w*************a Jilid II

1341 Words
w*************a Jilid II    Tak kenal maka tak kembali. Tahap satu proses mendekati mantan suami adalah dengan memastikan status si mantan apakah masih duda atau sudah dapat pengganti. Yuka harus memastikan Elrangga sudah menikah lagi atau belum. Artinya, kalau pun Elrangga sudah ada pacar tapi belum menikah, maka kesempatan Yuka mengambil Elrangga masih menganga selebar kuali. Yuka menikah dengan Elrangga pasca Ujian Nasional. Dia nekat diijab walau belum tentu lulus dari sekolah. Ceritanya sehabis UN, Yuka pergi ke kampungnya Elrangga di Padang. Seperti yang sering ia ceritakan kepada Kushi, Yuka memakai cara licik dengan memancing libido Elrangga. Tapi sayang, cara licik tersebut enggak bertahan lama. Elrangga menyeraikan Yuka empat puluh hari kemudian bertepatan dengan pengumuman kelulusan SMK. Tsah, Yuka pun mulai menyandang status janda. Yuka enggak kepikiran untuk kuliah. Sedihnya ditinggal suami dan menjanda di usia belia membuat Yuka menangis berhari-hari. Dia memutuskan merantau ke Ibu Kota dan akhirnya berada di kota yang sangat kejam ini sampai sekarang. ”Ini deh sepertinya kamar Om EL.” Yuka memicingkan mata melihat nomor apartemen yang ada di handphone-nya. ”Bismillah.” Yuka memencet bel. Pikiran nakalnya langsung aktif. Yuka menunduk agar Elrangga di dalam sana enggak bisa melihat wajah Yuka dari lubang pengintai. Pintu terbuka dari dalam. Rencana Yuka, ketika Elrangga membuka pintu, Yuka akan menyengir sambil berkata ’Hay Om’ dan melambai tangan seperti Miss Universe. Tapi Yuka terpelongok sambil menelan air ludah. Alamak, Om El segar banget. Mata Yuka yang rada-rada sipit itu berusaha terbuka lebar-lebar. Mulutnya mangap enggak beradab. Jelek banget. Elrangga mendengkus dan berniat menutup pintu. ”Eeits tunggu tunggu, Om Elang!” Yuka mengulurkan tangan ke ambang pintu. Kalau Elrangga tega menutup pintu itu, maka tangan Yuka bisa patah seperti ranting kayu mati. Untung saja, dia enggak tega  jadi tangan Yuka bisa selamat. ”Om tinggal sendirian? Ah, Om pasti belum move on dari Yuka?” Tangan gatal janda satu itu mengelus d**a Elrangga yang dibalut kaus polo putih yang membentuk otot-ototnya. ”Bagaimana Yuka enggak mupeng coba, tubuh depannya Om El ngegiurin gini.” Apalagi dahulu kala, Yuka pernah melihat tubuh polos lelaki itu. ”Yuka pengen gigitin itu sabun batang. Gemas gemas gemas.” Elrangga menjauhkan tangan Yuka. Dia berdiri berlipat tangan. ”Mau apa kamu kesini?” ”Nuntasin apa yang belum selesai di antara kita.” Yuka mengedip-ngedip ganjen. Dia duduk di sofa panjang dengan meluruskan tangannya ke samping, seperti anak kecil main pesawat terbang-pesawat terbangan. ”Pulang sana! Buka sendiri pintunya.” Bukan Yuka namanya kalau enggak bisa membuat Elrangga kesal. Ketika Elrangga berbalik dan jalan meninggalkan Yuka, gadis Jepang KW itu melancarkan satu cubitan di leher kanan Elrangga. Pria itu berteriak kesakitan. ”Yuka!” geramnya sambil mengusap-usap bekas cubitan Yuka. ”Om mending marah-marah deh dari pada diemin aku.” Yuka memajukan bibirnya dengan mata berkilat kesal. Dia sok ngambek agar terlihat seperti Natasha Wilona yang sedang marah. Bukannya tambah cantik, justru ia lebih mirip bebek. ”Om galak-galak gini tambah maco loh Om, nggak sekalian Om marahnya sambil robek-robek apa gitu?” Yuka berkedip-kedip nista menggoda. Yang dikedip membuang napas bosan. Yuka menarik tangan Elrangga dan menekan ke dadanya. ”Om, coba deh rasakan. Di sini masih ada detakan yang kuat buat Om El.” Tindakan Yuka kali ini sudah enggak bisa ditoleransi. Elrangga marah besar. “YUKA! JAGA TANGAN KAMU!” Ia mendorong pundak Yuka hingga tubuh kecil itu terseret mundur. ”Makanya ngomong! Bisa nggak kalau aku bicara itu ditanggapin, jangan diam aja!” ”Ya udah, sekarang mau kamu apa? Ingat, bicara dua menit, habis itu pulang. Udah malam.” Elrangga menurunkan emosinya. ”Iiih pasti khawatir sama aku, iya ’kan?” Yuka memejam beberapa detik. Ia buka matanya lalu mengembuskan napas. ”Kalau udah malam, biar aman ya aku nginap sini aja.”  Delikan Elrangga membuatnya menyengir. ”Becanda, Om. Aku tidur di sini kalau Om nikahin aku lagi.” Sekali lagi Om El balas dengan pelototan. ”Aaaih nggak bisa diajak guyon aah Om Elang. Oke aku serius.” ”Satu menit.” Elrangga mengingatkan. ”Hiiish! Om, jujur! Om El udah menikah lagi atau belum?” ”Jangan panggil om, bisa nggak?” Yuka melirik dengan seringai. ”Hayo, mikir apa Om? Nggak enak ya denger panggilan itu waktu naik-naik ke puncak gunung?” ”Waktu habis.” Elrangga melingkarkan tangan ke pinggang Yuka dan mengangkatnya dari belakang. Tubuh Yuka melayang. Lalu dengan tanpa rasa kasihan Yuka dijatuhkan di luar pintu apartemen hingga gadis Jepang KW itu terjelepok di lantai. ”Pulang!” Elrangga balik badan hendak masuk. Dengan kurang ajarnya, Yuka memajukan kakinya hingga Elrangga  jatuh tersandung kaki Yuka yang enggak panjang-panjang amat. ”YUKA SIERRA!” Elrangga bangkit dari jatuh gantengnya. Dia menarik tubuh Yuka dari duduk leha-leha gadis itu. ”Jangan bikin aku marah! Kamu sama sekali nggak lucu.” ”Aku nggak pengen juga diketawain sama Om. Aku juga nggak pengen bikin Om marah. Aku cuma mau tanya, Om udah nikah lagi atau belum?” Lelaki dengan kesabaran di ujung sendok itu membuang napas. ”Belum. Sekarang puas? Silakan pulang ke habitatmu,” ucap pria itu datar. “Belum nikah? Sama Om, Yuka juga. Masih janda kembang ini, Om.” Blam. Pintu apartemen tertutup di depan hidung Yuka. Ia enggak kesal, enggak marah, dan enggak tersinggung. Hati Yuka sangat senang karena Elrangga masih duda, duda bekasan Yuka. Senangnya. ”Gue akan bikin kita menjadi pasangan adam dan hawa lagi, Om. Om El tunggu Yuka, ya!”   ***     ”Serius itu Kaza masih empat belas?” bisik Kushi sambil melirik Kazasaki yang sedang main PS di ruang tamu. ”Buat apa juga boong, masih kelas delapan itu bocah.” Yuka menepuk-nepuk perut ratanya yang hanya dibalut tangtop hitam. ”Menurut lo, beda usia tujuh tahun itu jauh banget nggak?” Yuka melirik curiga. ”Apa maksud lo jarak tujuh tahun?” ”Ya gue sama Kaza, kayaknya cocok. Kaza adek lo ganteng banget. Serius dia adek kandung lo Ka?” ”Kurang ajar ya mulut lo, Kabhi Kushi Kabhi Gham. Maksud lo gue bukan kakak kandung itu bocah? Lo pikir gue anakku bukan anakku tapi anak tetangga sebelah?” ”Kalian beda banget. Lo mirip Upiak Isil yang bedaknya taba bana tapi adek lo mirip Yamaken, gue jadi curiga, Ka.” ”Hiiih hiiih mulut lo awas ya, Kabhi Kushi!” Yuka mengulek-ngelek bibir Kushi dengan p****t sendok bekas makannya. Gadis berambut ikal itu balas menjambak rambut pendek Yuka sebagai pelampiasan. ”Kakak-kakak berdua lagi ngapain sih? Nggak malu apa sama umur, sudah tua masih aja kelahi kayak cabe-cabe sekolahan.” Yuka berhenti mengulek bibir Kushi dan Kushi berhenti menjambak rambut Yuka. Kushi membenari rambutnya lalu tersenyum cantik kepada Kazasaki yang lewat hendak mengambil snack di kulkas. ”Kaza, mau ditemenin nyari cemilan nggak? Biar Kak Kushi yang traktir deh, mau jajan apa?” Kushi beraksi dan Yuka membuang napas geli. ”Apa bagusnya coba si Kaza, tidur aja masih di ketek Buk Siyah.” ”Beneran Kak?” ”Dasar bocah.” ”Iya, ayo.” Kushi berjalan ke arah Kazasaki yang tinggi sekali. Ia semakin ragu, sepertinya  Kazasaki mencuri gen pertumbuhan Yuka hingga tinggi Kazasaki kebangetan sementara Yuka Sierra bantet tak keruan. ”Gue ikut!” Yuka menyusul Kushi dan Kazasaki yang telah duduk aman di kursi depan. ”Ngapain lo naik?” Kushi bertanya sewot. ”Gue mau beli pengaman.” ”Pengaman apaan? Jangan ganggu deh, Jakula!” Kushi enggak terima jika acara kencannya sama Yamaken terganggu oleh janda kurang belaian seperti Yuka. ”Gue mau beli pengaman untuk nananana biar nggak hamil, puas lo!” Kazasaki berbalik ke belakang dan menimpuk kepala Yuka dengan garang. ”Ada anak kecil di sini,” tandas remaja laki-laki itu. Yuka mencebik. ”Mulut lo nggak disekolahin ya, Ka? Ada adek lo di sini, kalau ngomong itu saring dulu pake saringan teh melati!” “Lonya banyak tanya. Yaudah cepat jalan, ntar nggak nyampe-nyampe,” perintah Yuka seenak udel. ”Gue serius. Gue bakalan jadi w*************a jilid dua supaya Om El mau sama gue lagi.”   ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD