kita?” Cherise kembali memeluk lelaki di hadapannya, ia menenggelamkan wajahnya pada d**a bidang Jason dan semakin mengeratkan lingkaran tangannya pada pinggang lelaki itu. Jason hanya terdiam, ia tidak tahu dari mana ia harus memulai semua kisah menyakitkan tentang mereka. Mungkin memang ini bentuk cinta Tuhan untuk Cherise. Menghapuskan kenangan yang hanya membuat mereka terluka, namun untuk apa wanita itu menginginkan kembali sepotong kisah yang menyakiti dan menghancurkan apa yang ada di antara mereka? Tidak menerima respon apa pun dari Jason, membuat Cherise melepas pelukan mereka, ia menatap sendu lelaki itu. “Aku mau tinggal di rumah ini. Aku mohon biarkan aku tinggal bersamamu, Jason. Aku nggak mau terbangun di apartemen yang terasa begitu asing dan aku nggak mau tinggal di tempat yang nggak ku kenal. Aku mohon, Jason. Biarkan aku di sini, bersamamu.” Cherise menatap Jason memohon. Tangisnya pecah, ia kembali memeluk tubuh lelaki itu dan menangis histeris di dalam pelukkan Jason. Jason menghela nafas panjang dan memeluk tubuh Cherise, ia tidak ingin wanita itu menangis lagi. “Baiklah, Cherise. Kamu boleh tinggal di sini bersamaku. Jangan nangis lagi ya,” Jason mengusap puncak kepala Cherise. Cherise mengangguk pelan. Jason menangkup wajah Cherise dengan kedua tangannya dan tersenyum menenangkan. Keduanya saling bertatapan dalam diam. Cherise tak mengerti mengapa waktu mengambil paksa semua yang ia miliki. Mengapa lelaki yang berada di depannya itu secara tiba-tiba bukan lagi miliknya. Ketakutan memenuhi setiap relung hati Cherise. Ia takut akan dirinya sendiri dan merasa begitu kesepian. Ia bagaikan wadah kosong, tanpa mengetahui apa yang terjadi pada lima tahun kebersamaan mereka itu. Walaupun kenyataan mengatakan bahwa mereka telah bercerai, tapi perasaan cinta di hatinya tidak pernah memudar, perasaan itu masih sama seperti saat pertama kali mereka menjalin kasih. Ia ingin mencari tahu mengapa mereka bercerai, ia tidak tahu apa yang membuat cintanya berkurang, dan memilih jalan perceraian untuk mengakhiri pernikahan mereka itu. Cherise meringkuk di tempat tidur berukuran king. Ia memeluk lututnya dengan cemas, merasa kerdil, dan begitu menyedihkan. Semua hal yang terjadi semenjak ia membuka mata terasa tidak benar. Dirinya masihlah dirinya yang dulu, hanya Jason dan hubungan di antara mereka yang telah berubah. Buktinya, ia tak mampu berjauhan dari lelaki itu. Selama ini, ia selalu menikmati aroma tubuh Jason untuk terlelap, menikmati kehangatan yang dibagi oleh lelaki itu dan tidurnya terasa nyaman dengan pelukan lelak itu di sampingnya. Tanpa sadar, ia tidak dapat tidur tanpa lelaki itu disampingnya. Cherise membalikkan tubuh ke kanan dan ke kiri, tapi rasa kantuk belum juga menghampiri. Sungguh lelaki itu terlalu memanjakannya, hingga Cherise merasa begitu bergantung pada Jason. Bayangkan, bagaimana ia bisa hidup tanpa lelaki itu di sisinya? Namun dengan anehnya, mereka malah bercerai. Tidak masuk akal!  Cherise berdiri dari tempat tidur yang terasa kosong, lalu melangkahkan kaki keluar dari kamar. Mungkin mencari udara segar, mampu membuatnya tertidur. Ia menuruni anak tangga perlahan, dan terkejut saat menemukan Jason yang tengah tertidur pulas di sofa yang terletak depan televisi layar datar.  Ia berjalan menghampiri Jason, menatap sendu lelaki yang bukan lagi miliknya. Air mata kembali membasahi pipinya. Ia menarik bangku kecil dan menempatkannya di hadapan sofa. Dalam diam, ia menikmati ketampanan Jason, lelaki itu masih sama dengan saat terakhir ia mengingatnya. Alis tebal, rahang kokoh, hidung mancung, bibir tipis, dan tatapan lembut yang selalu ia berikan untuk Cherise. Cherise mengelus lembut wajah Jason, sedetik kemudian menempatkan kepalanya pada bahu Jason dan memeluk erat lengan lelaki itu. Ia menghirup aroma tubuh Jason yang begitu ia rindukan. Menikmati sedikit kehangatan yang ia curi dari lelaki itu, hingga akhirnya rasa kantuk datang menghampiri. Berada di dekat lelaki itu membuatnya merasa nyaman dan juga aman. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD