Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju rumah kulihat Mas Rasya seperti tengah sibuk dengan pikirannya sendiri. Aku sesekali memanggilnya, ia menoleh, lalu kembali menatap lurus ke depan. Dari samping, terlihat wajahnya tampak gusar. "Mas Rasya sedang mikirin apa sih?" Tatapku penasaran. Apa Mas Rasya memikirkan tentang Mas Dewa yang tak henti menggangguku atau memikirkan Mbak Mira yang mengaku hamil anaknya? Entahlah. Tapi sikapnya yang seperti ini sungguh membuatku tak nyaman. "Tidak memikirkan apa-apa, Pus," sahutnya sambil menoleh sekilas, bibirnya terlihat memaksa tersenyum kecil. Lalu tatapannya kembali pada jalan raya yang penuh oleh kendaraan yang saling mengklakson tak sabar. Sesekali Mas Rasya membunyikan klakson, membuatku menghela napas. Seolah dengan mengklakson-klak

