Ia menangis di sepanjang jalan. Fasha tak bisa menahan dirinya. Ia terisak kencang. Ada rasa marah dan kecewa yang ia rasakan atas ucapan Pandu tadi dan juga perlakuan lelaki itu. Ia tak tahu kalau hari ini justru menjadi hari akhir. Kalau ia berpikir mundur lagi, ia memang mulai merasa asing dengan sosok Pandu yang menurutnya berubah cukup banyak. Ia menarik nafas dalam. Ia tak pernah sampai menangis seperti ini. Karena tangisannya benar-benar tumpah ruah tanpa ia bisa tahan. Dulu, patah hatinya juga perih. Tapi ia tak sampai menangis seperti mengiba. Ia semapt berhenti dulu sebentar karena tangisan dan air mata ini turut mempengaruhi konsentrasi dan penglihatannya terhadap jalanan di depan mata. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya jika ia tak bisa fokus pada jalanan? Sudah patah ha

