bc

Jodohku ditangan ALLAH [COMPLETED]

book_age12+
2.4K
FOLLOW
26.8K
READ
fated
goodgirl
CEO
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Hidup itu seperti roda yang berputar. Terkadang berada diatas, terkadang berada dibawah. Hidup itu akan terasa mudah jika kamu bersyukur. Tidak ada kata mengeluh dan sebagainya. Tapi begitulah manusia. Merasa tidak cukup dan selalu mengeluh.

-Ayskaa Zaina Ardiningrum-

***

Hidupmu akan merasa sempurrna, jika kamu memiliki pasangan yang dapat membantuku menjalani semuanya. Mendukung apapun itu dan menerima apapun keadaanmu. Teteapu begitulah, untuk menemukan yang benar-benar dan sungguh-sungguh mendampingimu itu sulit. Dekatkanlah dirimu pada Allah. Maka semua akan mudah dan terasa nikmat.

-Azzam Khalif Putra Ahmad-

***

Berawal dari suatu pertemuan tak terduga disebuah taman. Azzam lelaki yang merangkap sebagai CEO dan juga dosen disebuah Univesitas, menyukai seorang wanita cantik bernama Zaina.

Ayskaa Zaina Ardiningrum. Wanita cantik, pintar dan pendiam tetapi memiliki banyak sekali penggemar. Ia memiliki sebuah masa lalu kelam yang sangat sulit dilupakan.

Dapatkah mereka saling melengkapi dan menjalani kehidupan dengan membina rumah tangga? Dapatkah Azzam menerima Zaina setelah mengetahui rahasia besar?

chap-preview
Free preview
Chapt. 1
Dear diary... Kata orang, pengalaman dimasa lalu dapat menjadikanmu sebagai pembelajaran. Kata orang, hidup itu akan manis jika kamu menemukan sesorang yang dapat menerimamu apa adanya. Yang dapat membimbingmu dan membantumu dalam segala hal. Tapi, apa mungkin hal itu akan terjadi padaku? Menemukan cinta sejati yang dapat menerimamu? Apa adanya? Memberimu canda tawa dan sebuah kebahagiaan dalam rumah tangga? Aku sedikit meragukan kata Orang. Entahlah, aku merasa sulit menemukan seseorang yang bisa bersamaku. Seumur hidup.  Karna yang kutahu, aku takkan pantas mendapatkannya. BRUUK         Suara jatuhan barang membuat seorang wanita mengalihkan perhatian dari buku yang dipegangnya. Disana, ada setumpuk buku yang terjatuh, dengan segera wanita itu membantu untuk membereskannya. "Terima kasih" ucap pemilik buku yang hanya balas anggukan sambil menunduk dari wanita itu.         Setelah itu, pemilik buku itu pergi dan semua kembali seperti semula. Tenang. Tak lama, Wanita merasakan tempat duduk disampingnya bergoyang. "Assalamualaikum Zaina" ucapnya. "Waalaikumsalam Arum. Ada apa?." "Hm.. gak ada apa-apa kok. Tadi aku cari kamu dirumah, tapi kata Umi, kamu keluar. Ya aku pergi kesini deh."         Wanita itu hanya tersenyum menanggapi ucapan temannya. Dan kembali fokus pada buku di tangannya. Buku yang manjadi tempat wanita itu mencurahkan keseharian dan tempat ini pula yang menjadi tempat untuk menenangkan pikiran selain di mesjid. "Kamu nulis apa Na?." Tanya Arum "Hm.. biasa Rum." Arum hanya menganggukan kepalanya sembari ber-O ria, "Oh ya, tadi siapa?." "Yang mana?" tanya ku bingung. "Itu, yang kamu tolongi tadi?" "Aku gak tau Rum, tadi bukunya jatuh. Jadi aku bantu dianya" ucapnya sementara Arum hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.         Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku. Nama ku Ayskaa Zaina Ardiningrum. Biasa dipanggil Zaina, umurku 22 tahun. Aku anak tunggal dari Nazia—Umi ku dan Mauza—Abi ku. Aku sedang kuliah di salah satu Universitas di Jakarta, jurusan Sistem Informasi, kenapa? Karna aku suka dengan hal-hal yang berbau komputer, selain itu kata Abi, jurusan itu banyak dicari orang untuk bekerja di perusahaan dan aku juga ingin membahagiakan Umi dan Abi ku dengan jeripayah ku.         Arum Permatasari, teman sekaligus sahabatku dari kecil. Kami bertetangga hingga sekarang, Arum juga orang yang mengetahui semua dunia kelam ku dulu. Dia lah penyemangatku disaat aku terpuruk dulu. Cukup keluarga ku, Arum, dan laki-laki itu yang mengetahuinya. "Zaina..." panggil Arum memecahkan keheningan. "Apa Arum?" "Hm.. kamu masih mengalami mimpi buruk itu?."         Kalimat itu sukses membuatku terpaku. Aku hanya diam sembari menunduk memperhatikan buku diary ku. Arum yang mengetahui itu, mendekat lalu memeluk dari samping. "Zaina jangan takut ya. Ada Arum disini yang bakalan semangati Zaina." "Makasih ya Arum." ucapku membalas pelukan nya. "Sudah yuk. Mending kita pulang. Sudah mau sore, besok kan kita kuliah" ucap Arum lalu kami kembali menuju rumah.         Arum juga sama sepertiku, satu jurusan, satu Universitas juga bahkan kami satu kelas. Selama perjalanan kami berbincang ringan. Tertawa bersama dan berakhir dengan kembali kerumah masing-masing. Ku buka pintu sembari mengucapkan salam, "Assalamualaikum" "Waalaikumsalam" sahut Umi dan Abi dari ruang keluarga. Lalu aku menuju keruang keluarga dan mencium tangan mereka. "Kamu dari mana nak? Tadi Arum kesini cariin kamu" ucap Umi "Zaina tadi ketaman mi. Iya tadi sudah ketemu kok." "Yaudah,kamu mandi sana, abis itu kita makan malam. Jangan lupa sholat ya" ucap Abi. "Iya bi. Yaudah Zaina ke atas ya" ucap ku lalu bergegas kekamar membersihkan diri.                                                                                             ***         Pagi ini, aku akan berangkat kuliah bersama Arum menggunakan motor matic nya. Selama perjalanan, kami berdua berbincang ringan sembari merasakan terpaan angin pagi yang segar. Dan tak lama, kami pun sampai di parkiran kuliah. "Zaina, nanti aku hanya masuk kelas pertama aja. Ada urusan mendadak harus ikut ibu" ucap Arum sembari melepas helm nya. "Oh gitu, yaudah enggak apa kok." Ucap Zaina sembari membenarkan jilbabnya. "Ya sudah. Yuk" lalu kami berdua melewati beberapa kelas, suasana kampus yang ramai karna jam 10 pagi.         Kelas masih sepi, hanya ada dua atau tiga orang. Aku dan Arum mengambil tempat duduk yang berada didepan. Aku membuka tas kemudian mengeluarkan binder flaminggo beserta pena.  "Na, umi cerita kalau kamu gak mau ke psikiater ya?. tanya Arum hati-hati. Aku tediam, ingin menjawab tapi seakan ada sesuatu yang menganjal. "Aku.. mau."cicitku. "Tapi..." "Rum, kita bahas diluar saja." potongku dengan cepat. BRUUK "Kalau jalan pakai mata dong!" ucapnya sedikit berteriak.         Ku angkat kepala ku untuk melihat, dan ternyata senior ku. Sonya. Kakak senior yang terkenal dengan keangkuhannya, pakaian ketat dan makeup yang terlalu berlebihan. Aku dan Arum saling pandang, lalu berdiri untuk melihat kejadian apa yang ada didepan kelasku. "Ma-maaf kak. Aku gak sengaja."  "Maaf, maaf. Makanya kalo jalan pakai mata lo" "Ada apa ini?"          Kami semua, sontak menoleh. Disana, seorang laki-laki yang berdiri dengan dahi yang mengkerut menatap keadaan disana. Aku perkirakan umurnya masih sekitar 20 tahunan. Tapi aku sedikit bingung, siapa laki-laki ini. Seolah tidak asing dengan suaranya. "Eh ada pak Dosen. Ini pak, dia jalan gak lihat-lihat jadinya nabrak saya" ucapnya yang sedikit lembut. "Maaf kak, Raka gak sengaja tadi." "Yaudah gak apa kok."         Aku menggeleng kecil, saat Sonya berubah menjadi lembut. Suatu hal yang sudah biasa didengar banyak mahasiswa di kampus terhadap Sonya. "Ya sudah sana, balik ke kelas kamu." ucap laki-laki itu. "Baik pak."  "Kenapa kalian masih ada disini? Masuk kekelas."         Dengan berbondong-bondong kami semua memasuki kelas dan diikuti laki-laki itu. Semua yang ada dikelas itu mengerutkan dahi pertanda bingung. "Baiklah. Sebelum kita mulai perkuliahan hari ini. Saya akan memperkenalkan diri. Saya Azzam Khalif Putra Ahmad. Kalian bisa panggil saya Pak Azzam. Saya disini menggantikan pak Ahmad yang sedang berhalangan masuk hingga beberapa minggu kedepan." "Karna saya baru dan belum mengenal kalian. Saya akan mengabsen satu-persatu sebagai tanda perkenalan."         Dosen pengganti itu mulai memanggil satu-persatu mahasiswa. Sedangkan aku berpikir keras. 'Dimana aku mengenal suara ini' batinku. "Ayskaa Zaina Ardiningrum."         Arum menyenggolku saat mendengar namaku dipanggil. Sungguh aku tidak menyadarinya. Dengan ragu aku menganggkat tanganku dan tatapan kami bertemu.         Aku melihatnya tampak mengerukan dahi seolah-olah tengah mengingat sesuatu. Dan laki-laki itu menggeleng kecil sembari mengalihkan tatapannya. "Kamu kenal pak Azzam?" tanya Arum. Aku menggeleng, "Enggak, tapi sepertinya aku mengenal suaranya." Arum tersenyum menggoda, "Jangan-jangan pernah ketemu. dimana?" Aku menggeleng cepat, "Sungguh, aku tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi kalau boleh aku jujur. Suaranya...." "Jika ingin mengobrol silahkan keluar dari kelas saya." Aku dan Arum langsung menoleh. pak Azzam menatap kami dengan tajam. "Maaf pak." "Aku jadi takut."bisik Arum.         Aku hanya menggeleng, untuk memperingatinya untuk tidak bicara. Bisa-bisa aku keluar disaat pelajaran yang wajib ini. "Baik, kita mulai perkuliahan ini. Dan, saya memiliki peraturan tersendiri disini. Pertama, saya akan melarang keras kepada mahasiswa untuk saling mengobrol..."ucap pak Azzam sembari melirik ku dan Arum. "Jika saya masih menemukannya, maka saya tidak akan segan untuk mengeluarkan kalian dijam perkulihan saya. Kedua. tidak ada yang memainkan ponsel. Peraturan saya hanya itu. dan tolong kerja samanya."                                                                                                     *** Akhirnya, kelas ku selesai. Aku bisa bernafas lega. Suasana didalam tadi sungguh membuatku tidak bisa berkutik. Tegang. Kelas yang bisanya ribut, kini terdiam dan tampak kaku. Ranu. laki-laki itu biasanya tertidur di kelas meja belakang, kini tidak ada Ranu yang tertidur. Walau mata merahnya membuatku dan yang lainnya tertawa. "Hebat lu bro." ucap Dana sembari menepuk bahu Ranu. "Hebat gigi lu. Gak lihat mata gue. Perih ini bro." Dana tertawa kencang, "Hari ini gue traktir karna lu sudah bisa nahan biar gak tidur dikelas. Kamu juga Na, Rum." "Yah maaf banget Dan. Aku gak bisa, mau ikut ibu."ucap Arum. "Apa? ada ibu mertua? Mana? Mana?" ucap Dana dengan semangat. "Apa sih, kamu aneh." ucap Arn dengan malu. "Ayo, mau ngantar ibu mertua kan? Aku temani deh."  "Gak perlu, aku bawa motor. Duluan ya, Na nanti aku main kerumah mu. Okey, dah semua." Dengan cepat, Arum berlari meninggalkan kami bertiga. Aku sempat wajahnya yang memerah. "Kamu jangan godain anak orang terus Dan, kasihan. Kalau kamu serius, cepat ambil Arum dari keluarganya. Nanti keburu didahului orang." Kemudian aku berlalu meninggalkan Dana yang terdiam dan Ranu yang tertawa terbahak. "Sabar bro."ucap Ranu. "Berisik lu. Sudah ah  gue marah sama lu." rajuk Dana sembari meninggalkan Ranu.                                                                                                    ***         Zaina melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Mata kuliah kedua masih ada satu jam lagi. Sehingga wanita itu memutuskan untuk ke perpustakaan. "Zaina."         Zaina menghentikan gerakan tangannya yang hendak membuka pintu perpustakaan. Tampak seorang lelaki yang tengah berlari kecil kearahnya. "Asalamualaikum." "Waalaikumsalam. Ada apa kak?" "Em.. Na, kamu mau keperpu?" Zaina mengerutkan dahinya sembari melirik pintu, "Iya, kenapa?" Laki-laki itu menggeleng, "Enggak, nanya aja." "Oh, ya sudah aku masuk ya." "Eh, tunggu." "Kenapa?" "Mau.. pulang bareng gak?" Zaina terdiam sembari menunduk. "Em, maaf kak. Tapi nanti aku harus mengerjakan beberapa tugas." "Enggak apa, mau kakak bantu?" Zaina menggeleng cepat. "Enggak perlu, Zaina bisa kok. Mungkin lain kali aja." tolak Zaina secara halus.         Wajah laki-laki didepannya itu tampak kecewa, mau bagaimana, tidak mungkin kan ia berdekatan dengan laki-laki yang jelas sekali menyukainya.  "Yasudah, gak apa kok. Mungkin lain kali aja." ucap laki-laki itu. "Iya kak, maaf sekali lagi. Zaina duluan. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." Zaina masuk meninggalkan laki-laki itu yang terkaku. "Gagal lagi." gumam nya kemudian berlalu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pengganti

read
301.9K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.2K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.4K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.5K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.6K
bc

MOVE ON

read
95.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook