the girl
kokokan ayam terdengar tanda pagi telah tiba. sinar mentari menembus tirai kamar seorang gadis yang sedang terlelap tidur dengan nyenyak. gadis itu menggeliat karena suara ketukan pintu yang mengganggunya.
"Meira bangun udah pagi!!" teriak Kaka nya.
Meira Aksa bumi, seorang gadis yang cerdas dan terlahir dengan keberuntungan. dia memiliki keluarga yang lengkap dan bahagia serta harta yang berlimpah.
dan Kaka nya yang tadi membangunkan nya adalah salfa Aksa bumi, anak kedua dari langit Aksa bumi dan Celine Caroline.
Aksa adalah pemilik SMA cakrawala dimana sang anak bungsunya masih bersekolah di sana.
back to topik
Meira terduduk di tempatnya, mulutnya menguap kecil dengan mata yang masih berat untuk di buka.
suara ketukan masih terdengar olehnya dengan suara yang beriringan memanggil manggil namanya.
"Meira ayolah, kau akan terlambat nanti" ucap salfa dari luar kamar Meira.
"iya, aku sudah bangun kak!" kata Meira dengan keras dan dengan suara parau karena sehabis bangun tidur.
"baiklah, cepatlah mandi. kami menunggu di meja makan" ujar salfa lagi lalu dia pergi tanpa menunggu jawaban dari sang adik.
dan dengan malas Meira pun berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarnya. dia menenggerkan handuk di pundaknya.
tak butuh waktu lama kini Meira sudah kembali dengan wajah segar lalu dia segera memakai seragam sekolahnya.
dia mengoleskan bedak bayi ke wajahnya dan sedikit lipbalm di bibir yang sebenarnya sudah pink alami itu.
Meira lalu menggendong tas nya dan turun ke bawah menuju meja makan.
"pagi semuanya" sapanya lu duduk di dekat salfa.
"nih tuan putri kita sudah datang Bun" kata salfa yang lalu memakan roti ber selai kacang itu.
"wah anak bunda udah cantik, ayo sarapan dulu.. tuh bunda udah nyiapin buat kamu" ucap Celine Sang bunda.
"okey, thank you bunda ku yang cantik" kata Meira membuat Celine terkekeh.
"oh iya yah, kak Satya udah kerja ya?" tanya Meira pada langit.
"iya, kakak mu kan jarang sarapan bareng dengan kita" jawab langit membuat wajah Meira cemberut.
"sudahlah jangan bicarakan anak itu, bunda tak mau mendengar nya" timpal Celine dengan malas dan wajah yang di tekuk.
"bunda.." tegur Meira lembut.
"apa sayang?" kata Celine tak kalah lembut.
"bunda gak boleh ngomong kayak tadi, mau bagaimana pun kak Satya tetap Abang aku" ucap Meira membuat Celine merotasikan matanya.
"dia bukan Abang kandungmu, kau ingat?" kata Celine yang mulai kesal.
"tetap saja, dia Abang kita Bun" kali ini bukan Meira yang menjawab melainkan salfa.
"kalian bisa diam kan!! dia bukan Abang kalian.. dia bukan anak bunda!! dia hanya anak haram yang numpang hidup di keluarga kita" kata Celine dengan nafas yang memburu.
brakk
langit menggebrak meja membuat mereka semua diam dan mati kutu.
"itu kesalahan ku Celine, Satya tak salah apapun.. dia tak tau apa-apa" kata langit membuat Celine mendecih dan tersenyum miring.
"terserah" katanya lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka.
"huhhhft" langit menghela nafasnya seraya memijat pelipisnya.
"kalian cepatlah sekolah, ayah harus pergi kerja" kata langit lalu beranjak pergi dari sana.
Meira dan salfa diam di tempatnya, dia tak menyangka bahwa keluarga nya akan seperti ini.
"kakak pergi duluan dek" kata salfa dan Meira hanya mengangguk.
kak Satya tetap Abang aku, dia Abang aku.. batin Meira.