Alat uji kehamilan yang bertengger di tangan kanan Lashira mendadak menunjukkan hasil yang mampu membuat wanita yang berprofesi sebagai dokter umum itu syok seketika. Bagaimana tidak jika dari alat testpack terlihat jelas ada dua garis merah di sana. Lashira mendelik dan serasa jantungnya ditusuk-tusuk dengan sebilah pedang saat tahu ia tengah mengandung anak seorang pria sekarang. Janin yang hadir akibat kejahatan pria yang sudah merenggut kehormatan Lashira malam itu.
Spontan Lashira lemas hingga nyaris ambruk di kamar mandi ketika mengetahui dirinya ternyata positif hamil. Tangannya bergetar hebat memegang alat uji kehamilan tersebut. Mendadak cairan bening bercucuran dari kelopak mata sayu milik Lashira. Wanita itu sangat terguncang hingga sesenggukan di kamar mandi seraya memegangi perutnya yang berisi janin dari pria yang bukan calon suaminya sendiri.
Ya Tuhan, bagaimana ini? Kenapa aku bisa sampai hamil seperti ini? Aku harus bagaimana? Perbuatan keji Damar sudah berhasil membuatku berbadan dua begini.
Lashira bertanya-tanya dalam hati. Cukup lama wanita yang tengah magang atau intership di Rumah Sakit Petrokimia Gresik itu menangis di dalam toilet. Perasaannya hancur seketika setelah melihat hasil dari alat testpack tersebut. Ia menangis sejadi-jadinya di kamar mandi dokter. Sampai beberapa menit kemudian, ada langkah kaki seorang wanita yang mengenakan sepatu hak tinggi tengah berjalan hendak memasuki toilet yang berjumlah 2 di sana.
Pintu kamar mandi pun terbuka dan memperlihatkan sosok wanita berjas putih layaknya dokter yang bergerak menuju wastafel. Lashira bersiap-bersiap keluar dari toilet setelah memasukkan alat uji kehamilan ke dalam tasnya. Lantas wanita cantik itu bergegas keluar dari sana. Berusaha bersikap sedatar mungkin serta tak ingin ketahuan jika sempat menangis di tempat tersebut.
“Shira,” panggil wanita yang ternyata merupakan rekan magang Lashira di rumah sakit tipe C itu.
“Vina,” balas Lashira yang memanggil nama wanita itu.
Vina mendesah pelan. “Ternyata ada di sini toh. Tadi kau sempat dicari-cari oleh kepala dokter di sini. Mau mengawasi pekerjaan kita selama magang sih.”
“Oh begitu, maafkan aku, Vin. Aku kebelet jadi agak lama di toilet,” dalih Lashira sebagai alibi. Tak ingin orang lain tahu jika ia sempat mengalami morning sickness tadi.
“It's okay, Shira. Namanya juga kebelet ke toilet kan tadi. Mending sekarang balik ke IGD, mumpung masih ada kepala dokter di sini. Mereka yang menilai dan mengevaluasi pekerjaan kita selama intership di sini.”
Lashira mengangguk. “Oke-oke. Baiklah. Kalau begitu aku kembali ke IGD dulu ya, Vina.”
“Iya, cepatlah ke sana sebelum beliau pergi. Pergilah!” Vina menyuruh Lashira agar cepat kembali. Mereka berdua memang sama-sama menjalani magang di rumah sakit swasta itu.
Lashira mengambil langkah seribu agar bisa cepat kembali ke IGD, namun sialnya saat hendak sampai, ia malah berpapasan dengan pria yang membuatnya muak dan sempat ketakutan yaitu Damar Pranata. Pria keturunan bangsawan Gresik itu menahan langkah Lashira seraya menarik tangan wanita yang menjadi obsesinya tersebut.
“Lashira Ghassani, kenapa kau selalu ketakutan saat bertemu denganku? Kenapa???” tanya Damar curiga.
Lashira mendesah lalu menatap pria itu dengan tatapan benci. “Kau tanya kenapa setelah apa yang kau lakukan padaku malam itu? Aku sangat membencimu! Sangat membencimu!!!” tukas wanita itu tak sengaja meneteskan air mata.
“Shira, aku lakukan ini semua karena aku cinta sama kamu. Batalkan pernikahanmu dengan Aga! Atau kau mau aku yang mengatakan padanya jika kau sudah perawan lagi. Apa begitu?” bisik Damar di telinga Lashira.
Deg. Jantung Lashira serasa berhenti berdetak saat itu juga. Sungguh sebuah ancaman yang mampu menyiksa batin wanita itu.
“Kau benar-benar jahat, Damar. Biadab!” balas Lashira yang langsung melepaskan tangannya dari tangan Damar Pranata.
Lantas Lashira berlari pergi meninggalkan Damar untuk masuk ke dalam ruang IGD sambil berurai air mata. Hari ini benar-benar menjadi malapetaka untuknya. Terutama saat mengetahui dirinya mengandung anak Damar. Pria yang sudah tega merenggut kesucian Lashira hingga berbuah kehamilan mendadak seperti ini.
Saat hendak memasuki ruang IGD, ia segera mengusap air matanya yang berlinang seraya menarik napas panjang. Setelah merasa lebih tenang, barulah wanita itu memberanikan diri untuk masuk ke Instalasi Gawat Darurat untuk kembali magang diawasi oleh Kepala Dokter dan Perawat yang bertugas di sana.
“Dokter Lashira sudah datang,” celetuk perawat yang menyaksikan kedatangan Lashira.
Sang Kepala Dokter berujar. “Dokter Shira, ini baru saja ada pasien gawat yang datang ke rumah sakit ini. Pasien mengalami luka-luka cukup serius di kaki dan tangannya akibat kecelakaan lalu lintas. Bantu aku dan para perawat untuk menangani pasien ini.”
Lashira mengangguk. “Baik, Dokter. Siap dilaksanakan.”
Lashira selalu dokter muda yang menjalankan magang atau intership di rumah sakit pun menjalankan tugasnya dengan baik. Meski dilanda rada gugup karena harus menangani pasien yang berlumuran darah itu akibat kecelakaan sepeda motor, ia mampu menanganinya bersama Kepala Dokter dan para perawat lain. Sang Kepala Dokter memberikan kesempatan pada Lashira untuk mengasah kemampuan sebagai dokter. Sebagai penilaian kerja magang juga nantinya.
“Dokter, apa yang harus kita lakukan untuk pasien ini?” tanya perawat yang berkoordinasi dengan Lashira.
“Kita bersihkan dulu luka-lukanya dari kotoran di jalan raya seperti ini. Jangan sampai pasir dan bekas sisa-sisa aspal masih menempel di bagian yang terkena luka lecet. Bersihkan dengan cairan desinfektan dan antiseptik pada luka ini. Sebelum diolesi oleh obat,” tutur Lashira bersama perawat yang ada di rumah sakit.
“Baik, Dokter. Akan segera saya lakukan. Saya harap pasien bisa tahan sakit waktu dibersihkan lukanya dan diobati.”
“Iya, tenang saja, akan saya berikan obat oles yang tidak terlalu perih. Yang penting kita rawat dulu lukanya agar tidak terjadi infeksi,” ujar Lashira.
Sang perawat pun mengangguk. Mereka pun menjalankan tugasnya masing-masing sebagai dokter dan perawat yang menangani pasien. Lashira tetap harus bisa profesional dalam bekerja, meskipun hati dan pikirannya sangat sakit serta terluka akibat tindakan keji Damar hingga menjadikan dirinya mengalami kehamilan mendadak seperti sekarang.
***
Hari sudah menginjak malam, sudah waktunya bagi Lashira untuk pulang bekerja. Karena lokasinya yang harus magang di kota Gresik, membuat wanita cantik berambut panjang itu harus tinggal di kos-kosan dekat Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Rumah kos bernama Kos Muslimah menjadi tempat tinggal sementara Lashira selama magang di Gresik. Kos-kosan yang terletak di Jalan Dr Sutomo, Gresik tersebut bisa ditempuh dengan jalan kaki dari rumah sakit.
Saat tengah berjalan kaki menuju pulang ke kos-kosan, wanita cantik berdarah timur tengah itu sempat melamun. Ia melamun sambil menitikkan air mata kembali akibat teringat kejadian mengejutkan tadi siang di rumah sakit. Lashira masih tak menyangka jika dirinya bisa hamil anak Damar akibat pemerkosaan yang terjadi di apartemen kamar. Mentalnya benar-benar hancur seketika akibat kejadian itu ditambah dengan kehamilan sebulan kemudian.
Sekarang aku harus bagaimana, Ya Tuhan? Apakah aku bisa kuat mengandung janin yang mendadak hadir di rahimku ini? Apakah aku mampu bertahan?
Lashira bertanya-tanya dalam hati sampai ponselnya mendadak berdering cukup nyaring hingga berhasil membuatnya terlonjak. Lashira segera melihat ke arah layar ponsel yang terdapat tulisan jika Aga Daneswara, sang kekasih tengah menelepon. Sejenak ia mendiamkan saja panggilan telepon dari Aga, tetapi tampaknya pria itu menghubunginya terus-menerus. Itu artinya, si penelepon mau Lashira lekas mengangkat teleponnya.
“Halo ...” sapa Lashira via telepon genggam.
Aga yang tahu teleponnya diangkat, segera angkat bicara.
“Akhirnya kamu angkat juga teleponku. Kamu lagi dimana, Shira? Sudah pulang kerja kan?” tanya Aga Daneswara yang sama seperti Lashira yakni baru saja pulang dari rumah sakit juga.
Sebelum menjawab, Lashira mendesah pelan.
“Sudah kok, Ga. Ini lagi jalan pulang ke kos-kosan. Maaf baru angkat teleponmu. Aku nggak dengar soalnya lagi di jalan,” dalih Lashira.
“Oh iya, nggak apa-apa. Kamu hati-hati pulangnya. Istirahat dan jangan lupa untuk makan malam. Jangan sampai telat makan. Aku nggak mau calon istriku badannya jadi tambah kurus saja. Nggak lama lagi kan kita menikah, Sayang. Sesuai dengan keinginanku untuk melamarmu setelah kita jadi dokter.” Aga berkata panjang lebar dalam mengutarakan unek-uneknya untuk segera menikahi Lashira, sedangkan wanita itu semakin tertekan dan tersiksa saat mendengarnya.
Cairan bening yang menggenang di kelopak mata indah milik Lashira pun jatuh kembali. Matanya yang merebak tak sanggup membendung laju air mata yang mengalir deras di pipinya. Agar tak dipergoki oleh Aga jika ia tengah menangi, Lashira menutup mulutnya dengan tangan. Sungguh takdir buruk yang menyiksa batin wanita itu. Di saat sang calon suami hendak mengajaknya menikah, ia malah mengandung anak pria lain akibat dinodai secara paksa.
“Eh Shira, kamu kok diam saja. Kenapa, Sayang? Apa kamu nggak enak badan?” tanya Aga ketika Lashira mendadak membisu. Mood
Lashira menghapus air matanya yang berjatuhan lalu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan Aga. Baru kemudian ia mulai angkat bicara lagi.
“Ga, aku pulang dulu ya, sepertinya aku lelah. Ingin istirahat,” jawab Lashira to the point.
“Oh begitu, ya sudah nggak apa-apa. Iya kamu pulang saja. Take care ya, Sayang. Weekend nanti aku jemput kamu di Gresik. Kita pulang ke Surabaya sama-sama ya. Sekalian aku mau memastikan tanggal yang pas untuk mengajak keluargaku datang ke rumahmu nanti. Aku sudah nggak sabar mau menjadikanmu sebagai istriku dan menyandang status sebagai Nyonya Aga Daneswara. Aku sayang kamu, Shira. Love you so much,” pungkas Aga yang kali ini membuat Lashira mendadak ambruk setelah mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan oleh kekasihnya itu.
Tiba-tiba Lashira jatuh pingsan di pinggir jalan raya. Ia terkapar di tepi jalan hingga mengundang perhatian banyak orang yang ada di sekitar jalan itu. Termasuk mobil Jeep Rubicon berinisial DP yang melintasi jalan raya tersebut. Kendaraan pribadi milik Damar itu tak sengaja lewat ke sana. Damar yang tahu ada orang pingsan, segera turun dari mobil. Ia terperanjat ketika tahu jika wanita yang tengah pingsan itu adalah ....
“SHIRA!!! LASHIRA GHASSANI!!” jerit Damar yang syok melihat wanita yang dicintai secara berlebihan olehnya itu tergeletak tak berdaya di atas trotoar jalan raya.
Tak ingin terjadi sesuatu hal buruk pada wanita itu, Damar pun bergegas menggendongnya untuk dibawa masuk ke dalam mobil. Hendak membawa tubuh wanita yang tengah pingsan itu untuk kembali ke rumah sakit lagi.
Damar yang khawatir pada kekasih musuh bebuyutannya itu, lekas menginjak pedal gas untuk melajukan mobil. Namun ada pemandangan yang sempat mencuri perhatian Damar yakni saat tak sadarkan diri, tangan Lashira berada di atas perutnya bagaikan melindungi perutnya sendiri.
Kondisi Lashira itu membuat Damar jadi curiga bahwa ada yang tidak beres terjadi pada wanita itu. Ia jadi menduga wanita yang berhasil direnggut kehormatannya sebulan yang lalu itu tengah mengandung buah cinta pemaksaan pada malam kelabu itu. Ia pun bergumam dalam hati.
Aku harus tahu apa yang telah terjadi pada wanita yang kucintai ini. Yang kuinginkan adalah ia sedang mengandung janin yang sudah kutanam sebulan yang lalu. Semoga keinginanku ini terkabul dan aku bisa menjadikannya sebagai Nyonya Damar Pranata dan bukan yang lain.
Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai oleh Damar pun tiba di parkiran mobil Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Lashira segera ditangani oleh petugas rumah sakit tempatnya magang bersama Damar itu. Tubuhnya yang terbaring di atas brankar rumah sakit, lekas didorong untuk masuk ke IGD.
Bagaimana kondisi Lashira selanjutnya? Apakah kehamilan mendadak yang terjadi pada Lashira, akhirnya diketahui oleh Damar Pranata?