Pagi hari telah tiba, semua orang dikejutkan oleh ketiadaan Lia di kamarnya. Selang infus tergeletak begitu saja di atas lantai membuat cairannya tumpah melebar sampai ke mana-mana. Tubuh Watika melemas di pelukan sang suami, sama halnya seperti Zora. Ke dua wanita itu tidak berpikir sejauh ini jika Lia akan pergi tanpa pamit. “Sudah Mah,” ujar Kawindra, mencoba menenagkan sang istri yang sedang terpukul. Anak semata wayang mereka telah pergi entah ke mana membawa serta cucu mereka. Mereka tidak tahu akan mengalami kesulitan apa nantinya Lia di luaran sana. “Putri kita Pah. Putri kecil kita memilih untuk pergi sendirian. Dia selalu bersama kita, tidak pernah kita membiarkan dia seorang diri di luaran sana,” tutur Watika. Suaranya terdengar serak karena terlalu banyak menangis. “Kita

