Anna sedang duduk dengan gelisah di sebuah coffee shop yang letaknya di luar kota Jakarta. Dia sedang menanti seseorang dan bersiap untuk disidang. Anna sudah pasrah karena seluruh rencana yang telah diatur dengan sempurna kini hancur berantakan. Mereka tidak siap dengan gerakan cepat kaki tangan mafia sekelas Ardan. Seorang wanita cantik berpakaian sederhana kini tengah berjalan mendekatinya dan tanpa permisi menduduki kursi yang berada di hadapan Anna. Tanpa bicara, tatapan matanya sudah cukup mengintimidasi Anna. "Bodohnya kamu!" "Aku? Rencana kita sedikit lagi berhasil jika kamu tidak ngotot untuk minta uang cash sebanyak itu. Dan dalam mata uang dollar amerika pula!" sahut Anna membela dirinya. "Bagaimana bisa dia berhubungan dengan Ardan?" Anna menaikkan pundaknya, "How would

