Melanie merapihkan pakaianya yang sempat terbuka oleh Javier tanpa malu pada Riana yang berdiri di ambang pintu. Riana pun masih diam, hanya menatap Melanie yang terlihat sibuk di depannya. Melanie tak habis-habisanya menghela napas pajang. Beruntung kewarasaannya kembali hingga ia tidak aksi bodohnya dengan Javier tidak terjadi, meski Melanie sempat mendesah karena bentuk sentuhan Javier. Melanie bukan orang yang munafik. Ia pun menginginkan hal itu meski Melanie tahu seharusnya bukan dengan Javier. ‘Beruntung Riana datang ke kemarku, kalau tidak—“ Melanie tak henti merutukinya. “Masuklah jangan berdiri di dekat pintu pamali,” ujar Melanie seraya kembali membuka obrolan di keheningan ruangan yang senyap saat ruangan ini menjadi saksi ia bisa terhanyut oleh sentuhan Javier. “Terima

