Emily mengamati Arden yang tengah menatap ke luar jendel yang kini tengah di penuhi rintik salju yang turun. Sepertinya tadi ia tertidur di samping Lucy yang keadaannya mulai stabil. Emily kembali memeriksa Lucy dan mengamati bahwa wajah penyihir cilik tersebut sudah tidak pucat lagi. Melihat Arden kembali, Emily mengetahui hari sudah berganti malam setelah melihat gelapnya langit di luar jendela yang tertutup rapat. Selain itu ada perapian di dalam kamar yang menambah kenyamanan untuk tidur lebih lama.
“Kau sudah bangun? Ada makanan, pemilik kedai yang memberikannya.” Sha Arden merasakan seseorang tengah memperhatikannya dari belakang dan benar saja bahwa Emily telah bangun.
Emily kemudian menoleh sejenak pada Lucy. “Maaf aku ketiduran sampai tidak menyadari bagaimana keadaan Lucy.”
