BAB 12

1317 Words
Selama seminggu ini Rey mendatangi rumah Bianca karena nomor ponselnya sudah diblokir oleh Bianca. Biarpun Bianca selalu menolak untuk bertemu dengan Rey akan tetapi Rey selalu datang untuk menemuinya berharap Bianca akan luluh dan mau menemuinya dan memaafkannya. "Maaf Rey, Bian belum mau ketemu sama kamu. Kamu tenang aja tante pasti bantu kamu kok buat bujuk Bian." Kata Mirna tidak tega melihat Rey yang selalu datang tetapi selalu kecewa saat Bianca tidak mau menemuinya. "Iya tante, Rey pulang dulu, besok Rey kesini lagi. Terima kasih tante." Ucap Rey berpamitan kemudian mencium tangan Mirna. "Iya kamu ati-ati ya, salam buat mama kamu." "Iya tante nanti disalamin." "Permisi tante." Ucap Rey kemudian meninggalkan rumah Bianca. ----- Tok tok tok "Rey udah pulang tuh." Kata Mirna di depan kamar Bianca. "Ceklek" "Rey udah pergi mah?" Tanya Bianca sesaat setelah membuka pintu kamarnya. "Udah. Kamu marahnya jangan lama-lama dong, kasian Rey tau, tiap hari kesini kamunya ga mau nemuin!" "Udah deh mamah ga usah ikut-ikut!" Ucap Bianca sambil cemberut. "Oh gitu... ya udah kalau Rey dateng mamah ga mau bantuin kamu lagi. Biar aja gedor-gedor kamar kamu mamah ga peduli." "Eh.. eh... mamahku sayang jangan gitu dong, ngambeg jelek tau." Ucap Bianca sambil memeluk mamanya. "Ya udah gih mandi trus bantuin mama siapin makan malam. Bentar lagi papah pulang tuh!" "Oke mamahku sayang!" ***** Keesokan harinya. "Beb, emang kita mau kemana?" Tanya Rey saat menjemput Monica dirumahnya. "Anterin ke mall yah, ada yang mau aku beli!" "Mall mana?" "Mall Z aja sayang, barang yang aku mau beli tokonya adanya cuman disitu." "Ya udah yuk keburu siang!" Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 20 menit tibalah mereka di mall Z. Saat sedang mencari parkiran untuk mobilnya, Rey melihat Bianca bersama Tommy dan seorang cewek yang dulu saat dilihatnya bergandengan tangan dengan Tommy. Setelah mendapatkan tempat untuk parkir, Rey bergegas mengajak Monica untuk segera masuk dan mengantar Monica ke toko yang dimaksud oleh Monica, kemudian Rey meninggalkan Monica di toko tersebut untuk mencari keberadaan Bianca. Setelah berkeliling mall akhirnya ketemu juga dengan orang yang dicarinya. Bianca sedang duduk bertiga di sebuah cafe yang menjual donut dan kopi. "Bi!" Panggil Rey saat berada di samping meja Bianca. Bianca mendongak dan kaget saat melihat Rey tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Rey melihat Tommy dan Abel yang duduk bersebelahan dan mengernyit bingung. Tommy dan Abel yang ditatap oleh Rey hanya bisa menunduk dan bergerak gelisah di kursi mereka. "Bisa jelasin sama gue apa yang sebenernya terjadi?" Tanya Rey pada Bianca. "Tommy cowok lo kan? Trus ni cewek siapanya? Knapa kalian bisa jalan bertiga?" Bianca menggigit bibirnya menundukkan wajahnya. "Jawab Bi!!! Lo bohongin gue?" Kemudian Bianca berdiri dan menatap wajah Rey. "Iya gue bohongin lo, gue emang sama Tommy ga ada hubungan apa-apa. Dan cewek yang lo kira selingkuhan Tommy itu sebenernya temen kampus gue Abel dan dia pacar Tommy yang sebenernya." Jawab Bianca merasa bersalah. "Apa Bi? Tega banget lo ke gue! Gue yang berusaha buat kita selalu deket tapi lo segitunya pengen jauh dari gue sampe lo bela-belain bohong kayak gini ke gue. Sumpah, gua ga habis pikir lo beneran tega ma gue. Oke fine... gue turutin permintaan lo. Mulai sekarang gue ga akan ganggu lo lagi gue ga akan lagi masuk ke kehidupan lo. Puas lo Bi!" Kata Rey emosi. Kemudian Rey meninggalkan Bianca begitu saja. "Bian, lo gakpapa?" Tanya Abel saat dilihatnya Bianca mulai menangis. "Iya gakpapa. Udah ga usah dipikirin" Jawabnya mengusap air matanya lalu tersenyum. "Apa ga sebaiknya kalian bicara baik-baik? Gue liat kalian tu sebenernya saling menyayangi, knapa sih lo lakuin ini? Kasian Rey tau!" Saran dari Tommy. "Udah gak usah dibahas lagi." Kata Bianca sambil mengaduk-aduk gelas minumannya. "Kayaknya dari pada gue bikin suasana jadi ga enak mending gue balik duluan yah." Pamit Bianca. "Eh apaan, enggak kok santai aja lagi." Kata Tommy dan Abel. "Udah gakpapa, gue cabut ya! Lagian juga gue ga mau kali jadi lalet di dideket kalian." Canda Bianca mencairkan suasana. "Lo yakin gakpapa pulang sendiri?" Tanya Abel. "Ada ojol ini, santai aja lagi. Dah ya duluan. Bye!" Pamit Bianca kemudian berdiri. "Iya ati-ati ya!" Kata Tommy dan Abel. "Iya." ***** Tiga bulan telah berlalu, semenjak kejadian waktu itu Bianca dan Rey benar-benar memutuskan hubungan sama sekali. Bahkan Mirna dan Rena pun sudah menyerah membuat mereka berbaikan. "Bian, ntar malem kita diundang tante Rena sama om David makan malam. Katanya mau minta tolong bahas masalah pertunangan Rey sama calonnya." Kata Mirna saat berada dikamar Bianca. "Rey mau tunangan ma?" Tanya Bian lemas seketika. "Iya, makanya tante Rena minta tolong sama mamah bantuin nyari konsep buat acaranya itu." "Bian ga ikut deh mah, ntar malem Bian mau ngerjain tugas dirumah." "Eh ga ada ya, kamu harus ikut! Ga enak dong sama tante Rena, apalagi sekarang kamu ga pernah maen kesana. Lagian pake acara berantem ama Rey segala ngapain sih?" "Ih mamah kepo!!! Karena itu mah Bian kan udah lama ga kesana jadinya Bian ga enak gitu. Ya... Bian dirumah aja ya ma!" "Mamah ga peduli kamu harus ikut titik!!!" Ucap Mirna lalu pergi meninggalkan kamar Bianca. "Ish mamah nyebelin!" "Jadi Rey beneran tunangan ya? Kok d**a gue sakit sih, sesak banget rasanya? Kenapa gue ga rela gini ya?" Ucap Bianca bicara sendiri. ----- "Bian! Apa kabar sayang? Tante kangen banget lo sama kamu. Kamu ga pernah kesini lagi sih!" Ucap Rena memeluk Bianca saat menyambut kedatangan Bian, Mirna dan Rendra. "Iya tante Bian juga kangen sama tante." Ucap Bian kikuk lalu menyambut hangat pelukan Rena. "Yuk kalian masuk, kita langsung makan aja ya! Udah siap nih, aku udah masak spesial buat kalian." "Kamu ini Ren, repot-repot deh." Kata Mirna. "Iya, ga usah repot-repot Ren, kita aja bisa ketemu kalian aja udah seneng kok. Loh mana David sama Rey kok belum keliatan?" Kata Rendra. "Nah itu dia, suamiku itu katanya kliennya bermasalah, tapi bentar lagi pulang kok, ini juga paling sudah diperjalanan. Kalau Rey lagi dikamarnya baru aja pulang dari kantornya, mungkin lagi mandi." "Ya udah kita nunggu suami sama anak kamu dulu aja Ren, kita makan bareng-bareng aja lebih enak kan!" Ucap Mirna. "Loh emang kalian belum laper? Ga papa lo ini kalo kita duluan aja!" Ucap Rena. "Udah kita ngobrol-ngobrol dulu aja yuk di ruang tamu aja gmn sambil nungguin suami kamu! Kan lama ga ketemu juga pengen cerita-cerita." Kata Mirna yang diiyakan oleh Rendra dan Rena. Mereka bertiga Rena, Mirna dan Rendra asik mengobrol sedangkan Bianca hanya mendengarkan dengan tidak minat memilih duduk bersandar di sofa sambil memainkan ponselnya. "Malam tante, om!" Sapa Rey saat memasuki ruang tamu dan menyalami tangan keduanya bergantian kemudian duduk di sofa samping mamanya. Bianca yang mendengar suara Rey terkaget dan jantungnya berdegup sangat kencang. "Knapa kok gue deg-degan gini sih" batin Bianca kemudian berusaha menetralkan nafanya yang ikut ngos-ngosan. "Kok Bianca ga disapa sih Rey?" Tanya Rena sok polos. Rey hanya diam kikuk saat diliriknya Bianca juga terlihat salah tingkah. "Ya udah telpon papah kamu udah sampe mana?" Kata Rena setelah itu saat merasa suasana berubah akibat ulahnya. "Yaaah ponsel Rey dikamar mah. Rey ambil dulu ya mah. Eh itu papah dateng." "Hallo! Sudah pada dateng rupanya, maaf ya telat ada urusan mendadak tadi." Sapa David saat masuk dan menemukan semua sudah berkumpul di ruang tamu. "Gak papa Vid, kita ngerti kok." Kata Rendra. "Ya udah yuk langsung makan aja kalo gitu!" Kata Rena. "Loh kalian belum pada makan?" Tanya David. "Iya nungguin kamu nih sayang, mereka maunya makan bareng-bareng." Kata rena. "Ya udah ayo kalo gitu, aku juga udah laper banget." Kata David lalu mereka semua tertawa. Mereka berenam makan dengan lahap sambil mengobrol santai kecuali Bianca dan Rey yang hanya menyimak saja dan akan bicara seperlunya saat ada yang bertanya kepada mereka. Setelah mereka selesai makan mereka berpindah tempat melanjutkan obrolan mereka di taman belakang sambil minum teh dan kopi. "O iya Rey, Bian kalian kekamarnya Rey dulu ya. Ada yang mau kami obrolin nih, khusus orang dewasa." Ucap Rena yang hendak diprotes sama Rey dan Bianca tetapi Mirna ikut menimpali omongan Rena. "Iya Bian sana kamu ke kamarnya Rey dulu. Nanti kalo udah selesai kamu mama panggil." Melihat aksi istri mereka yang ingin membuat Rey dan Bianca berbaikan membuat Rendra dan David menggelengkan kepala. "Bian pulang aja kalo gitu mah!" "Kalo mau pulang biar dianter sama Rey!" Kata Rena ga manyia-nyiakan kesempatan. "Udah yuk masuk aja!" Ucap Rey mengajak Bianca lalu beranjak menuju kamarnya. "Yes, smoga mereka baikan ya Mir!" Kata Rena sesaat setelah Rey dan Bianca pergi. "Kalian ini ada-ada aja deh!" Kata David kemudian mereka menertawakan ulah Rena dan Mirna. -bersambung-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD