Bab 47

1226 Words
Adam dan Sarah sedang menikmati makan malam,"Apa kau bahagia Sayang besok lusa kita akan pergi," Sarah menganggukan kepala dan tersenyum kepada Adam. "Nanti Aku akan membantu menyiapkan keperluan kita nanti," ucap Adam. "Baiklah sayang," Sarah menyelesaikan makan malamnya. Adam dan Sarah sekarang berada di kamar, mereka berdua sedang berbaring, Sarah saat ini sedang menatap langit-langit kamar dan mengkhayalkan liburan mereka nanti. "Mengapa kau belum tidur sayang,"tanya Adam kepada Sarah yang dilihatnya sedang menatap langit-langit kamar. "Aku sangat bahagia dan senang, saat ini aku sedang berkhayal liburan kita nanti, semoga kita dapat menikmati liburan ini dengan bahagia," Sarah membalikkan badan ke arah Adam yang saat ini sedang menatapnya. "pasti sayang, kita akan menikmati seluruh perjalanan yang akan kita lewati pada saat liburan ini, aku akan membawamu ke tempat-tempat yang sangat indah, dan aku akan membuat kenangan indah bersamamu dan itu akan menjadi kenangan kita saat tua nanti," Sarah yang mendengar ucapan Adam sangat terharu, dan ia langsung memeluk erat suaminya itu. "sekali lagi Ku ucapkan terima kasih banyak Sayang karena kau telah mengabulkan impianku aku untuk pergi mengelilingi Eropa, aku pikir ini hanyalah sebuah impian yang takkan pernah terkabulkan, tetapi semua terwujud sudah, Aku tidak sabar untuk kita segera berlibur," Sarah masih memeluk Adam dengan erat. "Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih kepadaku, karena itu semua adalah kewajiban ku sebagai suami yang selalu harus membahagiakan istrinya," Adam mengecup kening istrinya itu. "sekarang sebaiknya kita pergi tidur karena ini sudah terlalu larut, ingat besok kau dan aku harus packing barang-barang untuk kita bawa," Sarah mengajak suaminya untuk segera beristirahat. ... Bimo dan Caca sudah sampai ke rumah si kembar, Bimo sebenarnya nya masih merasa canggung bila harus bertemu dengan calon kakak iparnya tersebut, belum lagi ia saat ini akan bertemu dengan suami kakak Kak iparnya, Bimo merasa gugup sekali tetapi ia menepis dengan menarik nafas dalam dan menghembuskan nya. Hal itu itu terlihat oleh Caca,"Apa kau gugup sayang?" ucap Caca. "Gugup? Siapa yang kau bilang gugup! kau melihatkan kekasihmu ini dengan gagah berani datang kemari," ucap Bimo yang sangat terlihat kegugupannya saat ini, Sarah yang mendengar ucapan kekasihnya itu hanya mengangguk untuk sekedar memberikan semangat. "Baiklah kalau begitu ayo masuk pasti saat ini Kakakku sedang menunggu kita!" Caca menggandeng tangan kekasihnya itu. cacah yang merasa kan tangan kekasihnya itu sangat dingin, mungkin saat ini Bimo sedang dilanda cemas. "Terlihat di ruang keluarga kakak dan suaminya sedang memangku si kembar yang sedang bermain," "Halo keponakan-keponakan Aunty yang sangat menggemaskan," Caca yang sengaja membesarkan suaranya agar mereka semua mengetahui kedatangan mereka. Kakak Caca mendengus karena ia sangat tidak menyukai Caca yang sering berteriak tidak jelas menurutnya,"kau ini berteriak seperti anak kecil, kau tidak malu kah dilihat oleh kekasihmu dengan sikapmu seperti ini!" kakak Caca yang sedang mengomeli adiknya itu. "Tumben kau datang malam-malam begini Caca," ucap kakak iparnya itu. "aku kemari bukan hanya sekedar ingin bermain dengan dua keponakanku ini, tetapi aku juga ingin mengenalkan kekasihku ini kepada kakak ipar ku yang sangat baik kepadaku," ucap Caca yang sedikit menekankan kata baik itu dan melirik kakaknya yang terlihat malas mendengar ucapan adiknya itu. "Hai Bimo, semoga kau dapat sabar menghadapi adikku ini," ucap kakak Caca. Bimo yang mendengarkan ucapan calon kakak iparnya itu hanya tersenyum dan mengangguk kecil. "Sayang yang terkenal kan ini ini adalah kekasih dari adik ipar mu yang nakal itu," ucap kakak Caca yang sengaja memancing amarah adiknya itu. " Siapa yang kau sebut nakal kakak," protes Caca. "Sudahlah kalian berdua ini selalu saja Kalau bertemu kalau tidak bertengkar ya berdebat," ucap suami dari kakak Caca. "Oh.. kau adalah kekasih dari adik ipar ku, Siapa namamu?" tanya kakak ipar Caca. "Namaku Bimo, Iya Kak aku adalah kekasih dari Caca," ucap Bimo sedikit kaku. Mendengar Bimo menjawab begitu kaku, kakak ipar Caca itu langsung tersenyum dan tertawa," Oh namamu Bimo, Kau tidak perlu sekaku itu, Anggaplah aku sebagai kakak Lelakimu jangan terlalu sungkan kepadaku!" ucap kakak ipar kekasihnya itu. "Ada perlu apa, tadi Caca sempat memberikan ku pesan," Bimo langsung melirik Caca yang saat itu mengulum senyumannya. "Kak, Maaf sebelumnya bila ku lancang, saat ini aku hanya ingin meminta izin kepada kalian selaku keluarga yang saat ini berada di dekat Caca. sekarang aku meminta izin kepada kalian untuk membawa Caca tinggal bersamaku," mendengar itu kakak Caca segera menatap Bimo yang saat ini sedang menggenggam dan menatap Caca. "kalian berdua sudah sama-sama dewasa, kalian dapat memutuskan mana yang baik dan mana yang salah, Bila kalian berdua sudah memutuskan untuk tinggal bersama kami sebagai pengganti kedua orang tuanya hanya ingin kalian tidak menyesal memilih sebuah keputusan," suami kakak Caca hanya memberi pendapat. "kau jangan terlalu kaku Bimo, kami tidak akan pernah mengganggu semua keputusan kalian, karena Kakak pun tahu ini adalah zaman modern, orang tua kami tidak pernah melarang, Tetapi kalian harus mengetahui batasan-batasan di mana kalian harus bersikap,karena kalian berdua belum ada ada suatu ikatan," kakak Caca pun ikut menambahkan pendapat dirinya dan suaminya. Bimo hanya mendengar dan mengangguk, Iya akan menjalankan dan dan mendengarkan semua apa yang telah ah di omongkan kepada dirinya, ia tidak mau membuat calon kakak iparnya beserta suami kecewa. "Caca sebaiknya kau menelpon ayah dan ibu agar mereka tahu kau telah mendapatkan seseorang yang tepat menurut mu," kakak Caca menyuruh untuk Caca memberitahu orang tua mereka. "Baiklah, Secepatnya akan Memberitahu ayah dan ibu, terimakasih banyak atas dukungan kalian berdua" Caca segera menghambur kan pelukannya kepada ada kakaknya itu. "onty..onty.." Juno dan Cheryl memanggil manggil. "oh sayang.. sini kemari onti peluk kalian,"keponakannya pun tidak mau ketinggalan untuk dipeluk oleh onti nya. "sayang Perkenalkan nama paman ini adalah paman Bimo, Ini paman nya Juno dan Cheryl juga," Juno dan Cheryl segera menuju ke arah Bimo. "Maman, nama Maman Bimo ya," Bimo berjongkok untuk mensejajarkan dirinya kepada keponakan kembar Caca itu. "perkenalkan namaku Juno dan ini adikku aku namanya Celil," ucap Juno dengan cadel nya, dan itu membuat mereka berdua semakin menggemaskan. "Iya sayang, mulai sekarang kita akan sering bermain bersama, Apa kalian mau?" ucap Bimo kepada Juno dan Cheryl. "kalian berdua jangan nakal dengan Paman Bimo," ucap Ibu si kembar. "tidak Ibu, kami tidak akan nakal." ucap Juno. "anak pintar," Ibu si kembar mengacak rambut Juno dengan gemas. "Apa kalian berdua sudah makan? ucap suami kakaknya. "Kebetulan kami sudah makan di luar kak,"ucap Bimo Canggung. "Oh baiklah," ucap kakak iparnya. "Kudengar kau bekerja di perusahaan yang sama dengan Adam," ucap kakak iparnya yang sudah mengetahui sedikit tentang Bimo dari istrinya. "benar Kak aku bekerja di perusahaan dan bidang yang sama bersama Adam, kakak kenal dengan Adam?" Bimo sedikit penasaran Mengapa kakak iparnya ini mengenal Adam. "aku pernah bekerja sama dengannya waktu itu,"Bimo menganggukkan kepala mengerti. Saat ini mereka berempat dan kedua anak kembar itu sedang bercerita dan bercengkrama di ruang Tengah kediaman kakaknya itu.  Bimo tersenyum melihat keakraban keluarga ini walau kakak beradik ini sering terlibat ketegangan manis menurutnya, dan di dalam hati Bimo sangat bersyukur dengan sambutan baik dari suami calon kakak iparnya itu, ia tidak menyangka semua mengalir begitu saja, padahal Ia sangat dikelilingi oleh rasa cemas. ia tinggal menemui orang tua Caca untuk meminta Restu. karena Ia sangat bersungguh-sungguh untuk melamar kekasihnya itu. "Mengapa kau tersenyum sendiri sayang?" ucap Caca yang melihat Bimo tersenyum sendiri. "Tidak ada apa-apa sayang, dan sebaiknya nanti kau pulang langsung ke apartemenku," Bimo berbisik tepat ditelinga kekasihnya itu, Caca yang mendengar bisikan kekasihnya itu langsung tertunduk malu. Melihat kekasihnya itu terlihat malu, Bimo semakin tersenyum di dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD