Pembicaraan Liam Dengan Ibunya

1000 Words
"Memikirkan umur yang semakin bertambah membuatnya harus bingung memilih apa." **** Liam sedang menelepon ibunya. Hal yang sama ditanyakan berulang kali kepada Liam. "Kapan jadi nikahnya,Le?" tanya Ibunya kepada Liam. Karena Liam berasal dari jawa makan ibunya selalu memamggilnya dengan sebutan 'le'. "Anaknya masih mau kuliah dulu katanya buk. Belum Mau Menikah," jawab Liam. "Berarti anaknya masih muda? Kalau masih muda ya biarin aja dia kuliah dulu kamu enggak usah ganggu. Ibu ada anaknya temen kamu enggak mau kenal di ta?" "Belum kepikiran, buk. Lagian 'kan Liam juga baru kerja. Masih nabung buat beli rumah juga apa enggak nanti-nanti dulu lah bu." "Ya terserah kamu ae Le. Cuma 'kan lihat anaknya bu Kasmi si Brian udah nikah padahal tuaan kamu." "Ya jodohnya dateng cepet, buk. Aku kan Belum dikasih jodohnya." "Ya makanya, Ibuk kenalin sama anak Ibuk jadi kamu bisa nikah Ibuk malu loh Le ditanyain kapan anaknya nikah mulu. Dikira enggak laku anaknya Ibuk." "Ibuk ini doanya jelek banget. Yaudah buk aku mau kerja dulu nanti telepon lagi ya kalau senggang." "Halah kebiasaan kamu. Pasti kalau ditanya Ibuk kapan nikah selalu pergi." "Enggak buk, beneran ini dipanggil sama atasannku. Udah dulu ya buk, Assalamualaikum...." "Yowes iya. Waalaikumsalam," jawab Ibunya. Liam langsung mematikan teleponnya saat ibunya sudah menjawab salamnya. "Huftt...." Liam menghembuskan nafasnya. Dia juga ingin menikah tapi Kayla masih harus fokus dengan kuliahnya tahun ini sedangkan jika dia menunggu Kayla waktunya tidak akan sebentar. ...... Hari minggu tiba seperti biasa Liam menjemput Kayla di rumah untuk mengajak gadis itu liburan. Liam bertemu dengan sang nenek yang sudah akrab dengan Liam. "Assalamualaikum, Nek. Sehat?" "Alhamdulillah, nak Liam sehat. Kamu sendiri gimana? Sehat?" "Alhamdulillah sehat juga, Nek. Nek, Kayla udah siap?" "Udah kayaknya. Mau kemana hari ini?" "Jalan-jalan aja Nek buat refreshing." "Oh yaudah kalau gitu hati-hati." "Oh iya sampai lupa ini Liam bawa donat, Nek. Tadi, beli di depan." "Ah kamu ini repot-repot kalau ke sini." "Enggak repot kok, Nek." "Yaudah makasih, ya." "Wah apaan itu?" tanya Kayla yang baru datang di belakang neneknya. "Donat kamu mau?" "Em kayaknya enak. Tapi, buat nenek aja deh. Aku mau pergi sekarang aja Nek," ucap Kayla kepada neneknya. "Ini enggak mau?" "Nenek makan aja nanti aku bisa minta Liam beliin lagi kok, ya enggak sayang?" "Hmmm...." "Ih enggak ikhlas banget." "Udah yuk ah keburu siang panas nanti," ucap Liam kepada Kayla. "Yaudah. Nek aku berangkat dulu ya," pamit Kayla kepada neneknya. Walaupun neneknya sudah tua tapi badan neneknya masih segar alhamdulillahnya. "Nek berangkat dulu ya," pamit Liam juga. "Iya kalian hati-hati ya...." "Iya, Nek. Assalamualaikum...." "Waalaikumsalam...." Mereka bersalaman sebelum akhirnya mereka langsung pergi. "Mau kemana kita, Li?" "Ke puncak aja yuk, refreshing." "Enggak kejauhan? Nanti kalau macet gimana?" "Enggak kayaknya masih pagi juga." "Yaudah seterah kamu aja. Tapi, pulangnya nanti jangan malem-malem kasihan nenek nunggunya." "Iya-iya...." ..... Sampai di puncak sudah menunjukkan pukul 12 siang. Liam dan Kayla memutuskan untuk solat zuhur lebih dulu dan kemudian makan siang. "Li, mana jadi enggak kenal sama orang tua kamu?" "Udah kamu fokus aja mau kuliah dulu." "Iiih 'kan cuma mau kenal dulu aja masa enggak boleh. Atau sama adek kamu kek." "Kalau ama adek aku nanti malah aku diledekim terus." "Ya yang diledekin Kan kamu." "Udah ah nanti aja." "Ish, Li. Aku cuma mau kenal aja. Masa kamu kenal nenekku. Kenal temen-temenku sedangkan aku enggak kenal keluarga kamu ataupun temen-temen kamu. Kalau masang status di HP kamu, kamu udah panik duluan. Apa ada orang lain yang takut kamu punya aku?" "Kamu ngomong apa sih, orang Kan aku juga sama kamu terus." "Ya habisan kamu enggak pernah publish aku. Emang kamu malu apa sama orang-orang punya aku?" "Enggak. Udah aku enggak mau ganggu kamu kuliah dulu. Kamu enggak usah mikir aneh-aneh ah." "Tapi, kamu enggak sayang sama aku." "Iya sayang...." "Kalau sayang kenapa aku enggak dikenalin ke keluarga kamu ish. Aku berada jadi selingkuhan kamu tahu enggak diprivasi terus kamu malu apa punya aku?" "Kamu ngomong apa sih, udah ah enggak usah dibahas." "Tapi, Kan aku cuma mau kenal sama orang tua kamu aja kenapa enggak boleh." "Orang tua akukan di kampung sayang, gimana kenalnya. Jauh, nanti kalau udah waktunya kenal kok." "Bohong. Telepon Kan bisa minta nomornya Kan bisa tapi kamu enggak pernah kasih kamu cuma bilang besok-besok terus aku ini sebenernya dibutuhin kalau kamu mau doang ya? Pas kamu enggak mau kamu cari yang lain." "Enggak gitu, sayang. Cuma Kan emang keluarga aku enggak mau ganggu kuliah kamu dulu. Katanya mau kuliah, mau karir yaudah fokus aja sama tujuan kamu." "Ya enggak gitu, akukan cuma mau kenal aja kenapa sih enggak boleh. Mana Sini nomornya." "Iya lain kali ya. Enggak sekarang." "Omongan kamu selalu kayak gitu, Liam. Aku capek dengernya, kalau malu bilang. Terus udahin aja hubungan enggak jelas kayak gini." Kayla semakin menggebu-gebu kesalnya. Dia selama ini dianggap apasih oleh Liam. Kenal keluarganya saja tidak boleh. Kayla benar-benar merasa jadi selingkuhan saat ini. "Sayang kita Kan mau refreshing udah enggak usah aneh-aneh deh." "Enggak usah. Anter aku pulang." "Tapi, Kan kita baru sampai di sini, Belum jalan ke sana kemari udah jauh-jauh, Kay." "Bodo. Kalau kamu masih mau lanjutin yaudah Sendiri aja aku punya uang sekedar buat naik bis pulang." "Kayla jangan gitu dong. Iya nanti aku kenalin tapi enggak sekarang sayang." "Udahlah! Intinya aku tahu kamu emang malu punya aku. Aku itu cuma selingkuhan kamu. Kamu enggak mau publish aku karena ada hati yang kamu jaga Kan!" Kayla bangkit Dari duduknya orang-orang sudah memperlakukan keributan mereka. Liam mengejar Kayla. "Kay, jangan kayak gini dong kamu Kan tahu kita beda umur jauh. Kalau aku ngenalin kamu ke Ibu aku itu artinya hubungan kita udah jauh. Dan aku enggak mau ngancurin cita-cita kamu yang mau kuliah dulu." "Aku cuma mau kenal aja emang salah? Kita deket berapa tahun sih?! Pernah kamu ngenalin aku sama orang tua kamu? Pernah kamu ngenalin aku sama temen-temen kamu? Pernah kamu publish hubungan kita do social media kamu? Cuma aku 'kan? Cuma aku yang ngelakuin kayak gitu sedangkan kamu enggak. Kamu fikir aku cuma pelampiasan kepuasaan kamu doang?!" ......
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD