RENCANA

1311 Words
Hari yang baru sudah tiba, hangat matahari pagi menyusup dari celah-celah jendela. Sungguh mengagumkan, bahkan hawa dingin karena embun malam musim gugur pun tidak terasa. Ini sudah dua hari sejak Luisa melarikan diri, dan dua hari itu pula Leonite seperti orang gila. Dia mencari keberadaan Luisa di sekitar, tapi tidak juga membuahkan hasil. Dia memeriksa semua pelayanan yang ada di vila, mencurigai ada mata-mata Putra Mahkota. Yap, benar, Leonite curiga juga Luisa Montpensier telah diculik oleh Putra Mahkota. Anggapan demi anggapan terus menghantuinya, sampai ia sendiri tidak bisa berpikir dengan jernih. Tidak mungkin Luisa melarikan diri di tengah guyuran hujan yang deras, jika pun melarikan diri, adiknya pasti meninggalkan pesan dengan baik. Tapi, ini tidak ada satu pun pesan yang tertinggal. “Tuan Muda, pencarian sudah dilakukan ke daerah sekitar yang dekat. Tapi, tidak ada satu pun informasi tentang Lady.” Laporan dari salah satu ksatria terdengar tidak menyenangkan, membuat Leonite mengepalkan tinjunya begitu erat. Bagaimana ini? Jika sampai ayahnya dan Matthias tahu, maka semua akan semakin berantakan. Dia bahkan sampai menunda kepulangan ke Ibu Kota, mengirim pesan pada sang ayah jika ingin beristirahat beberapa hari lagi. Hah, jika memang dia tak bisa membawa adiknya pulang, minimal ia harus tahu di mana sang adik saat ini. Jika seperti sekarang, jangankan makan, bernapas pun ia tak bisa tenang. “Apa kalian sudah mencari dengan benar?” Leonite yang baru bisa mengendalikan diri langsung berdiri, ia menghampiri ksatria yang melaporkan pencarian padanya. “Benar, Tuan Muda. Kami sudah mencari dengan benar, bahkan para penduduk tahu jika orang yang kami cari, sama dengan orang yang dicari oleh pihak Putra Mahkota.” “Apa? Antek-antek Putra Mahkota masih mencari juga?” “Benar, Tuan.” “Apa kalian yakin?” “Kami sangat yakin, Tuan. Yang Mulia bahkan menempel banyak informasi fisik Lady di berbagai tempat, dan beberapa jam lalu ada pengumuman di alun-alun. Siapa pun yang berhasil membawa atau memiliki informasi akurat tentang Lady, maka mendapatkan gelar kebangsawanan dari Putra Mahkota.” “Dia membuat adikku seperti buronan. Sungguh menyebalkan!” “Tuan, antek-antek Putra Mahkota mengatakan jika Lady diculik dan saat sampai di markas sang penculik, Lady sudah melarikan diri. Mereka juga menambahkan jika tunangan Putra Mahkota, Lady Luisa Montpensier tersesat saat akan menyelamatkan diri.” “Kebodohan macam apa ini? Akan semakin sulit menemukan Luisa, dia tak akan mau menampakkan diri karena kehebohan yang Putra Mahkota lakukan.” Sejenak Leonite tersadar, ia lantas tertawa. Apa ini? Putra Mahkota yang ia kira sudah mendapatkan adiknya, ternyata masih menebar banyak tikus untuk melacak. Jadi, benar, pergi di tengah malam tanpa pesan apa pun adalah hal yang dilakukan Luisa. Tidak salah lagi, ini adalah hal mengejutkan. Adiknya yang selalu menurut, malah memberontak dan pergi diam-diam. Sepertinya cinta pada Putra Mahkota sudah melewati batas, sampai cinta itu berubah menjadi benci, lalu membuat adiknya yang manis berlaku sangat bar-bar. Belum lagi kelakuan Putra Mahkota yang menyebarkan banyak orang, seakan bukan mencari adiknya, tapi meminta Luisa yang jelas-jelas melarikan diri agar bersembunyi. Apa dia harus memukul kepala Putra Mahkota sampai pecah? Hah ... sudahlah! Sejak awal memang Putra Mahkota tidak cocok untuk Luisa Montpensier yang sempurna. Leonite yang sempat tak bicara langsung mengingat beberapa laporan bawahannya, ia memejamkan mata kala kepalanya terasa ditusuk ribuan jarum beracun. “Omong kosong macam apa ini? Dia bahkan menjanjikan gelar kepada orang yang menemukan adikku? Hah, sungguh tidak terpikirkan. Pria b******k sepertinya? Harus berapa kali aku menghela napas dengan laporan kebodohan Putra Mahkota?” Benar-benar tak habis pikir. Yah, itulah yang Leonite rasakan. Jika orang yang tidak tahu komunikasi Luisa dan Putra Mahkota, maka kesalahpahaman yang besar akan tersebar. Topik hangat yang bisa dibicarakan oleh siapa pun, pada daerah mana pun, bahkan mungkin menyebar negara lain dengan cerita cinta paling menyentuh. Apa judulnya? Cinta sang Putra Mahkota dan Putri Mahkota yang begitu indah lebih dari musim semi. Bagaimana topiknya? Putra Mahkota yang begitu mencintai tunangannya, menjanjikan gelar berharga dan wilayah kekuasaan bagi siapa pun yang menemukan sang Putri Mahkota. Yang jelas, Putra Mahkota berhasil menghalau kenyataan jika Luisa Montpensier membatalkan pernikahan. Lalu, dengan sangat pintar, Putra Mahkota mengisyaratkan adik malangnya menghilang karena diculik. Tapi, bukankah harusnya pria itu senang? Dia bisa menikah dengan Lady Gremory, putri Baron yang manipulatif. Leonite nyaris saja lupa jika Gremory Luxian hanya memiliki wajah cantik, tapi otaknya tidak seberapa. Wanita bangsawan kelas teri, dari keluarga yang nyaris bangkrut, dan wanita yang selalu memanfaatkan drama agar namanya naik dikalangan sosialita kelas atas. Jelas saja adiknya, keluarganya, dan semua tentang mereka jauh lebih baik dari apa pun di Kekaisaran. Putra Mahkota yang bodoh itu tak akan mendapatkan apa pun jika memilih keluarga Baron Luxian yang nyaris hancur. Hah ... semakin menyebalkan. Rasanya ia ingin menghancurkan Putra Mahkota dan keluarga Baron Luxian sampai tak tersisa jejaknya. Skema yang sangat rapi, tapi membuat geli. Sungguh di luar dugaan, dan Leonite buru-buru meneguk air di dalam gelasnya. “Apa aku harus bangga pada adikku sekarang? Dia sudah melakukan hal yang benar. Hentikan pencarian dari pihak kita, aku yakin Luisa bisa bersembunyi dengan aman.” “Baik, Tuan Muda.” “Keluar!” Para bawahan yang sudah mendapatkan perintah langsung keluar, mereka tahu betul jika Leonite sedang emosi. Sementara Leonite, pria itu duduk dengan wajah muram. Menatap keluar jendela, lalu berpikir tentang banyak hal. Sementara Putra Mahkota sibuk dengan pencarian Luisa, dia akan menyusun sesuatu sebagai serangan pertama. Mengumpulkan banyak data, tak lupa juga bukti nyata. Rencana pertama, ditujukan jelas pada keluarga Baron Luxian. Rencana yang akan ia nikmati, dan akan dia akhiri dengan waktu yang lambat. Simbolis keluarga Montpensier adalah hal mutlak. Berilah bunga secukupnya, tapi jangan pernah kekurangan senjata. Itu sama artinya dengan memberikan kebaikan dengan cara yang cukup, tapi membalaskan dendam dengan cara yang berlebihan. Indah, bukan? Diam selama ini bukan berarti diam selamanya. Sudah sangat cukup dalam memberikan bunga kemenangan pada Gremory Luxian. Sekarang sudah saatnya membalas rumor yang beredar itu. Merebut kekasih seseorang? Bukankah Putra Mahkota sendiri yang setuju dengan lamaran keluarganya saat itu? Mereka tidak pernah memaksa, Kaisar juga meminta Putra Mahkota yang mengambil keputusan. Status sosial tinggi dari keluarga tirani? Hah ... Putra Mahkota sendiri yang meminta dukungan politik sebagai syarat, lalu para tikus menambahkan rumor jika Putra Mahkota menolak lamaran maka Gremory Luxian akan dalam ancaman bahaya keluarga Duke Montpensier. Wanita murahan? Bukankah Lady Gremory lebih murahan? Wanita yang dengan bebas keluar masuk kamar Putra Mahkota seperti gundik. Wanita kejam? Hanya karena adiknya bicara tajam, dan tujuan membela diri, lalu dicap sebagai wanita yang kejam. Apa itu pantas? Bukankah lebih kejam orang yang menyebarkan rumor tak berdasar? Apalagi julukan adiknya yang menjijikkan hanya karena berurusan dengan Gremory Luxian? Leonite menghela napas untuk yang kesekian kali, ia tak habis pikir akan drama murahan seperti itu. Salahkah Luisa Montpensier mencintai Putra Mahkota? Tentu saja tidak! Yang salah adalah seorang wanita tidak sadar diri, yang selalu ingin tinggi tapi tak bisa meninggikan diri. Ungkapan rasa yang ada pada hati Leonite memang kejam, tetapi di dunia ini yang tinggi haruslah tinggi serta punya martabat. Sedangkan yang rendah, harus sadar diri. Jika memang ingin meninggi, setidaknya punya kualitas yang pantas. Yah ... tidak perlu munafik. Ini adalah Kekaisaran, jika tidak memiliki status sosial yang bagus, maka harus menerima dengan baik. Lalu, jika ingin sesuatu yang lebih, harus punya sesuatu yang spesial, atau hal yang lebih baik dari seseorang dengan status sosial tinggi. Kesetaraan, itulah yang menjadi tolak ukur dan nilai yang masuk akal bagi kondisi hubungan antar manusia. ‘Carilah Luisa, Putra Mahkota. Sementara itu, abaikan saja kekasihmu yang akan mendapatkan hukuman. Berapa banyak rumor buruk tentang adikku karenamu dan kekasihmu itu? Banyak sekali, bukan? Jika demikian ...’ Leonite menyeringai, ini akan menjadi awal yang sangat sempurna. Menjatuhkan, menghancurkan, lalu selesai. Bahkan nama pun tak akan ada yang sudi mengingatnya, sampai pada banyak hal remeh seperti sampah akan jijik pada nama keluarga Luxian. ‘... aku akan hancurkan apa yang kau cintai, jauh lebih menyakitkan daripada rumor buruk tentang adikku.’
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD