"Je?" panggil Una yang kembali membelakangi Jeka sejak setengah jam lalu. Punggungnya yang tidur menyamping ditempelkan pada lengan Jeka yang berbaring dengan posisi telentang supaya dia masih bisa merasakan kehadiran lelaki itu di sebelahnya. Entah kenapa kedua mata Una sulit terpejam walau sudah dipaksa. Padahal cuaca dingin dan sejuk mala mini harusnya bisa membuat tidur gadis itu nyenyak. Dia memanggil Jeka sekali lagi, tetapi tidak ada sahutan. Jeka sudah benar-benar tidur. "Jeeee, bangun dong!" Una berusaha membuat suasana tidak hening karena dia ketakutan. Di rumah, dia tidak pernah takut tidur sendiri karena lampu kamar selalu menyala. Sekarang sudah lampu dimatikan, sunyi pula. Di Jakarta walau tengah malam suara kendaraan yang lewat satu atau dua kali masih terdengar. Kini gadis

