2. Telepon Misterius

2121 Words
Atmadiraja adalah tipe orang yang sangat optimis untuk selalu memajukan perusahaan dan bisnis miliknya. Memiliki banyak perusahaan di lima bidang yang berbeda di bawah naungan ATMADIRAJA GROUP ia selalu konsisten untuk berada pada jalur yang bersih. Laki-laki paruh baya berusia lima puluh tahunan itu masih berkutat di balik meja kerjanya meski sudah tengah malam begini. Ponselnya tiba-tiba bergetar memaparkan sederet nomor yang tak ia kenal. "Halo?" sapanya ketika menerima panggilan dengan perasaan yang tak enak. "Apa kabar Atmadiraja... Raja bisnis Indonesia," terdengar suara berat seseorang yang tak dikenal oleh pendengaran seorang Atmadiraja. "Maaf, saya sedang bicara dengan... siapa?" tanya Raja dengan begitu tegas, dan keningnya berkerut merasa tak mengenali suara asing itu. Bukan hanya asing, namun selalu penuh dengan penekanan. "Tidak perlu tahu tentang siapa saya," balasnya dengan sedikit gertakan pada intonasinya. "Ada urusan apa Anda menghubungi saya tengah malam begini? Saya tidak punya waktu meladeni orang iseng seperti Anda!" Atmadiraja balas menggertak. "Orang iseng?" katanya, terdengar tak terima. "Hei Tuan, ini adalah waktu yang sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Bertahun-tahun bahkan sudah puluhan tahun, yeah... kira-kira sama dengan usia putri kamu yang cantik itu. Saya selalu mengumpulkan keberanian untuk menelepon Anda. Dan hari ini Anda katakan jika saya sedang ISENG?" dia kemudian tertawa keras. "Katakan, apa tujuan kamu dengan menelepon saya?!" gertak Raja lagi dengan lebih keras kali ini. "Saya hanya ingin mengingatkan sesuatu yang sangat... penting kepada Anda Tuan Raja. Jaga... putri kamu baik-baik...!" suara itu terdengar semakin berat dan sangat mengancam kali ini. "SIAPA KAMU?" Atmadiraja mulai tak tenang ketika sekali lagi putrinya disebut. "Tidak perlu tahu siapa saya, jaga saja jantung hati kamu itu, Tuan!" jawabnya tegas. "b******k!" umpat Raja, marah. "Hahaha...! Jangan marah dulu Tuan Atmadiraja yang terhormat. Saya hanya ingin bermain-main dengan kamu yang super sibuk, hanya sebentar... saja. Agar kau tahu bahwa... hidup ini ... bukan hanya tentang tawa bahagia, bukan hanya tentang suka cita. Ha! Saya akan mengajari kamu tentang bagaimana rasa tangis sebuah kehilangan. Tentang air mata duka cita. Kau akan tahu bagaimana rasanya sebuah kegagalan. Apa lagi jika itu... menyangkut dengan keselamatan putri kamu yang cantik itu, hahaha!" kata-kata pria gila misterius itu penuh dengan ancaman yang sangat menakutkan bagi Atmadiraja. "SETAN, b******k! KATAKAN PADAKU SIAPA KAMU?!" sekali lagi Atmadiraja menggertak dengan amarah yang berkobar. "Kau tidak perlu repot untuk tahu siapa saya sobat. Tapi yang pasti kita ... maksud saya, saya sangat mengenal kamu Tuan Atmadiraja yang hebat dan sangat ter-hor-mat. Sangat mengenal Anda--apa lagi istri kamu yang semakin tua semakin... cantik dan semakin... seksi itu, hahaha!" "JANGAN GANGGU KELUARGA SAYA!" ancam Raja dengan satu gebrakan kuat di atas meja kerjanya hingga membuat istrinya itu terbangun dan terkejut. "Dad?" Freya tak jadi bertanya melihat kode larangan dari suaminya itu. Dia pun lalu tetap saja mendekat dengan wajah cemas. "Ada apa?" ia bertanya dengan nada berbisik, tak bisa menahan untuk tahu apa yang terjadi sehingga membuat suaminya marah seperti tadi. "Ikuti saja permainan saya Atmadiraja, hahahaha...!" orang itu berkata lagi sebelum telepon ia matikan. "HEI?!" Raja mematung dengan wajah merah padam, dan rahangnya pun mengeras ketika tahu pria misterius itu baru saja memutuskan sambungan telepon. "Daddy, katakan ada apa, apa yang terjadi?" tanya Freya satu kali lagi dengan mengusap wajah dan d**a suaminya untuk bisa membuatnya tenang. Raja tak dapat langsung menjawab pertanyaan dari istrinya tadi, kedua matanya memejam. "Dia, orang itu mengancam aku." "Siapa orang itu?" tanya Freya dengan nada yang begitu panik. Raja menggelengkan kepala dengan lemas, "Daddy sama sekali nggak kenal dengan suaranya," jawab Raja. "Ini nggak bisa dibiarkan Dad, Mom nggak mau Auris sampai jadi sasarannya. Cepatlah bertindak. Siapa pun dia, dia tidak suka dengan Daddy. Terlepas dari Daddy merasa punya musuh atau pun tidak," kata Freya mengingatkan dengan nada suara yang masih sedikit bergetar namun tetap tegas. "Mommy benar. Oke, Mommy temenin Auris malam ini. Daddy akan telepon pengacara kita dan meminta beberapa orangnya untuk mencari tahu," balas Raja. "Telepon Krisna, minta beberapa personil polisi untuk mengawasi rumah kita, terutama kamar putrimu," titah Freya pada Raja. "Iya, baiklah. Em, honey, jangan katakan pada putrimu apa yang terjadi malam ini." Lama Freya menatap lalu menganggukkan kepala dan mengeratkan kimononya saat berjalan. Atmadiraja terduduk di kursinya. Menekan kuat pelipisnya. Siapa yang telah berbuat hal buruk ini padanya. Sebagai pengusaha ia selalu menghindari cara kotor. Ia tak suka sesuatu yang diraih dengan jalan yang tidak baik. Mengapa masih ada saja orang yang membencinya? Istrinya benar, meski musuh tak selalu ada, namun dalam kehidupan baik dan buruknya seseorang tetap akan ada yang tidak menyukainya. Musuh yang bersikap manis akan sangat lebih berbahaya. Tidak terbaca. Atmadiraja, sedikit pun tak ingin menganggap remeh ancaman itu, malam itu juga ia menghubungi siapa pun yang bisa membantunya, terutama Krisna sahabat baiknya yang merupakan seorang perwira polisi. Kehidupan rumah tangganya bersama dengan Freya sangat bahagia, dan tak pernah ada masalah. Terlebih setelah mereka memiliki Auristela yang melengkapi kebahagiaan kehidupan cinta mereka berdua. Mendengar ancaman itu membuatnya membayangkan penjahat itu akan menghabisi anak dan istri yang menjadi sumber kebahagiaan terbesar di dalam hidupnya. Semalaman Atmadiraja tak dapat tidur. Ia berdiri di balik kaca besar di dalam kamar Auristela. Menjaga anak dan istrinya adalah hal yang paling tidak ingin ia abaikan. Meski ia meyakinkan diri bahwa semua akan aman karena sudah ada yang berjaga di luar di sekeliling rumah, tetap saja itu tak dapat membuatnya tenang apa lagi dapat tidur dengan nyenyak. Tidak mungkin bisa. Orang sinting ini... orang yang sangat mengenali aku. Hingga tahu titik kelemahan terberatku adalah anak dan istri. Dia tahu ... kehilangan perusahaan tak akan menjadi hal berat bagiku dibandingkan kehilangan anak dan istri. Siapa dia? Ya Tuhan... tunjukkan siapa dia dan lindungi anak dan istri hamba dari segala mara bahaya.... Ia terus berjalan mondar-mandir tak tenang di sisi dua jantung hatinya yang sedang terlelap. Raja berusaha keras untuk meneliti ingatannya siapa kira-kira orang yang tidak suka padanya atau pun memiliki dendam pribadi kepada dirinya. Raja terus berpikir keras dan membayangkan wajah-wajah rekan bisnisnya siapa kira-kira yang berkemungkinan untuk menjadi musuh dalam selimut bagi dirinya dan juga keluarga. Sulit sekali untuk menentukan satu wajah atau pun memilih satu nama, karena semua rekan bisnisnya tampak baik saja kepada dirinya dan juga keluarga. Freya yang terbangun perlahan mengerjapkan kedua mata kantuknya dengan rasa berat, melihat bayangan gagah suaminya yang terlihat takut dan gelisah itu, ia lalu turun dari atas tempat tidur untuk menghampiri suaminya itu. Ia kemudian memeluk dari belakang tubuh Raja yang sedang menghadap kaca besar di kamar putri mereka. "Honey apa kamu nggak tidur?" tanya Freya berbisik pada suaminya yang nampak gelisah itu. Kemudian ketika ia dapat melihat wajah suaminya dari samping, ia tidak pernah melihat wajah tampan itu secemas saat ini. Tentu saja, itu semua karena yang menjadi alasan adalah buah hati mereka satu-satunya, Auristela Atmadiraja. "Bagaimana bisa aku tetap tidur, honey? Orang ini benar-benar mengerti, apa kelemahan aku, kelemahan kita. Dan itu artinya, orang sinting ini adalah orang yang mengenal kita dengan baik dan cukup dekat dengan kita." Balas Raja kemudian ia berbalik badan untuk dapat memandang wajah istrinya. "Tidak akan ada yang lebih membuat aku hancur selain kehilangan kamu istri aku dan juga Auris, putri kita satu-satunya. Tidak ada istriku," ungkap Raja dengan sangat yakin dan juga dalam. "Honey." Suara Freya terdengar lirih ia pun lalu memeluk tubuh suaminya dengan sangat dalam karena rasa cemas dan takut pada dirinya. "Tenanglah, honey. Akan aku lakukan apa pun demi untuk melindungi istriku, dan anak kita. Siapa pun dia yang telah berani mengancam kita, dia tidak bisa semudah itu untuk merusak kebahagiaan kita." Atmadiraja lalu memeluk erat tubuh istrinya yang gemetar karena takut tanpa menarik pandangan mata dari putri mereka. Atmadiraja dan juga Freya terus saling berbisik, sementara itu sang putri sedang tertidur dengan damai tanpa tahu masalah besar apa yang sedang mengancam dirinya, karena mereka sengaja menyembunyikan agar putri mereka tidak merasa ketakutan dan juga terancam. Satu-satunya putri yang menjadi sumber kebahagiaan dan alasan masa depan mereka, kini sedang menjadi ancaman yang sangat mengerikan oleh seseorang di luar sana yang entah siapa. Tentu saja Raja dan juga Freya istrinya merasa sangat takut melebihi rasa takut mereka pada apa pun juga. Bahkan jika saja mereka akan kehilangan seluruh harta dan juga nyawa tidak akan lebih menakutkan dari pada harus kehilangan putri mereka satu-satunya yang amat sangat berharga. Siapa pun dia, siapa pun orang yang sedang mengancam keluarga Raja, tentu sangat tahu bahwa kelemahan dari seorang Atmadiraja adalah putri tunggalnya, Auristela Atmadiraja. Lalu siapa orang itu? __ "Ha... ha... hahaha...! Santai saja Atmadiraja, permainan baru saja akan dimulai, jangan terlalu tegang begitu. Kita masih punya banyak waktu, jadi tunggu saja akhir dari permainan ini Atmadiraja! Hahahaha...! Jangan kau pikir kau akan selalu menang di dalam segala hal, kali ini akulah yang akan jadi pemenang. Dan kau akan hancur, kau akan segera menangisi kehancuranmu, hahahaha...!" Seseorang yang tadi menelepon Raja, tertawa puas di balik persembunyiannya setelah ia merasa menang karena berhasil membuat Raja panik. "Semua orang akan tahu bahwa aku pantas untuk menjadi pemenang. Aku akan menang jika saja kau tidak selalu menjadi penghalang atas semua langkah dan usahaku untuk menjadi pemenang." Terdengar dari kata-katanya memang dipenuhi dengan dendam kepada Raja. Raja pun terduduk diam di kursinya ia berpikir keras, memikirkan untuk alasan apa seseorang begitu membenci dirinya hingga menaruh dendam padanya dan mengancam dirinya. __ Sejak kejadian telepon misterius yang meneror Raja tadi malam, telah membuat Raja tak bisa duduk dengan tenang, bahkan matanya pun tak dapat terpejam sama sekali. Pagi ini seluruh pekerja yang ada di rumah dikumpulkan dan diinstruksikan untuk berhati-hati, jangan membuka pintu dan juga jendela bahkan mendekatinya, dan jangan keluar dari rumah. Semua penjaga atau satpam, dan semua ajudan yang ada di rumah pun diperintahkan agar berhati-hati dan jangan sampai lengah. Seluruh ajudan juga ikut dikerahkan untuk berjaga. Raja tidak ingin memberi peluang sedikit pun untuk siapa saja yang akan menyakiti putrinya. Tidak ingin mengambil risiko sekecil apa pun. Tidak akan. Raja tidak pernah mengira bahwa dirinya akan mengalami hal yang menakutkan seperti saat ini. Ia juga tak pernah merasa jika dirinya memiliki seorang musuh pun di luar sana. Tapi ternyata di luar sana ada saja yang menaruh dendam kepadanya bahkan ingin melukai putri tunggal kesayangannya yang tidak berdosa hanya demi untuk bisa menghancurkan dirinya. Sungguh sangat tidak manusiawi. Raja sudah menghubungi pihak kepolisian sejak tadi malam dan di sana ada sahabat baiknya, Krisna. Satu hal yang membuatnya bingung saat ini, entah bagaimana caranya menyembunyikan masalah ini dari putrinya agar ia tidak ketakutan, atau bagaimana caranya ia bisa membuat putrinya tetap tenang meski dirinya sedang dalam ancaman besar. Sepertinya itu hal yang tidak mungkin, Auris tentu akan tahu masalah yang ada di rumah. Dan tentu ia akan merasa takut. Itu artinya Raja harus mencari cara agar putrinya tetap bisa merasa aman dan tenang di dalam rumah. "Honey," Freya berjalan dengan wajah yang gelisah menghampiri Raja yang sedang berada di ruang tengah setelah mengumpulkan semua pekerja di rumah tadi, "apa kamu sudah menghubungi Krisna lagi?" Tanya Freya. "Tentu saja sudah, honey. Sejak tadi malam dia sudah mengirimkan beberapa personel polisi untuk berjaga, dan dia bilang akan menambahkan lagi hari ini," jawab Raja sambil menatap lalu memeluk pundak Freya. "Tenanglah honey, agar putrimu tidak ketakutan, kita harus bisa tetap tenang." "Bagaimana saat dia bertanya nanti, dia tidak bisa masuk kuliah dan kita akan melarangnya untuk keluar dari rumah, dia pun akan merasa curiga dengan kondisi rumah yang lebih banyak penjaga," tutur Freya dengan merendahkan volume suaranya. Raja menatap Freya dengan pandangan yang bingung mendengar kata-kata itu, "kita akan mengatakan padanya pelan-pelan, honey. Aku pastikan tidak akan ada yang bisa melukai putri kita sedikit pun juga," katanya dengan sangat yakin. "Apa kita harus membawanya pergi jauh dari sini, honey? kita bisa melarikan Auris ke luar negri, katakan padaku, lakukan yang terbaik untuk putriku aku nggak akan bisa kehilangan dia atau pun melihatnya terluka. Tidak akan bisa honey," ucap Freya yang dipenuhi dengan rasa takut. Freya pun tak bisa lagi menahan air matanya karena betapa takut dirinya jika sampai benar terjadi sesuatu pada putrinya. Raja memeluk istrinya dengan sangat erat lalu sekali lagi ia bersumpah bahwa tidak akan ada seorang pun yang akan bisa membuat putrinya terluka. Hari masih terlalu pagi dan mentari masih enggan meninggi, Auristela Atmadiraja yang masih terlelap di balik selimut tebalnya akan segera terbangun sebentar lagi. Dan ia akan tahu sesuatu yang sedang terjadi di dalam rumahnya. Sesuatu yang mengancam dirinya. Bagaimana Raja akan mengatakan masalah yang sedang terjadi kepada putrinya tanpa bisa membuatnya merasa takut? Saat ini dia sedang mempersiapkan kata-kata terbaiknya untuk bisa dia katakan ketika Auris terbangun nanti. ---- Mr and Mrs. Atmadiraja Princess Auristela Atmadiraja The Bodyguard Damian Danovan *** Buat aku semangat untuk nulis karena ini ide maksa banget buat ditulis sementara banyak judul yang lain belom kelar. Terus aku tulis sesuai apa yang di instruksikan otakku. Mencari cast. Thanks buat Para cast yang cocok menurut aku. Semoga menurut kalian juga, ya teman-teman pembaca tersayang! __ Baca✔ Vote✔ Komen✔ Terima kasih Salam... Dian Tri Hartati IG-dianstory_3
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD