Kenalan Yuk!

1500 Words
Erick memutuskan untuk mengambil cuti dan pulang ke Indonesia untuk memperkenalkan Alaia pada keluarganya, dan memperkenalkan diri ke keluarga Alaia. Dengan semangat Erick menarik kopernya untuk segera menuju bandara. Ketika melihat ada sebuah taksi kosong, Erick langsung memanggil taksi tersebut. Di perjalanan menuju bandara, Erick mengabari keluarganya dan calon istrinya bahwa ia sudah menuju bandara. Cantika Gue udah on the way airport, nanti tolong suruh Pak Parjo jemput sekitar jam tujuh malem Erick mengirim pesan singkat tersebut pada adiknya. Kemudian ia mengirimkan pesan pada Alaia. Alaia Jadi gimana? Kamu mau kenalan sama keluargaku di hari apa? Erick langsung menembak Alaia dengan pertanyaan tersebut. "Cepet-cepet baca ya calon istriku, calon suamimu ini cuman dapet jatah cuti sebentar aja" ujar Erick sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.   Sesampainya di Jakarta, Erick yang sudah di tunggu oleh supir keluarganya langsung menghampiri supirnya itu. "Langsung pulang aja deh Pak" ujar Erick sambil memberikan kopernya pada supirnya itu. "Oke Mas" jawab supir tersebut yang dengan sigap memasukkan koper Erick ke dalam bagasi mobil.  Di mobil, Erick dengan santainya memakan makanan kecil yang sudah di bawakan oleh Mama.  Mama mengerti putra sulungnya mudah lapar, jadi dari rumah Mama sudah menyiapkan cemilan untuk Erick di perjalanan pulang.   "Mana si Erick?" tanya Hadi ketika baru sampai di rumah. "Udah tidur anaknya. Capek" jawab Desy sambil membereskan piring-piring kotor bekas makan malam.  "Papa baliknya telat sih, kakaknya udah tidur tuh" jawab Cantika yang tengah membereskan meja makan. "Papa tadi keasikan ngobrol sama temen-temen Papa, jadinya pulangnya telat . Sampe di rumah jam berapa tadi Ma?" tanya Hadi sambil menarik kursi di meja makan lalu duduk. "Sampe rumah abis Maghrib tadi. Terus langsung mandi, makan malem, terus tidur dia. Ini aja makan malemnya duluan" ujar Desy menaruh piring kotor untuk di cuci oleh pembantunya.  "Dia jadi mau ngenalin pacarnya ke kita?" tanya Hadi. "Jadi dong!" jawab Desy semangat. Cantika hanya menatap bergantian orang tuanya. “Tapi gak kecepetan Ma? Buat Erick untuk ngenalin pacarnya ke kita?” tanya Hadi pada istrinya. “Ya gak! Bagus malahan dia mau langsung ngenalin pacarnya ke kita, artinya Erick serius” ujar Desy antusias. Sangat berharap putranya itu segera mempersunting kekasihnya dan segera memberinya cucu yang menggemaskan. “Kayaknya Erick duluan yang mau ngenalin ke kita. Baru abis ini pacarnya yang ngenalin Erick ke keluarganya” ujar Desy.   “Kamu cuti berapa hari?” tanya Hadi pada putranya yang tengah asyik mengunyah burger buatan Cantika. “9 hari” jawab Erick. “Kamu jadi kapan mau kenalin pacarmu?” todong Desy yang lebih frontal. “Mungkin besok atau lusa, aku masih jetlag Ma” keluh Erick. Desy hanya mengangguk saja. “Kenal darimana Kak?” tanya Cantika. “Dikenalin temen. Temennya Marcel” ujar Erick santai. Padahal dirinya bertemu dan berkenalan sendiri dengan Alaia, tanpa bantuan dari Marcel. “Nah kan! Jodoh gak kemana! Kenal dari Marcel malah” ujar Desy.                                                                                         ****   “Jadi mau siapa dulu yang ngenalin?” tanya Alaia pada Erick yang duduk dengan santainya sambil meneguk segelas lemonade. “Aku aja yang ngenalin kamu dulu ke keluarga aku. Jadi kalo misalkan orang tua kamu nanya apa kamu udah di kenalin atau belum ke keluargaku, kamu bisa jawab. Biar orang tua kamu yakin kalo aku serius sama kamu” ujar Erick panjang lebar. Alaia mengangguk setuju dan mengerti. “Orang tua kamu responnya gimana?” tanya Erick. “Kaget, gak percaya. Dan agak khawatir salah lagi” ujar Alaia sambil berjalan ke arah kulkasnya. Erick hanya mengangguk saja. “Oh ya, aku boleh liat lagi gak perjanjian kita yang udah di revisi lagi?” tanya Erick. “Boleh, aku ambil iPad-ku nanti. Nah ini buat keluarga kamu. Sebelum kenalan sama aku, ada baiknya kenalan dulu sama masakanku. Itung-itung buat nenangin Mama kamu. Calon menantunya ini bisa masak” ujar Alaia sambil meletakkan sebuah plastik berukuran besar. Erick membuka plastik tersebut dan kaget melihat isinya. “Itu ada beberapa daging beku. Udah di bumbuin,tinggal di masak. Udah aku kasih tulisannya juga, nanti aku masakain yang lain juga” ujar Alaia.   Di sinilah Erick dan Alaia berada. Depan pagar rumah Erick. “Ini benaran rumah kamu?” tanya Alaia tidak percaya. “Ya mungkin buat kamu aneh, secara kamu terbiasa tinggal di area elit” ujar Erick. “Aku gak bermaksud ngerendahin kamu kok “ uajr Alaia buru-buru. “Maksudnya, ya aku sejujurnya gak pernah ke area komplek perumahan begini, tapi bukan berarti aku ngerendahin. Rumah kamu termasuk layak banget. Aku cuman kaget aja, gak ada maksud underestimate kamu kok” ujar Alaia. “Whatever. Mending sekarang kita masuk. Orang tuaku gak sabar mau ketemu calon menantunya” ujar Erick yang menggandeng tangan Alaia masuk ke dalam rumahnya. “Paaa Maaa Deee” panggil Erick dari luar rumah. “Kamu tuh kalo masuk rumah bukannya Assalamuai.. ehhh?” tanya Desy dengan nada heran. “Ma ini Alaia” ujar Erick yang mempersilahkan Alaia untuk berkenalan dengan ibunya. Ohh jadi ini pacarnya Erick. Kayaknya bukan dari kalangan biasa nih batin Desy memperhatikan Alaia dari atas hingga bawah. “Eh iya. Halo” ujar Desy tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan calon menantunya. “Halo tante” ujar Alaia manis dengan senyuman hangatnya. “Ayo duduk dulu. Mbak! Bikinin minum. Sebentar ya biar Tante panggil Om dulu” ujar Desy. Alaia pun duduk di sofa ruang tamu keluarga Erick. “Kamu tunggu sini bentar ya, aku mau ambil masakan yang kamu bawain tadi” ujar Erick yang berjalan keluar lagi dari rumah. Alaia memperhatikan ruang tamu calon suaminya ini. Rumah yang jauh dari kesan mewah namun tetap nyaman. Beberapa foto keluarga terpajang di dinding. “Ini cewek siapa ya? Adiknya atau kakaknya?” Alaia melihat seroang gadis yang selalu ada di tiap foto keluarganya. Baik Erick dan Alaia belum membicarakan tentang keluarga masing-masing lebih jauh lagi. “PAKETTTTT” suara seorang kurir paket terdengar begitu nyaring dari luar rumah. Erick yang berada di luar rumah langsung mengambil paket tersebut lalu masuk ke dalam rumah. “Kakak paket adek siniiiiiii” suara memekik yang terdengar dari arah tangga membuat Alaia terkisap. Seorang gadis turun dari tangga dengan pakaian rumahnya menuju luar rumah. “Belanja mulu jadi bocah. Simpen duitnya!” omel Erick sambil masuk ke dalam rumah. Gadis tersebut seketika berhenti ketika melihat Alaia. “Nih paket lu udah dateng” Erick memberikan paket milik adiknya itu. Melihat adiknya yang menerima paket tanpa melihat ke arahnya. Erick jadi teringat ia belum memperkenalkan Alaia pada adiknya. “Ini adik aku. Cantika” ujar Erick sambil menepuk pundak adiknya agak keras. “Hish! Sakit tauk!!” keluh Cantika sambil mengelus-elus pundaknya. Buru-buru Cantika menghampiri Alaia untuk bersalaman, lalu kembali ke kamarnya. “Anaknya emang rada tengil”   Meski dulu sudah pernah merasakan bagaimana rasnaya di kenalkan ke orang tua pacarnya, namun bagi Alaia hal ini tetap menjadi sesuatu yang menegangkan. Karena sudah pasti setiap orang tua berbeda-beda. “Ayo Alaia, di ambil makanannya” ujar Hadi mempesilahkan Alaia untuk mengambil lauk yang sudah di masak khusus oleh Desy seorang untuk menyambut kehadiran calon menantunya ini. “Iya Om” jawab Alaia sungkan. Alaia pun mengambil lauk yang tersedia di meja makan. “Eh kok ngambilnya dikit! Udah lupain urusan diet-dietan. Makan yang banyak! Ini tante masak sendiri loh” ujar Desy yang menaruh lebih banyak lagi lauk di piring Alaia. Melihat bagaimana antusias kedua orang tua Erick terhadap dirinya, ada rasa bersalah pada iri Alaia karena ia dan Erick menikah hanya selama dua tahun. “Ma, adek mau juga ya” ujar Cantika yang hendak mengambil ayam panggang buatannya. “Adek yang ini aja” Desy mengarahkan tanga Cantika untuk menyendokkan cap cay, lalu beralih menatap putrinya sambil sedikti melotot.   “Ohh jadi Nak Aya sekarang sudah tinggal sendiri?” tanya Hadi yang duduk sambil kekenyangan karena makan siang tadi. “Iya Om, Saya tinggal sendiri di apartemen” ujar Alaia sopan. “Dari rumah orang tua jauh?” tanya Desy lagi. “Lumayan” ujar Alaia. Hadi dan Desy mengangguk. “Sama Erick beda berapa tahun?” tanya Desy lagi. “Tiga tahun lebih muda” jawab Erick sekenannya. “Mama nanya Alaia, bukan kamu” ujar Desy tajam sambil menatap putranya itu. “Sekarang kerja dimana?” tanya Hadi. “Aku punya restoran Om” ujar Alaia agak sedikit sungkan. Ia takut-takut kalau calon mertuany ini kaget mengetahui nama restoran yang ia miliki dan kelola. “Restoran apa?” sambung Desy. “Votre Choix” jawab Alaia agak sungkan. “HAH?!” Desy, Hadi dan Cantik kompak kaget dengan jawaban Alaia. Sedangkan Erick terlihat biasa saja. “Votre Choix? Yang langganan artis, sosialita sama selebgram itu ...?” tanya Cantika tidak percaya. Alaia tersenyum sambil mengangguk pelan. Cantika benar-benar tidak menyangka calon kakak iparnya ini seseorang yang bukan main-main jabatannya. Desy dan Hadi tidak percaya dengan jawaban yang mereka terima. Kedua beralih melirik Erick yang santai aja mendengar jawaban Alaia. Meskipun bukan dari kalangan atas, namun keduanya tahu betuk seperti apa image rstoran yang di kelola oleh calon menantu mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD