3

1062 Words
Dodo mengajakku keluar di hari ini dan kebetulan aku tidak memiliki jadwal kuliah dalam perjalanan aku tidak bertanya apa tapi aku yakin jika ini berkaitan dengan kebutuhan seksualnya. Tempat biasa yang kami berdua gunakan untuk menghabiskan waktu bersama yaitu rumah kontrakan sahabat Dodo, tempat ini biasa dipakai untuk kumpul atau ketika ingin melampiaskan nafsu. Kami berdua hanya sebatas petting tidak lebih ataupun pernah lebih, melakukan ini saja kami berdua sudah sangat puas. Jika Dodo melakukan di kostnya seperti kemarin berarti tidak ada orang sama sekali dan tempat ini jika ada yang menggunakan berarti harus dalam keadaan kosong atau kalaupun ada orang tidak boleh terlalu banyak "Ayo sayang keburu yang lain datang" ucap Dodo sambil menarikku duduk di sofa ruang keluarga ini. Dodo menciumku dengan tidak sabar, membuka pakaianku dengan segera. Ciuman Dodo turun ke leher membuatku hanya bisa mendesah atas apa yang dia lakukan, aku tidak tahu setiap melakukan dengan Dodo tidak pernah merasa nikmat tapi aku menutupinya dengan desahan. "Akhhhh akhhh" desahku ketika Dodo meremas bukit kembarku Lidah Dodo berada di putingku menjilatinya dengan memutar sambil tangannya meremas bukit kembarku yang satunya. "Akkhhhhh sak akkkhhh kit" erangku ketika Dodo menggigit benjolanku "akhhhh" "Nikmat sekali kamu" ucap Dodo disela-sela aktivitasnya dengan penuh gairah. Dodo mencium perutku dengan cepet membuka celana dan celana dalamku dan sekarang aku sudah telanjang depan Dodo, tidak lama Dodo melakukan hal yang sama. Dodo kembali memainkan bukit kembarku dengan kasar membuatku merintih kesakitan, namun Dodo selalu menganggapku menikmati hal ini yang semakin membuatnya bertambah nafsu. "Akhhhh" ketika aku merasakan lidah Dodo di bibir milikku memberikan gerakan memutarnya dan aku meremas rambut Dodo. Dodo menghentikan gerakannya mengubah posisi berada diatasku di mana posisi miliknya depan mulutku dan dalamku depan mulutnya, aku yang paham langsung mencium kepala penisnya sambil menjilatinya layaknya es krim. Perlahan aku masukkan kedalam mulut sambil meremas buah zakar Dodo dan kali ini tiba-tiba aku membayangkan melakukannya bersama Tian. Aku merasakan lidah Dodo masuk ke dalam milikku beserta kedua jarinya, aku ingin mendesah namun milik Dodo ada di mulutku. Aku hanya bisa mengocok, menjilat dan mengulum miliknya. Gerakan Dodo di dalam semakin cepat, tiba-tiba aku merasakan Dodo mencubit biji yang ada di dalam rahimku "Akhhh Do" erangku ketika merasakan cubitannya seketika aku menggenggam milik Dodo "akkkkhhhh" aku merasakan cairanku keluar dari dalamku. "Gila banyak banget, yang" ucap Dodo "sampai pipis kena mukaku lagi" omel Dodo menatapku sambil membersihkan wajahnya dari cairanku Dodo mendekatiku dan mencium bibirku sambil mencubit benjolanku, tanganku tidak diam mengocok milik Dodo dengan pelan mengikuti irama ciuman dan cubitan Dodo "Akhh sayang kulum milikku lagi" ucap Dodo ketika melepaskan ciuman kami Aku langsung mengambil tempat untuk mengulum milik Dodo, aku memberikan tatapan menggoda agar Dodo paham jika aku menikmati permainan kami walaupun dalam hati aku sama sekali tidak menikmati. Aku masukkan miliknya ke dalam dengan perlahan aku menggerakkan mulut agar penisnya keluar masuk di dalam mulut "Akhh sayang enak mulutmu" erang Dodo sambil menarik rambutku untuk semakin masuk kedalam "s**t mulutmu hangat apalagi dalam kamu akhhh" desah Dodo "dasar jalang" semakin memasukkan miliknya ke dalam mulutku Aku ingin memuntahkan tapi aku tahu jika melakukan Dodo akan semakin kasar padaku dan hanya bisa mengikuti, tarikan Dodo dirambutku semakin cepat dan aku yakin jika Dodo akan segera sampai jadi aku harus mempersiapkan diri "Akhhh telan semua jalang" ucap Dodo ketika menembakkan cairan dalam mulutku "bagus jangan sampai kamu keluarkan" Dodo menciumku lembut setelah aku menelan semua cairannya "aku mencintaimu" Aku hanya diam mendengar pernyataan cintanya, ingin rasa aku memutuskan ini tapi bagaimana caranya dan jika aku bilang ke papa atau Devan mereka pasti akan marah besar atas apa yang aku lakukan saat ini. Dodo duduk di sofa menikmati sisa-sisa perbuatan kami baru saja, aku hanya diam memandang Dodo dan entah kenapa aku tidak merasakan getaran yang sama seperti sebelumnya. “Sayang” Dodo menatapku “aku ingin memasukimu kira-kira kapan kamu ijinkan?” aku terkejut dengan perkataan Dodo pasalnya sebelum ini Dodo tidak pernah keberatan dengan ini semua “rasanya lebih nikmat jika milikku masuk ke dalam” sambil meraba bagian bawahku dan memasukkan jarinya “aku ingin lebih” bisik Dodo tepat depan wajahku. Aku mendorong Dodo ketika terlihat wajah mama dan papa yang kecewa dan Dodo memandangku bingung “bukankah seperti ini sampai kita menikah dan kamu setuju tapi semakin lama banyak permintaan” aku menatap Dodo dengan wajah kecewa Aku meninggalkan Dodo dengan masuk ke dalam kamar mandi dengan segera membersihkan diri ketika aku keluar Dodo sudah menggunakan pakaiannya dan dengan segera Dodo mengantarkanku pulang ke rumah, di rumah tidak ada siapa-siapa karena papa mengajak Tania ke Bali sedangkan Via entah ada di mana yang selalu sibuk dengan kegiatan tidak jelasnya itu. Tari Aku ingin menangis, tolong rahasiakan terutama dari papa Aku mengirim pesan itu pada Tania dan aku yakin jika dia tidak akan bicara dengan papa, Tania buatku tempat yang paling enak untuk bercerita banyak hal. Tania Datanglah kemari jika kamu memang membutuhkan ketenangan Tari Aku pasti menganggu kalian berdua dan aku takut papa curiga Tania Aku yang akan bilang sama papa jadi datanglah jika butuh ketenangan Aku membaca pesan Tania yang membenarkan dugaanku bahwa dia bukan hanya mencintai papa tapi menyayangi kami semua bahkan sering mengajak kami berdua untuk melakukan sesi wanita dengan bercerita banyak hal tanpa sepengetahuan pria yang ada di rumah ini, seketika aku masih memikirkan hal yang terbaik dan terburuk nantinya ketika memutuskan pergi ke Bali menenangkan diri. Seketika aku mengingat ciuman Tian beberapa hari lalu yang sangat berbeda dengan Dodo, ciuman itu sama dengan ciuman Dodo dahulu namun sekarang berbeda dan aku tidak tahu mengapa. Sikap Dodo ketika normal akan sama seperti dahulu tapi jika kami ingin saling memuaskan akan berubah kasar dan seolah aku ada p*****r bukan pacarnya, aku mengingat permintaannya tadi membuatku tidak tahu harus berbicara apa dan yang pasti aku menolak sepenuhnya. Menolak melakukan dengan Dodo tapi aku berkhayal melakukan bersama Tian, aku langsung menepuk dahi bagaimana bisa aku membayangkan Tian yang baru saja aku kenal. Pria dewasa dengan segala yang dia miliki dan Dodo tidak miliki yaitu wajah tegasnya ketika berinteraksi dengan orang lain. Aku baru ingat bagaimana aku bisa ke Bali jika tidak ada yang membayariku kesana dan sepertinya aku harus mengeluarkan jurus andalanku untuk merayu Devan dengan bantuan sang istri agar semuanya berjalan dengan lancar. Devan sangat mudah jatuh dalam perkataan sang istri sama halnya papa yang dengan mudah jatuh di depan wanita dan semoga aku menemukan pria seperti mereka berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD