Bab 22

1578 Words
Caca yang mendapatkan perlakuan manis tersebut merasa tersanjung dan juga malu karena mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada disana. "Maukah kau menjadi kekasihku," Bimo masi mengenggam tangan gadis itu yang sedang berharap jawaban. Caca langsung menatap wajah pria tinggi dihadapannya, meyakinkan apa yang baru didengarnya bukanlah igauan semata. Melihat keyakinan itu, air mata yang sedari ditahannya, dia bebaskan meluncur di kedua belah pipinya dengan tersenyum bahagia. Ucapan itu tulus dari hati seorang Bimo, bahwa dia sadar mengatakannya dan dia jatuh cinta pada orang yang menemaninya selama satu hari penuh. Memeluk gadis mungil yang ada dihadapan nya dengan sangat erat, ia bingung mengapa gadis mungil ini malah menangis. Setelah yakin gadis yang saat ini ada di dalam pelukan nya itu berhenti menangis,ia segera mengendurkan dan memberi jarak pada mereka berdua,"ssttth .. Jangan menangis, Maaf jika perkataan ku barusan membuat mu bingung dan kaget," Bimo terlihat menyesal. Caca yang melihat Bimo dari jarak dekat ini, merasa sangat bersalah dengan apa yang dibicarakan pria tersebut, bukan maksud Caca untuk membuat suasana nya menjadi tidak enak karena ia menangis. Caca mengeleng kuat pertanda tidak setuju dengan apa yang di ucapkan oleh pria ini,"Tidak.. tidak, aku menangis bukan karena aku kaget atau pun bingung, kau tau sekarang aku merasa sangat bahagia, aku akan menjawabnya, baiklah aku mau menjadi kekasih mu," Caca yang menjawab pertanyaan itu langsung menghamburkan tubuhnya ke pria yang saat ini telah menjadi kekasihnya. Sekarang Bimo yang terkejut dengan pelukan Caca yang sangat hangat, Bimo terdiam sesaat sampai ia sadar bahwa ia telah diterima, ia pun membalas pelukan kekasih baru nya dan Bimo memberikan beberapa kecupan di kening Caca, Sangking bahagianya Bimo ia sampai tak sadar bahwa ia berada di tengah taman yang lumayan ramai, ia tidak peduli karena ia saat ini sangat bahagia karena ia mendapatkan gadis yang ia kagumi. "Terimakasih sayang, aku berjanji akan selalu membahagiakan mu," ucap Bimo. "Sudah lah Bim, aku sangat malu menjadi pusat perhatian orang-orang di sini," Caca menundukkan kepala untuk menutupi wajah yang sudah berubah merah. "Iss, mengapa kau masih memanggil ku begitu," Bimo memprotes omongan nya Caca. "Maksudmu?" tanya Caca kembali. "Mulai dari sekarang dan se terus nya kau harus memanggil ku dengan panggilan sayang," jawab Bimo. Caca yang mendengarkan itu membuat nya kembali menahan malu terhadap kekasih barunya ini.  ... Sarah memberikan Adam obat agar ia dapat beristirahat kembali, ia dan Adam sekarang sedang mengobrol ringan untuk mengalihkan kebosanan sang suaminya itu. Dokter yang bernama Teo masuk dengan seorang perawat di belakangnya. "Pagi," kata pria yang sudah paruh baya itu sambil tersenyum. Jubah putih yang ia kenakan terlihat licin dan rapi. Sarah membalas senyumnya. "Pagi, Dok." Ia berjalan mendekati kasur Adam. "Kulihat bahwa suasana di ruangan ini menjadi lebih cerah?" Sarah terkekeh, mengusap belakang kepalanya pelan. "Kurasa begitu." Jawabnya, sementara matanya lurus menatap Adam dengan senyum yang lebar. Dokter Teo melakukan semua pemeriksaan ringan untuk memeriksa bagian kepala dan respon tubuh Adam. "bekas luka baik dan Responnya juga baik," ucap Dokter Teo, "mungkin tubuhnya hanya sedikit kaku." Ia kemudian menoleh kepada Sarah. "Cobalah untuk membawanya berjalan ketika tubuhnya sudah membaik, hitung-hitung olahraga." Sarah tersenyum sebagai balasannya. "Terima kasih, Dok. Akan kuingat." Baiklah," kata Dokter Teo lagi, "kurasa kalian sudah baik-baik saja. Panggil aku jika terjadi sesuatu." Kalimat terakhir ia tujukan kepada Sarah, dan Sarah mengangguk sebagai respon. Sebelum Dokter Teo berlalu, ia juga berkata bahwa beberapa perawat akan melepaskan infus Adam mulai hari ini, dan berkata bahwa Adam akan mulai diberi makanan biasa bukan bubur lagi setelahnya. "Nah, sekarang," ucap Sarah ketika Dokter Teo telah menutup pintu, "mau menyusul dengan Bimo dan Caca di taman?" Sarah hampir saja tertawa ketika ia melihat Adam mengangguk bersemangat, Sarah pikir kepalanya bisa saja lepas,lalu tersenyum dan mengusap kepalanya sayang. Ia meraih ponselnya setelahnya, mengirimkan satu pesan kepada kedua teman nya itu, iya Bimo dan Caca untuk memberitahukan bahwa si suami kesayangannya itu sudah di periksa oleh dokter dan hasil nya semua baik, dan sekarang ia melirik ke arah suaminya yang sedang di lepas kan infus nya. Sarah mengirim pesan kepada Caca untuk menunggu mereka di taman karena sarah akan membawa Adam jalan-jalan ke taman rumah sakit. Dan akhirnya Sarah membawa Adam Keluar ruangan itu. ... Beberapa hari sudah Adam dirawat di rumah sakit ini, ia sangat bosan dan tidak betah sudah tinggal dan dirawat disini. Kondisi Adam sudah jauh lebih baik sekarang. Ia bisa menggerakkan hampir semua anggota tubuhnya, meski ketika berjalan masih harus dituntun. Ia berkata bahwa kepalanya masih sedikit pusing namun sudah merasa jauh lebih baik. Ia banyak berbicara, dan tidak ada yang bisa membuat Sarah begitu bahagia selain mendengar suara Adam yang terdengar ceria. "Apa kau ingin memakan buah lagi?" Tanya Sarah, menatap Adam yang mengunyah antusias sekaligus membaca koran pagi ini. Adam mengangguk. "Um!" Sarah mengambil lagi buah dan menyuapkannya ke pada Adam . Si pria itu membuka mulut tanpa mengalihkan tatapannya dari koran yang tengah ia baca.' Aku sangat menyukai mu' Pikir Sarah sambil tersenyum. Sarah menyukai bagaimana sensasi yang ia rasakan ketika ujung jarinya tidak sengaja menyentuh bibir Adam ketika ia menyuapkannya buah-buahan yang sangat ia sukai. Adam kemudian akan mengunyah dengan gaya lucu sambil membaca koran, membuat Sarah berteriak di dalam hati. Ia sungguh menggemaskan. "Hei, Sayang." Kata Sarah, memanggil Adam dengan panggilan manisnya. Adam mendongakkan wajah dari korannya. "Hmm?" Istri yang berada di hadapan nya itu menyanggah dagu pada telapak tangannya. "Apa kau sangat menyukai buah-buahan ini?" "Tentu saja!" jawab Adam cepat. Sarah segera saja cemberut. "Ah, sungguh. Kau bahkan menjawabnya tanpa berpikir!" Adam mengerjap bingung. "Tapi itu memang benar." "Jangan menjawab ' tentu saja!' dengan wajah seperti itu." kata Sarah suaranya terdengar kesal. "Kenapa?" "Aku tidak mau terdengar bodoh." Kata Sarah lagi, masih dengan suara kesal, "Tapi kau baru saja membuatku cemburu. Kepada buah-buahan ini." Sarah kemudian menghela napas berat. "Ya Tuhan. Aku pasti sudah sinting." Adam terkekeh geli setelahnya, berpikir tentang bagaimana Sarah bisa bersikap begitu konyol sewaktu-waktu. "Dan jangan tertawa seperti itu. Kau membuatku ingin menciumi mu." Sarah sekarang sudah berani mengoda. "Oh sudah berani menggodaku,Hmm.." Adam menghentikan kegiatan nya yang sedang membaca koran, Adam memberikan lirikan nakal nya yang membuat Sarah salah tingkah. Sarah menggigit bibir dan segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya "Tidak dengar aku hanya menggoda mu saja" Ucap Sarah kembali malu-malu kepada sang suami. Adam memuntahkan tawanya ketika ia mendengar kalimat Sarah barusan. "Aku baru tahu kalau nyali mu kecil,ingin menggoda tapi malu untuk digoda balik" "Baiklah, baiklah." Ujar Adam memutar bola matanya. "Aku tidak akan mencium mu." Adam kembali membaca korannya. Adam tersenyum miring. "Ya. Tidak. Ada masalah?" Ujung bibir Sarah menukik tajam kebawah. "Yasudah." "Kenapa?" Adam terkekeh. "Kau ingin aku mencium mu?" Adam mulai merangkak di atas kasur. Sarah mendengar bunyi berkeriut tiap kali Adam bergerak maju. "Katakan padaku," katanya, tatapannya berubah nakal, "apa kau ingin aku mencium mu?" Sarah mundur perlahan, tapi ia berhenti ketika punggungnya merasakan senderan kursi yang ia duduki. "Tidak-tidak," katanya, suaranya menciut. "Kau yakin? Aku bisa mengabulkannya, kau tahu, Adam mengecup sekilas Sarah untuk memberikan pelajaran untuknya agar ia tidak bermain-main dengan godaan nya karena hal itu tidak berarti bagi Adam. Sarah yang kaget dengan gertakan balik dan tindakan kilat dari suaminya itu sedang memegang dadanya yang sedang deg-deg kan itu. Adam yang sedikit melirik ke arah istrinya hanya tersenyum di dalam hati,' Cih.. dia yang pertama menggodaku tapi dia yang sekarang ketakutan dengan godaan nya sendiri ' batin Adam. "Ehem." Seseorang baru saja memecah keheningan ruangan itu dengan sebuah deheman. Pintu berbunyi terbuka, dan dua kepala dalam ruangan itu dengan cepat menoleh kepada pintu, persis seperti seekor kucing kebingungan. "Kalian mengagetkan Saja," Adam terlihat seperti orang yang tertangkap basah sedang mencuri. "Eh, ada apa mengapa kalian berdua terlihat canggung, apa terjadi sesuatu," Bimo dan Caca menatap heran mereka berdua. "Ti..tidak ada apa-apa," jawab Sarah cepat. "Wah kalian sekarang sepertinya tidak bisa terlepaskan lagi," Sarah yang melihat mereka berdua datang dengan bergandengan tangan kembali menggoda temannya. Adam yang melihat tingkah istrinya hanya menggeleng dan tersenyum. Sarah dan Adam telah mengetahui hubungan mereka, yang dimana Adam mengetahuinya sedikit menggoda sahabatnya karena tidak keren mengutarakan perasaan nya di kawasan rumah sakit yang jauh dari kata romantis. "Bim, bisakah kau menolongku, Tanya kan pada dokter bisakah aku pulang, aku sangat bosan berada disini," Pinta Adam kepada Bimo. Sarah yang mendengarkan penuturan suaminya itu diam dan memutar malas mata nya, karena permintaan suami nya itu tidak akan pernah dikabulkan nya karena ia lebih memilih kesehatan suaminya dari pada keinginan konyol suaminya yang bekata ' Bosan ' itu. Tak lama meraka berempat berbicara masuklah dokter teo yang di ikuti suster dibelakangnya,"Selamat pagi," dokter teo menyapa semua yang ada di dalam ruangan ini dengan ramah. "Selamat pagi pak Adam, bagai mana perasaan mu hari ini,saya akan memeriksa mu sebentar,"dokter teo menyapa dan langsung memeriksa kondisi keseluruhan dari Adam. Dokter teo tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terhadap Adam,"Seperti nya kondisi pak Adam sangat baik dan bagus, dan mungkin hari ini pak Adam dapat pulang, mendengar penjelasan dokter itu Adam sangat senang karena hal yang di tunggu-tunggu nya akhirnya. "Mungkin anda akan menunggu sebentar, saya akan memberi resep obat dan surat kontrol setelah ini,Baiklah saya permisi dahulu, semoga anda cepat pulih kembali tuan Adam,selamat pagi"Dokter itu berpamitan kepada semua. "Terimakasih dokter," Jawab Sarah dengan senang. "Baiklah biar aku yang mengurus administrasinya dahulu," Bimo keluar kamar meninggalkan 3 orang itu. Sarah membereskan semua nya yang dibantu oleh Caca saat ini, perasaan Sarah sangat senang karena mendengar kondisi sang suami yang telah membaik, Adam yang saat itu masi setia berbaring hanya melihat istri dan kekasih sahabatnya itu membereskan barang-barang milik Adam dan Sarah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD