Bab 03 - Pertarungan

1270 Words
Anak yang bernama Nobita terus berbicara, seolah tahu akan keadaan saat ini. Ia bahkan menceritakan saat pertama kali masuk ke tempat ini dan berbagai hal lainnya. Namun, satu hal yang membuatku agak bingung, dengan tubuh kecilnya, bagaimana bisa bertahan di pekerjaan ini? tubuh anak ini mungkin akan patah ketika terkena satu pukulan. "Bagaimana kau bisa bertahan?" tanya Sophie mewakilkan apa yang menjadi keresahanku. "Di sini, inilah kuncinya." Nobita menunjuk kepalanya. Apa maksud si Nobita ini? "Mungkin kau bersembunyi saat Duel, kan?" Tanya Gally. Nobita hanya menggerakkan bahu ke atas sembari mengunyah daging. "Sebentar lagi akan diadakan duel, semua diharapkan berkumpul di tempat pertarungan." Muncul suara yang berasal dari benda yang ada di pojok atas ruangan ini. "Sekarang?" tanya Reth. Benar sekali pertanyaan Reth, hari ini dan sekarang juga. Bukankah itu terlalu terburu-buru? "Ya, ayo kutunjukkan tempatnya," ucap Nobita. Kami berempat mengikuti Nobita, menuju sebuah lift, begitu juga dengan yang lainnya. Menggunakan lift yang tidak hanya satu di tempat ini. kurasa kami sedari tadi berada di atas sebuah gedung dan sekarang sedang turun. Lift ini. Jika aku memandang sekitarnya, seperti aku pernah datang ke dalam sini. Namun, entah kapan, hanya ingatan kecil yang membuatku harus menderita sakit kepala. Yang membuatku bersyukur adalah kenyataan bahwa tidak hanya aku yang hilang ingatan. Setidaknya aku bisa lebih waspada dengan tempat ini, jelaslah tempat ini mempunyai hal yang disembunyikan. Tidak butuh waktu lama di dalam lift ini, ketika sampai di bawah, dengan otomatis pintu terbuka. Sebuah cahaya terang menyinari, membuatku harus menghalangi cahaya terang itu dengan punggung tanganku. Setelah mataku telah terbiasa dengan cahaya yang masuk. Aku bisa melihat dengan jelas apa yang ada di luar sana. "Kita sudah sampai," ucap Nobita dan langsung melangkahkan kaki keluar, diikuti kami berempat. "Kita berada di Scramble, sebuah tempat untuk bertarung memperebutkan peringkat dan mempertahankan pekerjaan. Tempat ini tepat berada di tengah-tengah Tallessa." lanjut Nobita sembari memegang erat pagar besi yang mengitari arena. Sebuah arena berbentuk bulat besar, tempat bertarung berada tepat di tengah dengan lantai tanah sedikit rumput serta pepohonan yang tumbuh. Kursi penonton berada di pinggir, memutari arena yang cukup luas kalau hanya digunakan untuk bertarung satu lawan satu. Bangku penonton berbentuk menanjak dengan warna berbeda pada setiap kursinya. Dibatasi oleh pagar besi disetiap sisi, mungkin itu untuk membedakan posisi pekerjaan. Sekali lagi, kenapa harus bertarung hanya untuk menempatkan kami layak berada di mana. Kini, kami berada di bangku yang berwarna merah muda, kurasa ini disesuaikan dengan pakaian kami. Sementara posisi kami sekarang berada di paling belakang para penonton. Di antara para penonton juga pasti akan ditantang oleh para pekerja lain. Semua kursi sudah penuh, begitu ramai kali ini. Sebuah papan peringkat Tallessa-pun diperlihatkan. Setidaknya seperti itu yang kulihat saat ini. Peringkat satulah yang pertama terlihat olehku, Yaitu Daniel, anak yang berkulit gelap dengan ekspresi tajam, kurasa tidak ada yang berani menantangnya, di layar juga diperlihatkan foto tepat di samping nama para penjaga. Grem berada di urutan nomor dua. Wajar dia diperingkat itu karena menjadi pemimpin kami. Dari 150 nama penjaga, terlihat juga namaku berada diurutan 147. SIAL, Semakin besar peluangku untuk ditantang karena berada di urutan terbawah. Mereka jelas mengincarku Di bawahku, 148 Di tempati oleh Sophie. 149 oleh Reth. Sementara, Gally berada di posisi 150. Tapi satu hal yang ganjil lagi, tidak ada nama NOBITA di dalam urutan peringkat. Jelas, anak itu menyembunyikan sesuatu. Layar tersebut menyala lagi dan menampilkan seorang wanita berpenampilan aneh, sepertinya dia pembawa acara ini. Mungkin. "Selamat datang di acara Scramble yang dilaksanakan secara rutin setiap lima bulan sekali dan kali ini kita mempunyai beberapa anak baru, mereka telah di tempatkan dalam pekerjaan yang mungkin sesuai," ucap wanita itu dengan penuh semangat, lalu semua orang bertepuk tangan. Sebentar, lima bulan sekali? Artinya tempat ini sudah berjalan sejauh itu? Artinya, aku sangatlah baru di tempat ini? Anak baru dari distrik lain berteriak, "Kenapa kami harus bekerja! Dan bertarung!?" "Kalian tidak akan bisa hidup tanpa itu dan keadaan saat inilah yang memaksa untuk bekerja lebih keras lagi, kau harus tahu itu. Mengenai pertarungan ini--ini adalah peraturan dan atas keinginan kalian dari distrik bawah." Anak itu kembali duduk. "Siapa wanita yang ada di layar itu?" tanya Sophie ke Nobita yang duduk di depan kami berempat. "Dia pembawa acara ini, Finnet," jawab Nobita tanpa membalikkan badan ke arah kami. Saat ini, aku hanya fokus melihat dan mendengarkan semua yang terjadi. Hanya Reth serta Gally yang sedari tadi diam. "Peraturannya sangatlah sederhana, kalah jika menyerah atau sudah tak bisa bergerak. Kita beri kesempatan untuk para anak baru bertarung. Ingat ..., pertarungan ini diselenggarakan atas kemauan kalian sendiri yang menginginkan hidup yang lebih baik, hanya bekerja sebagai penjagalah solusinya. Makanan yang enak tanpa harus memasak dan tidur di dalam gedung dengan perlengkapan serba cukup. Tentu, kalian harus cukup kuat untuk bertarung dan menang," jelas pembawa acara. "Untuk itu, bagi yang ingin semua hal itu, silakan tantang dan kalahkan salah satu anggota dari para penjaga ...!" "Aku! Aku ingin melawan anak dari distrik satu urutan terakhir!" teriak seseorang dari distrik lima. Para petani. Urutan terakhir yang berarti itu, Gally. Dia berdiri dan berjalan menuju arena, tetapi dengan kepala menunduk. Entah apa dia bisa bertarung, kurasa akan terjadi hal tak mengenakkan. Kurasa, ini kurang adil. Sekarang Gally berhadapan dengan orang yang mempunyai otot lebih besar dan tinggi yang jauh berbeda. Rambut gondrong? Tunggu? Apa aku pernah bertemu orang itu? "Sepertinya aku pernah melihat orang gondrong itu ...," ucap Sophie. "Gally melawan Ward. Nikmati pertarungan kalian!" ucap pembawa acara, Finnet. Mereka diam beberapa menit tanpa berbicara dan membuat semua orang berteriak agar segera memulai. Sementara aku di sini malah tak bisa menikmati, ini keterlaluan. "Lihatlah dia! Tubuhnya gemetar!" Teriak Ward ke arah penonton sambil menunjuk Gally. Ward maju berlahan, menyiapkan tinjunya dan menghantam wajah Gally. Namun, apa yang dilakukan Gally? dia diam tak membalas, pukulan ke arah perut dan muka menghujamnya sampai dia tersungkur kali ini, Ward meletakkan kakinya di muka Gally. "Sial! Apa itu tidak keterlaluan! Hei! Nobita!?" teriakku ke arah telinga-nya. Kali ini aku tidak bisa diam melihatnya, melihat Gally yang sudah bercucuran darah, dan orang-orang di sini bahkan hanya tertawa. Apa yang mereka lakukan tidaklah mencerminkan kalau tempat ini aman, sama sekali tidak. Sama sekali tidak. Rencanaku untuk menyelamatkan Gally terhenti, karena, sebelum aku berlari, Sophie telah terlebih dulu melewati sela-sela kursi dan melompati pagar pembatas tanpa kesusahan. Pukulan tangan kiri Sophie tepat menghujam muka Ward sampai tersungkur. semua anak bersorak Sophie, aku bisa babak belur jika bertarung dengannya. "Itu melanggar peraturan! Silahkan keluar dari arena!" seru pembawa acara, Finnet. Nobita berdiri. "Tidak! Biarkan wanita itu bertarung!" Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Nobita, tanganku reflek menarik baju Nobita dan memukul mukanya. "Apa yang kau bicarakan, hah!" Kali ini aku tidak bisa menahan emosiku. Aku tidak peduli kalau Nobita mungkin lebih muda dariku. Kugenggam erat kerah baju bagian depannya dan kami saling bertatapan. Emosiku tak tertahan. "Aku berusaha menyelamatkannya, kau harus tahu itu ..., mereka akan membunuh siapa saja yang mengganggu acara!" bisik Nobita. "Membunuh?" Aku mengendurkan cengkeramanku. "Ya ...." Perlahan kulepaskan genggamanku dari kerah bajunya dan membiarkannya duduk lagi. Apa yang dikatakan Nobita, itu sangatlah jauh dari kata 'tempat ini aman'. Walaupun aku tak ingat atau lupa ingatan. Namun, diriku masih tahu jika kata membunuh adalah mengambil nyawa seseorang dengan paksa, kekerasan, dan membuatnya kesakitan. Aku ingat beberapa hal, bahwa membunuh adalah hal yang sama sekali tidak dibenarkan. Sekali pun orang yang dibunuh bersalah, seorang rampok, pencuri, copet. Tetap saja, membunuh tidak diperbolehkan. Karena kami adalah manusia. Akal yang harusnya digunakan untuk berpikir, mana buruk dan mana yang baik. Jika saling membunuh menjadi solusi, manusia tak ada bedanya seperti binatang. Maka dari itu, aku yakin. Tempat ini. Tidaklah seperti apa yang mereka katakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD