Pagi ini tubuhku rasanya sangat segar, tidurku juga nyaman semalam. Meski lalu lalang kendaraan terdengar cukup berisik namun tak membuat tidurku terganggu. Masih kuingat percakapan kemarin dengan Mas Reyhan. Mata itu menyiratkan kesedihan dan juga kemarahan ketika aku bertanya siapa sosok itu padanya. [Seseorang Alina, seseorang yang sangat kusayangi. Dia adalah adikku. Adik perempuanku, Jenitha.] Setelah mengucapkan kalimat itu ponselnya tiba tiba berdering, untuk beberapa saat ia menjauh menerima panggilan teleponnya. Tak lama iapun pamit pada kami karena lupa jika ia mengundang seorang teman ke rumahnya. Aku dan Nisa berterima kasih atas bantuannya hari ini, sebelum pergi ia berpesan agar aku tak perlu sungkan meminta bantuan padanya, sekali lagi aku berterima kasih atas kebaikan d

