bc

Langit Sepertiga Malam

book_age12+
89
FOLLOW
1K
READ
love after marriage
goodgirl
drama
bxg
serious
campus
office/work place
first love
spiritual
wife
like
intro-logo
Blurb

Dalam diam, selalu ku langitkan namamu di sepertiga malamku.

Dan dalam hening, selalu ke sebut namamu di setiap doaku.

Tapi, Akankah nama yang sering aku curahkan kepada Rabbku akan menjadi nama yang menjadi jawaban di setiap doaku.

Apakah penantian yang aku tunggu, akan berakhir manis atau malah sebaliknya?

Semua hanya bisa aku serahkan kepada pemilik jawaban atas setiap takdir seorang hambanya yang hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada yang Maha kuasa.

chap-preview
Free preview
Belum Mau Menikah
"Perberdaan umur kadang membuat seseorang jadi bingung harus bersikap seperti apa dengan pasangannya." **** "Kayla makan dulu," panggil neneknya kepada Kayla yang masih berada di kamarnya. "Iya, Nek," jawab Kayla. Kayla hanya tinggal bersama dengan neneknya sejak kecil. Orang tuanya berpisah dan sudah berkeluarga masing-masing dan tidak memperdulikan Kayla. Kayla juga sebenernya tidak mau merepotkan mereka, mereka selalu mengatakan Kayla anak pembawa s**l hinggal Kayla akhirnya lebih memilih tinggal bersama neneknya. "Nek, hari ini aku mau main sama Liam. Nenek enggak papa 'kan di rumah sendiri hari ini?" "Mau kemana memangnya?" tanya neneknya sambil mengambilkan makanan untuk cucunya sarapan. "Mau main, Nek. Setelah pulang kerja nanti." "Yaudah enggak papa." "Makasih, Nek." "Berarti kamu enggak pulang dulu Dari kerjaan?" “Enggak, Nek langsung aja biar pulangnya enggak kemaleman juga." "Yaudah kalau gitu."  Setelah makan, Kayla pamit ke neneknya untuk bekerja. Awalnya setelah dia lulus sekolah dia ingin kuliah lebih dulu tapi karena dia tidak mau merepotkan neneknya akhirnya lebih memilih untuk bekerja dulu setelah itu uangnya ditabung dan bisa untuk kuliah. ..... Kayla sudah pulang Dari kerjanya, Liam juga sudah menunggu di depan parkir kerjanya. "Udah lama nunggunya?" tanya Kayla kepada Liam yang sudah berada di motornya. “Enggak sih, udah pulang nih?" “Iya udah. Mau kemana kita?" "Kamu tadi udah izin ke nenek kita mau pergi?" “Udah kok, kata nenek juga boleh." "Yaudah kalau gitu kita beli makan terus pulang aja gimana kita mainnya di rumah kasihan nenek kamu di rumah sendiri." "Oh yaudah kalau gitu. Berarti kita enggak jadi main nih, ya?" "Lain kali aja, ya. Lagian mendung juga nanti malah keujanan." "Yaudah deh, yuk." Kayla naik ke motor Liam memeluk Liam seperti biasa. Tangannya seperti biasa selalu digenggam erat oleh Liam dan membuat Kayla selalu Senyum-senyum sendiri di belakang untung saja Liam tidak akan melihatnya. "Mau makan di mana?" tanya Liam. "Apa?" "Mau makan dimana?" tanya Liam lebih keras. "Iya...." jawab Kayla yang masih Belum juga dengar apa yang diucapkan Liam. "Iya apa?" tanya Liam lagi sambil tetap fokus menyetir motornya. "Iya, Makan Liammm...." jawab Kayla lebih keras. Memang ya kalau di motor itu berasa ada setan b***k kita nanya apa dia jawabnya apa. Untung Liam sabar. "Mau makan apa Kayla?" ucap Liam lebih keras. "Oh terserah...." Huftt sudah teriak-teriak jawabnya hanya terserah. "Mie ayam aja gimana?" "Mie? Enggak ah aku lagi enggak pengen." "Yaudah bakso?" "Enggak mau juga. Lagi enggak pengen makan bakso-bakso dan sejenisnya." "Yaudah mau makan apa? Nasi goreng? Ayam kremes kesukaan kamu?" tanya Liam lagi. Liam berbicara sudah seperti orang demo, suaranya kencang-kencang karena dia malas mengulang-ulang suaranya. "Terserah kamu aja." Liam berusaha untuk sabar. Sedari tadi Kayla jawab terserah tapi setiap dia menunjukkan sesuatu dia bilang inilah itulah perempuan kenapa ribet sekali hanya tinggal makan. Liam menyingkirkan motornya ke tempat ayam kremes kesukaan Kayla seperti biasanya. "Kok makan di sini?" tanya Kayla kepada Liam. "Tadi kata kamu terserah yaudah aku kira kamu mau makan di sini." "Enggak ah aku lagi enggak pengen makan di sini." "Ya terus maunya di mana lagi?" tanya Liam selalu sabar mengukuti permintaan Kayla. "Ya terserah aku Kan juga enggak tahu." "Kalau kamu enggak tahu ya gimana aku, Key. Kamu bilang terserah tapi setiap aku kasih tahu kamu enggak setuju." "Kok kamu jadi marah-marah sih yakan aku enggak tahu harus makan apa." "Aku enggak Marah sayang, yaudah sekarang kita mau ke mana? Biar aku ikutin mau kamu." Suara Liam memelan semakin dikeraskan Kayla malah semakin jadi. Makanya, Liam memilih untuk mengalah menuruti keinginan Kayla saja. Kayla diam dia juga bingung mau makan apa. Tapi, semua yang ditawari oleh Liam tidak ada yang menarik mana makan dipinggir jalan semua ya bolehlah sekali-kali tapi ya jangan keseringan juga. "Yaudah kita makan di seafood aja aku lagi pengen seafood." Liam sudah menduga kalau Kayla memilih pasti pilihannya kalau tidak ke resto, mcd, atau solaria dan makan yang ada di mall. Tapi, yasudah lebih baik menuruti Kayla Dari pada dia harus berdebat panjang dengan Kayla. "Eh enggak ... Enggak makan seafood ribet pengen makan solaria aja deh," ucap Kayla merubah lagi pilihannya. "Yaudah iya di solaria. Ada lagi enggak yang diubah?" "Enggak kok. Udah pengen itu aja." "Oke, kita ke solaria." ..... Mereka sampai di solaria, sudah memesan makanan dan hanya tinggal menunggu makanan mereka sayang. "Kay, Ibu aku minta hubungan kita lebih serius, Key," ucap Liam. "Emang kita enggak serius. Ini juga serius kok," ucap Kayla sambil memainkan ponselnya. "Maksudnya nikah," ucap Liam membuat Kayla terkejut. "Gila. Yakali aja aku baru lulus tahun kemaren udah disuruh nikah. Sabar kali, Li." "Ya soalnya akukan juga udah berumur Kay. Udah waktunya nikah juga." "Yaudah kamu nikah aja." "Ya sama siapa." "Yaudah sih, Li. Sabar dulu. Aku kenal aja orang tua kamu dulu enggak usah buru-buru nikah juga." "Ya enggak gitu. Kalau kamu emang siap nikah ya aku kenalin ke orang tua aku." "Lah, emang kenalan harus banget nikah? Ya enggak usah lah setidaknya orang tua kamu tahu aku." "Enggak gitu, Kayla." "Yaudahlah difikir nanti aja. Makanan udab dateng tuh kita makan dulu," ucap Kayla memberikan intruksi kedatangan makanan mereka. Liam memilih diam dan menikmati makanannya. Ibunya padahal sudah bertanya kapan dia nikah tapi, Kayla diajak menikah malah seperti it jawabnya. "Makan, Li keburu Dingin enggak enak," ucap Kayla sambil makan makanannya. Liam akhirnya makan makanannya. Setelah selesai makan mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol lebih dulu, "Kenapa sih pengen buru-buru nikah kamu juga baru kerja setahun Belum ada. Rumah juga Belum ada Kan ngapain buru-buru nikah." "Ya akukan emang udah umurnya, Kay." "Yakan kamu akukan masih mau kuliah, masih kejar kedinasan, masih kejar karir kalau aku nikah suruh ngurusin rumah enggak lah capek." "Ya enggak, akukan cari istri bukan cari pembantu. Jadi, kamu masih bisa kok kuliah sambil nikah." "No ... No ... Aku enggak mau nikah muda. Anti namanya nikah muda terus ngurus anak sama suami aduh pusing, Li. Ngurus diri sendiri aja Belum becus ngapain malah ngurus orang lain." "Hmmm...." Setelah itu tidak ada lagi percakapan mereka berdua. Kayla sibuk dengan ponselnya dan Liam masih diam membisu sampai mereka memutuskan untuk pulang. .....

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.9K
bc

My Secret Little Wife

read
97.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook