POV Rasya Aku terbangun saat mendengar dering HP. Tanganku meraba-raba, dengan mata masih sangat mengantuk menatap layarnya. Dia lagi! Dia lagi! Sial itu orang! Mas tolong jangan menghindar. Jadilah jantan Rasa panas merayap cepat ke dadaku. Membuat mood langsung buruk saja. Kantuk yang tadi begitu berat seketika minggat. Aku menjambak rambut frustrasi, dengan jengkel menekan tombol blokir. Menghamilinya? Buset. Yang benar saja. Aku sama sekali tidak ingat bahwa kami pernah melakukan perbuatan terkutuk itu. Awas saja kalau sampai berani mengusik hidupku! Tidak akan kuberi ampun. Aku menatap ke bawah, pada wajah meneduhkan yang merebah di dadaku, mengenakan selimut yang sama, tubuh polosnya begitu lembut di tubuhku yang juga tidak mengenakan pakain. Kutarik dia yang tengah memeluk tubuh

