Bab 46

2559 Words
Adam yang mendengar ucapan gadis kecil itu mengulum senyum, sebenarnya Adam adalah lelaki yang sangat menyukai keberadaan anak-anak di sekitarnya, tetapi karena Adam yang terlihat dingin dari luar membuat orang disekitarnya menganggap Adam adalah seorang pria dingin dan kasar. Sarah yang melihat interaksi dua orang yang berada di depannya ini membayangkan sebuah keluarga kecil yang sangat manis. Sarah berdoa di dalam hati agar Ia dan Adam segera mempunyai seorang anak yang mereka dambakan. "Paman Ayo kita bermain di sana," Nia menunjuk sebuah ayunan yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk. Adam melihat ke arah yang ditunjuk oleh gadis kecil itu,"mari paman temani kau bermain di ayunan itu," Adam menggandeng tangan kecil gadis itu. Dari tempat duduk itu Sarah melihat Adam dan Nia tertawa senang, Sarah melihat alat jam tangan yang menunjukkan pukul 04.00, dan itu menunjukkan waktu bahwa ia akan berpisah dengan gadis itu. Sarah berdiri dan menuju 2 orang yang terlihat asyik bermain,"sayang sebentar lagi Ibunya akan selesai bekerja, Dan Kita akan segera berpisah,"Adam yang mendengar itu sedikit merasa sedih dan tak rela untuk meninggalkan gadis kecil ini. Sarah membersihkan tangan dan merapikan sedikit pakaian gadis kecil itu, salah tersenyum melihat wajah gadis kecil itu dari dekat, dia mencium pipi kanan dan kiri gadis kecil itu, Sarah pun merasa sedih karena ia akan segera berpisah dengan gadis kecil itu. Dan tak lama Ibu Gadis itu datang untuk menjemput anaknya,"oh,sayang kau bermain dengan tante Sarah lagi,"ibu itu senang melihat anaknya yang terlihat gembira. "kau tidak menyusahkan tante Sarah kan sayang, Maaf Sarah sudah menyusahkan mu lagi," Ibu gadis kecil itu merasa tidak enak hati. "Oh.. Nia tidak menyusahkan ku kok Kak," Sarah membelai pucuk kepala gadis kecil itu. Ibu gadis kecil itu melihat seorang laki-laki yang berdiri di samping Sarah,lelaki itu terus melihat mereka yang sedang berbincang, Sarah yang melihat Ibu gadis kecil itu yang saat ini sedang menatap Adam bingung," Kak Perkenalkan ini adalah suamiku, "Sarah memperkenalkan Adam kepada Ibu gadis kecil itu. Adam yang dari tadi melihat mereka mengobrol akhirnya memperkenalkan diri,"perkenalkan namaku aku Adam suaminya Sarah,"Adam mengulurkan kan tangannya untuk berkenalan dengan ibu muda itu. Dan mereka berdua akhirnya memperkenalkan diri masing-masing,mereka sangat senang mengobrol, Setelah lama mereka mengobrol akhirnya ibu muda itu berpamitan untuk pulang ke rumah. "Sayang kemarilah saatnya kita pulang, segeralah berpamitan kepada tante dan Paman,"ibu muda itu memanggil anaknya yang sedang asyik memetik bunga. "paman, tante.. Nia pamit pulang dulu ya," suara itu membuat Adam dan Sarah semakin gemes kepada anak itu. Sarah dan Adam bergantian memeluk gadis kecil itu dengan erat,saat ini mereka merasa sangat tidak ingin berpisah dengan gadis kecil ini. "Sampai jumpa lagi," akhirnya mereka berpisah dan saling Melambaikan tangan. Adam dan Sarah memutuskan untuk pulang ke rumah dan mereka berjalan sambil berpegangan tangan di tengah taman kota sore ini, Sarah sangat menikmati momen ini dan ia tak akan melupakannya. ... Bimo yang sedang bersiap-siap ingin menjemput Caca untuk mengajaknya pergi berkencan malam ini. saat ini Bimo sedang melihat dirinya di kaca dan ia memuji penampilannya saat ini. "Perfect,"Bimo mengagumi dirinya. Untuk menyempurnakan penampilannya ia sedikit memberikan parfum di area leher agar tercium lebih fresh. Bimo segera meraih ponsel yang berada di meja samping tempat tidurnya dan ia segera keluar untuk menuju ke mobil yang sudah dipersiapkannya. Bimo yang telah mempersiapkan sebuah buket bunga yang sangat wangi untuk diberikan kepada kekasihnya itu. Ia selalu mengembangkan senyumannya selama di perjalanan. Setelah menempuh jarak selama setengah jam menuju rumah kekasihnya itu,akhirnya ia sampai ke rumah yang ditujunya itu. Bimo tidak segera keluar karena ia sedang merapikan penampilannya kembali dan ia tak lupa membawa bunga yang telah dipersiapkannya, Bimo menekan bel yang berada di depan pintu putih itu. Ting.. Tong.. Bimo sedikit menunggu, dan akhirnya pintu itu pun terbuka dan menampakan sosok yang sangat dicintainya. Bimo memberikan bunga yang ia bawa kepada Caca, Caca tersenyum menerima bunga pemberian dari Bimo. "Kau selalu datang tanpa memberi tahu ku, " ucap Caca sambil mencium Wangi Bunga yang dipegangnya. "Surprise, kejutan untukmu, Apa kau tidak menyukainya!" goda Bimo. "Iya aku suka,tetapi aku kan mau bersiap-siap untuk Menunggu kedatangan mu," Caca sedikit memanyunkan bibirnya, dan itu membuat Bimo semakin gemas kepada kekasihnya itu. "Buat apa kau bersiap-siap, begini saja kau sudah sangat cantik," wajah Caca berubah menjadi merah akibat mendengarkan gombalan dari kekasihnya itu. Caca mencubit pinggang kekasihnya itu agar tidak terus menggombal nya. "auw..., sakit sayang," Bimo memegang pinggangnya yang tak terasa sakit, Ia hanya senang menggoda kekasihnya itu. "Maaf sayang," Caca merasa bersalah, padahal Ia hanya digoda kembali oleh Bimo. "Sudahlah sayang tidak apa-apa aku hanya menggoda mu saja, Maafkan Aku bila caraku menggoda sedikit membuatmu tidak nyaman," Bimo membawa Caca ke dalam pelukannya, ia merasa bersalah karena membuat kekasihnya itu sedih. "Aku kemari sebenarnya ingin mengajakmu pergi, Aku ingin kau menemaniku ke rumah kakak ipar untuk meminta izin," ucap Bimo. Caca yang mengetahui maksud dan tujuannya segera bersiap-siap untuk menemani kekasihnya itu untuk bertemu dengan kakak dan kakak iparnya. "Tunggulah, aku akan bersiap-siap dahulu, sebelumnya aku akan membuatkan mu teh hangat, dan kau dapat menunggu di ruang tengah sambil menonton TV, " Caca segera menuju ke dapur untuk membuatkan minuman dan Bimo langsung menuju ke ruangan yang dimaksud oleh kekasihnya itu. Bukannya Ia pergi menonton TV, tetapi Bimo melihat-lihat foto yang berada di dinding dan dan di meja hias ruangan tersebut. Bimo melihat foto masa kecil kekasihnya itu, dia mengambil satu frame, Bimo tahu siapa anak kecil yang sangat manis menurut nya, Ia membelai wajah gadis kecil itu, tidak lama Caca telah kembali dari membuatkan minuman untuk kekasihnya itu,ia melihat Bimo yang sedang berdiri dan memegang satu frame foto. "Kau sedang apa sayang!" Caca meletakkan Minuman itu di atas meja. "Ternyata kau memang cantik sejak kecil, Aku mau membawa foto ini untuk ku simpan di rumah, dan dan kau tak boleh melarang ku," Bimo langsung memegang erat Bingkai itu. "ya sudah, sekarang kau minum lah dulu ini,Tunggulah aku bersiap-siap sebentar," ucap Caca yang malas untuk berdebat saat ini. Bimo merasa puas karena kekasihnya itu tidak mengajak ia berdebat, Bimo sekarang memandangi terus foto yang berada di tangannya. Entah mengapa Bimo sangat tergila-gila oleh kekasihnya itu, Bimo bukanlah lelaki yang yang bisa secinta ini kepada satu perempuan, tetapi saat mengenal Caca ia merasa wanita itu adalah dunianya. Bimo akhirnya memutuskan untuk menonton TV, Ia mencari channel yang mau ditontonnya, rasa bosan membuat Bimo segera menuju taman belakang, Ia membawa minuman yang telah dibuatkan oleh kekasihnya itu, Iya menyeruput Minuman itu, sesekali ia memejamkan matanya nya untuk menikmati angin sore yang menerpa wajahnya. Caca yang telah selesai bersiap-siap turun dan mencari kekasihnya keruangan TV, Sesampai di sana Caca tidak melihat Bimo, dia melirik kiri dan kanan dan ia melihat pintu menuju taman belakang terbuka, Caca memutuskan untuk melihat dan benar kekasihnya itu itu sedang menikmati suasana sore. "Rupanya kau disini sayang, tadi ku cari kau di ruangan TV tapi tidak ada," ucap Caca yang mengagetkan Bimo. Bimo yang mendengar suara kekasihnya itu datang yang langsung membuka matanya, "Aku sedang menikmati Angin Sore Sayang, ternyata duduk di sini pada sore hari sangat menyenangkan," . "kemarilah sayang," Bimo menepuk-nepuk pahanya, untuk memberi isyarat kepada kekasihnya itu untuk duduk di pangkuannya. Caca yang mengerti isyarat yang diberikan kekasihnya itu segera menuju ke arah Bimo dan duduk di pangkuan kekasihnya itu, dan mereka berdua menghabiskan beberapa saat untuk menikmati sore ini. "Sebaiknya sebelum kita ke rumah kakak ipar, kita akan pergi makan malam di restoran yang sudah aku reservasi untuk kita malam ini," Bimo memulai membuka omongan. "Oh.. kupikir kita akan makan di rumah Ibu si kembar, untung aku Belum menghubungi kakak," Caca yang kaget mendengarkan ucapan Bimo tadi. "Syukurlah kalau kau belum menghubungi kakak ipar sayang, Aku ingin kita makan malam romantis Anggap saja ini sebagai kencan kita. "Baiklah Ayo kita berangkat," Bimo segera menggandeng kekasihnya itu untuk mengajak pergi. ... Sarah yang sedang memasak di dapur saat ini merasa sangat gembira, mengingat pertemuan nya dengan gadis kecil itu. Ia pun merasa suaminya sangat menyukai anak kecil itu. Adam yang telah selesai mandi segera menuju ke dapur untuk menemui istrinya yang sedang Menyiapkan makan malam mereka, Sarah yang dipeluk dari belakang tidak kaget dengan kedatangan tiba-tiba suaminya itu. "Kau sangat cantik bila sedang sibuk begini," Adam yang terus menciumi tengkuk istrinya. "Sayang sudah sana Ini sangat geli, aku ingin menyiapkan makanan ini segera, sebaiknya kau Jangan menggangguku, duduklah dulu di sana sambil menonton TV, " Sarah yang merasa terganggu oleh suaminya itu. Akhirnya Adam meninggalkan istrinya itu, Adam tersenyum mengingat wajah gadis kecil itu, Ia sangat menyukai anak kecil.  Prang .. Adam yang saat itu sedang melamun terkejut, bingkai foto pernikahannya mereka di ruangan tengah itu terjatuh, padahal di dalam ruangan ini tidak ada angin,dan ia pun melihat paku yang menempel di dinding tidak lepas dan tali yang berada di belakang bingkai tidaklah putus. Sarah mendengar ada benda yang jatuh segera menuju ke ruangan tengah, dan ia melihat foto pernikahannya sudah tergeletak di lantai. Dia merasa aneh karena tidak mungkin bingkai foto yang selama ini tergantung di sana bisa jatuh. Sarah mendekati Adam yang telah berada ada di depan pecahan bingkai foto itu,"Bagaimana mungkin foto ini bisa jatuh!" ucap Adam yang terdengar oleh Sarah. Sarah memegang pundak suaminya itu, dan Adam pun menoleh ke arah istrinya,"foto ini tiba-tiba jatuh Sayang, aku sangat kaget karena Rasaku tidak mungkin itu jatuh," dan Sarah pun mengangguk menyetujui semua yang diungkapkan oleh suaminya itu. Tetapi Sarah memutuskan untuk membuang semua pikiran aneh, Iya menganggap mungkin semua hanya kebetulan. Sarah segera membersihkan pecahan kaca yang berserakan di lantai. AUW... Sarah yang tidak berhati-hati akhirnya melukai jarinya,"kau tidak apa-apa sayang," Adam segera melihat jari yang terluka dan ia segera membawa Sarah ke tempat duduk untuk membersihkan luka tersebut. Sebenarnya Sarah tidak bisa membuang pikiran aneh, karena ia yakin hal-hal aneh yang terjadi terhadap dirinya ini adalah pertanda buruk. Sarah sudah memutuskan untuk mencari Paranormal setelah Ia pulang dari liburan, karena ia tidak bisa hidup seperti ini.  "sayang..sayang," Adam menggoyangkan badan istrinya itu karena Sarah Hanya duduk terdiam. "Oh.. maaf sayang aku sedikit termenung," Sarah meminta maaf kepada Adam. "Sudahlah Sayang jangan kau pikirkan Mungkin memang foto itu tertiup angin," sebenarnya Adam juga tidak yakin Apakah memang angin yang menjatuhkan kan foto itu. "Sebaiknya kau segera mandi supaya agak sedikit rileks," ucap Adam. Sarah yang mendengar ucapan suaminya itu segera menuju ke kamar mandi. Sarah mengguyur tubuhnya dengan air hangat, ia yakin dengan mengguyur kan air hangat ke tubuhnya nya rileks. di sepanjang waktu ia berada di dalam kamar mandi pikirannya tak lepas oleh kejadian tadi yang membuatnya merasa aneh dengan kehidupannya beberapa saat ini. "Mengapa kejadian-kejadian ini datang pada saat Adam menyatakan perasaannya kepadaku," Sarah menyadari itu semua. "Aku sebenarnya tidak mempercayai padahal gaib, tidaklah mungkin semua ini terjadi akibat seorang Anjani yang telah tiada," salah berucap pelan dan ia meremas kepalanya yang sangat bingung dengan keadaan ini. Di satu sisi ia sangat bahagia dengan kehidupan sekarang ini, tetapi di sisi lain ia merasa ada yang meneror nya. Sarah terus melanjutkan aktivitas mandinya saat ini, Sarah membutuhkan waktu setengah jam untuk memanjakan tubuhnya, Ia segera keluar menemui suaminya yang sudah membereskan kan kaca yang berserakan dilantai tadi. "Sayang kau sudah selesai mandi, emm.. Kau sangat wangi sekali," Adam mencium rambut istrinya itu. "Sudahlah jangan kau pikirkan kejadian tadi,itu hanya kebetulan saja," Adam memastikan istrinya itu tidak memikirkan peristiwa tadi. "Aku tidak memikirkan hal itu lagi Sayang," ucap Sarah. "Kau tadi begitu bahagia saat bermain bersama Nia,"ucap salah untuk mengalihkan pembicaraan. Adam tahu Sarah berusaha mengalihkan pembicaraan, tapi Adam sangat bersyukur karena Sarah tidak mau memperpanjang peristiwa yang dianggap tidak masuk akal. "Anak itu sangat menggemaskan dan pintar," Adam tersenyum membayangkan wajah menggemaskan gadis kecil itu. "Kau tahu sayang, awal aku bertemu dengan nya, ia takut kepadaku, Ia sangat pintar, karena ia ingat dengan pesan ibunya agar tak langsung percaya kepada orang baru, beda sekali pada saat tadi," Sarah membayangkan awal perkenalannya dengan gadis kecil itu. "Nanti kapan-kapan kita akan mengajak gadis kecil itu untuk bermain di taman bermain," Adam mengkhayalkan senyuman manis gadis itu. "Semoga kita dapat segera mempunyai anak ya sayang, amin," ucapkan Sarah. "Amin," "Ayo sudah ini sudah waktunya untuk kita makan," Adam yang menarik tangan istrinya itu untuk menuju ke meja makan. Sarah yang mau lihat semua masakannya itu telah tersusun dan tertata rapi, Ia tersenyum dan Sarah pun tahu suaminya lah yang mengatur dan menata semua ini. "Terima kasih sayang,"Sarah mengecup pipi suaminya. Adam yang mendapat kecupan manis oleh istrinya itu segera membalas dan memberikan ciuman hangat tepat di bibir manis istrinya. mereka berdua tersenyum dan saling memandang. ... Bimo dan Caca telah sampai ke restoran yang dituju, Caca sangat takjub dengan interior yang disajikan oleh restoran ini. "Wah ini sangat mewah sayang, Apa kau harus mengeluarkan uang sebanyak ini untuk memesan makan malam," ucap Caca yang masih takjub dengan yang dilihatnya saat ini. "Mengapa kau berbicara seperti itu sayang, ini semua tak berarti dengan apa yang ada pada dirimu, kau lebih mewah, cantik, dan sangat menakjubkan, maka dari tadi di sepanjang kita jalan menuju restoran ini semua mata tertuju padamu, Kau tahu aku sangat cemburu melihat orang-orang yang sedang mengagumi kecantikan mu," Bimo sedikit kesal dengan orang-orang yang melihat Caca yang begitu cantik. "Apa kau cemburu sayang, aku hanya mencintaimu Tak ada satu laki-laki pun yang dapat menggantikan Posisimu di hatiku," Bimo yang mendengarkan itu menyunggingkan senyuman bangga. "Aku berjanji tak akan meninggalkanmu walau dalam kondisi apapun," janji Bimo kepada Caca. Caca mendengarkan itu tidak terlalu menyukai sebuah janji, kepada temannya dahulu ya Anjani, bercerita kepada Caca bahwa Adam selalu berjanji kepada Anjani tidak akan meninggalkan Ia walau dalam kondisi apapun, tetapi pada akhirnya janji itu pun yang terbukti, Karena pada saat Anjani dikuburkan tak ada ada sosok Adam yang notabene saat itu adalah kekasih dari Anjani.  Bimo yang melihat Caca hanya terdiam, cara meraih tangan kekasihnya itu,"Kau kenapa sayang, apa kau meragukan semua yang aku bicarakan," ucap Bimo. "Aku bukan tidak mempercayai semua ucapan mu tetapi aku tidak terlalu menyukai orang yang berjanji tetapi belum tentu ia dapat memenuhi atau menepati semua janji janjinya," ucap Caca dengan mimik yang serius. "Baiklah, aku akan membuktikan semua yang aku ucapkan kepada mu saat ini, dan semoga kau akan tetap mendampingiku sampai kapanpun," Bimo berucap dengan serius sambil menggenggam tangan kanan Caca. Dan saat ini Caca sedang menahan air mata yang akan turun membasahi pipinya, Caca sangat terharu dengan semua ucapan yang diungkapkan oleh kekasihnya itu. Jauh didalam Lubuk hati Caca sebenarnya ia tak meragukan Semua ucapan kekasihnya itu, bukan karena Caca saat ini dibutakan oleh cinta tetapi karena Caca sangat yakin dan percaya kepada lelaki yang saat ini menjadi lelaki spesial setelah ayahnya. "Mengapa kau tersenyum sendiri sayang?" Bimo saat ini melihat Caca tersenyum sendiri. "Tidak apa-apa sayang, aku hanya mengagumi ketampanan mu!" ucap Caca berbohong. "Kau sudah pintar menggoda ku sayang," Bimo tersenyum dan mencubit hidung bangir Caca. "Ampun..ampun sayang, Baiklah aku tidak akan mencoba menggoda mu lagi," Caca berusaha melepaskan tangan kekasihnya itu. Mereka berdua tersenyum dan tertawa bersama, dan akhirnya makanan yang telah dipesan oleh Bimo sebelum mereka datang akhirnya keluar, Bimo tersenyum melihat mata kekasihnya itu berbinar melihat semua makanan yang tersaji di depannya. Caca yang sudah begitu sangat lapar segera menyantap hidangan itu, Ia tak menghiraukan pandangan kekasihnya yang kaget atas kelakuan kekasihnya saat ini. "Pelan-pelan sayang tidak ada yang akan mengambil makanan mu saat ini," Bimo tersenyum melihat nafsu makan kekasihnya ini ternyata sangat besar. "hehehe.." Caca tersenyum sambil memakan sendok yang kosong.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD