“Hoho, kalian menginginkan pertumpahan darah, Kawan? Maka terjadilah!!”
Pemimpin rogue berlari menuju Arden dan melompat berubah menjadi serigala kembali. Warrior itu berhasil menghindar memberi jarak cukup jauh. Ia menatap ke arah Nara, terlihat ketakutan di belakang tubuh Cho Egan.
“Robin, kau lindungi Putri!”
“Meow!”
Sha Arden mengeluarkan api dari kedua tangannya dan menyemburkan pada serigala rogue yang jumlahnya lebih dari dua puluh. Beberapa dari makhluk tersebut ada yang terbakar dan menggelinjang kepanasan.
Yeji dalam wujud halfwolf-nya ikut menyerang dengan cakarnya yang panjang dan beracun. Perempuan itu sesekali mengigit kawanan rogue dan berhasil mencabut kepala mereka.
Robin si kucing tidak ingin kalah. Sihir cakarnya mampu merobek tubuh serigala begitu dalam. Saat ia berhasil melihat jantung para rogue, kucing itu menariknya dengan puas.
“Mati kalian semua Anjing!!!”
Egan tidak ambil pusing. Ia memilih menembakan sisik beracun dari tangannya yang sebagian berubah menjadi naga. Sisik-sisik tersebut menancap tepat ke jantung serigala gila. Ssedangkan sebelah tangannya merangkul Nara protektif.
Para rogue semakin banyak. Kelompok Arden jadi terdesak. Salah satu rogue loncat menuju Nara, segera Robin tampik dengan sihir cakarnya. Kucing itu memilih lebih dekat dengan Nara.
Begitu pula Yeji. Serigala perempuan itu sudah dipenuhi luka cakaran dan gigitan. Mengingat ia baru pulih dari sekarat, menyebabkan luka-luka itu sangat lambat untuk pulih. Ia mundur, semakin dekat dengan Nara.
Warrior segera menyadari situasi dan memilih meloncat, membuat tameng dari api mengelilingi kelompoknya.
Para rogue berusaha mendekat, tapi tidak bisa karena akan terbakar. Melihatnya ketua rogue memiliki pemikiran licik. Ia menggigit salah satu kawanannya dan melemparkan pada api. Ia terus melakukannya sampai membuat tumpuka serigala.
Arden tentu maju untuk membakar mereka kembali, tapi naas ketua rogue berhasil menggigit lengan dan menariknya keluar dari tameng buatannya tersebut. Para rogue berbondong-bondong menghujami Arden.
Arden masih terus berusaha menghindar dengan menyemburkan apinya.
Namun, kesialan terjadi, salah satu rogue berhasil menggigit tangan kirinya.
“Aaarrgggghhh!!!”
Robin memincing pada Arden yang sudah dikeroyok para serigala. Bola matanya menatap lengan Arden yang terulur ke atas dengan telapak tangannya terbuka lebar.
“EGAN!! BERUBAH!!” teriaknya sangat keras.
Egan pun menoleh. Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat kencang. Matanya berubah menjadi merah menyala. Tidak, ia tidak ingin berubah! Tidak akan menuruti perkataan Warrior itu. Tubuhnya menjadi sakit karena Egan terus menolak.
“Aaargggghhh!! Tidak!! Tubuhku adalah otoritasku!!”
Tidak ada waktu lagi, Yeji pun berinisiatif bergerak maju menerjang kawanan rogue. Arden yang sudah terkoyak cukup banyak pun berhasil terbebas. Perempuan serigala itu tersenyum menatap Arden, tapi naas tubuhnya kali ini yang menjadi sasaran.
***
Sesuai yang dikatakan oleh Penyihir Lim terdapat pengembara yang memasuki Hutan Terkutuk. Emily terus mengamati pergerakan mereka, tapi ia kehilangan jejak. Emily semakin dalam memasuki Hutan Terkutuk, ia menemukan pertarungan sengit antara para rogue dan beruntungnya melawan para pengembara.
Perempuan itu bertengger pada dahan pohon menonton perkelahian tersebut. Cahaya api yang berkobar-kobar di bawah sana membuat suasana menjadi memanas.
Perempuan assassin hanya memperhatikan saja. Tujuannya mendapatkan dua pusaka yang diminta penyihir hitam, tapi sedari awal ia mengikuti para pengembara tidak pernah sekalipun mendengar pembicaraan mengenai benda-benda yang dimaksud. Walaupun ia tidak bisa jelas melihat wajah mereka di gelapnya Hutan Terkutuk, pendengarannya dilatih setajam mungkin.
“Atau bukan mereka yang dimaksud Penyihir Lim?” monolog Emily.
Tidak ambil pusing Emily mengedikan bahu dan menikmati pertandingan kembali. Ia sesekali mengomentari jalannya pertandingan seperti komentator ulung.
“Akan lebih lengkap jika ada assassin di kelompok mereka.”
Emily sedikit merenung, tiba-tiba teringat akan memorinya di Bumi. Biasanya ia akan mengomel pada seseorang yang sering bermain game online bergenre petualangan yang entah mengapa setting-nya terasa sama seperti keadaannya sekarang.
Sudahlah, Emily harus fokus pada misi kembalinya ke Bumi.
Emily mengayun-ayunkan kakinya yang tergantung. Ia terus menikmati kegiatan chaos di bawah.
Para rogue terlihat akan menang, tapi muncul beberapa serigala lain yang memiliki tubuh lebih besar dan bersih. Sepertinya bala bantuan telah datang dari pihak pengembara. Mereka menggigit, mencakar, mencabik, bahkan mencabut kepala juga jantung para rogue secara brutal.
Perempuan assassin melebarkan bola matanya saat mengenali salah satu seigala yang baru tiba. “Seperti serigala dua tahun lalu.”
Benar, serigala itu begitu murip dengan serigala dua tahun lalu di hari Emily terjebak di dunia Grill. Serigala tersebut telah berubah menjadi manusia rupawan berambut pirang. Ia segera menggendong perempuan serigala yang ditolong pengembara dan berlari terlebih dahulu.
Serigala lain yang telah berubah menjadi manusia membantu tubuh pengembara penyembur api yang sudah tidak sarakan diri ke punggung werewolf berwujud serigala.
Emily menyentuh dadanya yang terasa nyeri. Air mata entah mengapa mengalir, mungkin karena jiwa empati yang begitu besar.
“Kasihan sekali si penyembur api. Dengan luka separah itu, mungkin dia tidak akan selamat.”
***
Butuh waktu lama bagi manusia seperti Arden untuk pulih. Tubuhnya terkoyak cukup dalam dan sampai seminggu ini belum juga siuman. Kali ini ramuan Ang hanya mampu menghalau racun rogue saja.
Egan berdiri mengamati Arden dari luar pintu. Ia merasa bersalah. Mungkin jika ia berubah menjadi pedang saat itu, juga jika ia tidak memaksa masuk ke Hutan Terkutuk hal seperti ini tidak akan terjadi dan perjalanan menuju Nirvana tidak terhambat.
Nara berjalan bersama Yeji yang ternyata saudara kembar Alpha Goldenmoon Pack. Mereka menuju ruangan Arden.
Saat pertarungan antar rogue hampir seminggu lalu, Alpha tiba membereskan semua kekacauan dan membawa para pengembara ke negerinya untuk mendapat perawatan.
“Kenapa tidak masuk?” Mereka menyadari keberadaan Egan dan mendekat.
Cho Egan melirik Yeji yang tersenyum dan beralih menatap kedua netra Nara. Ia mengehela napas. “Ini salahku.”
Gadis bersurai hitam panjang tersenyum dan menarik Egan agar masuk ke dalam kamar rawat Sha Arden. Sudah ada banyak orang di salam. Robin tentu akan selalu di dekat Arden, yang menjadi spesial adalah kehadira Alpha Goldenmoon Pack yang sepertinya juga baru tiba untuk berkunjung.
“Salam Alpha!” sapa Nara pada Alpha.
“Salam Putri!”
Keduanya saling mengangguk berbalas senyum. Nara mendekat pada Arden, mengamati perban yang hampir terbalut di sekujur tubuhnya. Beruntung tidak ada satu organ yang cacat. Gadis itu tersenyum dan menaruh telapak tangannya di d**a Arden. Ia memejamkan matanya.
Semua orang di dalam ruang terkejut saat cahaya putih keluar di antara telapak tangan Nara dan d**a Warrior.
Robin yang sadar segera turun dari jendela. “Putri, tolong berhenti! Energimu akan terkuras!!”
Mendengar itu Egan akan menarik Nara. Ia terbelalak saat gadis itu mengeluarkan darah dari mulut. Nyatanya sejak awal Arden terbaring hingga sekarang Nara masih keras kepala ingin menyembuhkan Arden dengan kekuatannya.
“Jangan lakukan itu lagi!” Egan benar-benar menarik Nara.
Mata naga tersebut kembali terbelalak saat tidak sengaja melihat ujung rambut Nara yang berubah menjadi putih. Ia mengambilnya dan mengamati. Apa ini? Mengapa bisa terjadi?