CHAPTER 22

1091 Words

Pagi berikutnya Isabelle kembali terbangun di pelukan Rafael yang sudah menghabiskan hampir setengah jam hanya untuk memandangi mate-nya yang masih tertidur. "Pagi, Sunshine," ucap Rafael sambil mengecup dahi Isabelle yang masih mengerjapkan matanya. "Pagi," jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya memandang wajah Rafael yang berjarak sangat dekat dengan wajahnya sendiri, membuat Isabelle tersipu. Rafael terkekeh menyaksikan pemandangan itu. Hatinya bergetar dengan kebahagiaan setelah melalui beribu-ribu pagi tanpa Isabelle di sampingnya. Ia menciumi wajah mate-nya hampir di seluruh permukaannya. Isabelle menggeliat, berusaha untuk menghindari serangan itu tapi tidak bisa. Akhirnya ia hanya bisa tertawa-tawa saat Rafael membuatnya kegelian. "Stop, Rafe, stop!" pinta Isabel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD