Bab 57

1058 Words
Adam dan Sarah saat ini sedang berada di restoran untuk menikmati sarapan pagi yang disediakan oleh hotel. "Sayang apakah kau ingin ku ambilkan Secangkir Kopi,"Sarah menawarkan Adam. "Tidak perlu Sayang aku bisa mengambilnya sendiri, kau makan saja,"Adam akhirnya membuat kopi sendiri karena ia tahu Sarah saat ini masih lelah dengan perjalanan jauh kemarin. Akhirnya salam mulai memakan sarapan yang telah ia ambil, ia saat ini sedang menikmati crossan dan secangkir coklat. Sarah sengaja mengambil tempat duduk di balkon Hotel karena ia ingin sarapan sambil melihat pemandangan kota yang sangat indah. Adam kembali sambil menenteng Secangkir Kopi,"Mengapa kau tersenyum sendiri?" yang melihat Sarah tersenyum sambil memandang pemandangan yang ada di depannya. "Kau mengagetkanku saja, Aku sangat senang melihat pemandangan yang sangat cantik saat kita sarapan bersama, untuk saat ini sedang cerah jadi kita bisa duduk di luar seperti ini,"Sarah berbicara sambil memandang ke arah depan. Sarah merasa matanya sangat dimanjakan dengan pemandangan ini, Sarah ingin cepat segera mulai berjalan-jalan mengelilingi kota ini. "Segera selesaikan sarapan mu agar kita segera pergi berjalan-jalan,"ucap Adam yang membuat suara menjadi lebih semangat di pagi hari ini. "Baik Sayang, Terima kasih banyak," cara memberikan senyuman manisnya kepada Adam pagi ini yang membuat Adam semakin merasa  bersalah karena ia hari ini pun masih memikirkan gadis lain. "mengapa kau selalu berterima kasih kepadaku, padahal aku tidak berbuat apa-apa, ini adalah kewajiban ku sebagai suamimu untuk membahagiakanmu,"ucap Adam sambil mengelus surai rambut hitam sang istri. Adam dan Sarah saat ini sedang menuju lobi hotel, mereka menaiki mobil yang telah disiapkan oleh hotel saat ini. Adam mulai mengendarai mobil itu dan yang melaju dengan santai, Sarah memandang ke arah jendela, Sarah mengeluarkan tangannya untuk menikmati angin yang berada di luar. Adam yang sedang berkonsentrasi menyetir melirik istrinya ia tersenyum melihat kelakuan istrinya, ia aku menggenggam tangan istrinya. Mereka berdua saat ini sangat senang dan berbahagia. Adam pergi menuju hutan pinus yang berada di atas bukit dan saat mereka sampai Hai Sarah segera keluar dan berlari untuk menikmati pemandangan tebing-tebing yang sangat indah menurutnya. Sarah merentangkan kedua tangannya dan menutup kedua matanya untuk sekedar menikmati hembusan angin yang menerpa wajah dan kulitnya. Adam yang melihat itu merasakan Apa yang dilakukan oleh Sarah sangatlah tepat untuk menikmati pemandangan dan suasana indah seperti ini. "Apa kau senang aku bawa ke sini sayang," Anda bertanya kepada Sarah yang saat ini masih dalam posisi awal. "emh..,"Sarah hanya menjawab dengan gumamnya karena Sarah masih menikmati suasana. "Baiklah aku akan menunggumu di Batu itu,"Adam menunjuk ke arah batu besar. Adam yang menuju batu besar itu segera mengeluarkan ponselnya dan ia dengan diam-diam mengambil gambar Sarah yang sedang yang meminjamkan mata, Adam merasa Sarah terlihat cantik terlihat dari Sini. "Kau sangat cantik,"Adam perhatikan hasil jepretan fotonya tadi dan ia sangat puas melihat hasilnya. Setelah merasa cukup melihat hasil dari tangkapan fotonya Adam segera memasukkan ponselnya ke dalam saku, tetapi ia dihentikan oleh dering telepon dari ponselnya. Adam melihat ada nomor baru yang tertera di layar ponselnya,"Nomor siapa ini?"tanya penasaran Adam di dalam hati. "halo, siapa ini?"tanya Adam penasaran. "halo, Maaf apakah ini nomor Adam?" tanya orang orang yang sedang menelpon. "ya bener saya Adam,"  "Syukurlah aku tidak salah menelepon, aku Angel" "Oh kau Angel, Ada perlu apa?" "tidak apa-apa,aku hanya .., Ah sudahlah,Aku hanya ingin sekedar menyapa saja," Angel menggantungkan omongannya dan membuat Adam sangat penasaran. "ha?" Adam saat ini sangat penasaran tetapi ia tidak mau memaksa untuk menanyakan kan itu. "Baiklah aku hanya ingin menelepon saja, Maaf telah mengganggumu selamat berlibur, PIP," Adam yang bingung Mengapa Angel dapat mengetahui ia sedang berlibur. Adam menatap layar telepon, ia kaget karena panggilan telepon Itu dimatikan secara sepihak sebelum mengucapkan salam. Sarah yang telah selesai menikmati udara segar tadi segera mendekati, tetapi Sarah melihat suaminya yang sedang termenung dan melihat ponselnya termenung. "Sayang, kau kenapa termenung melihat ponselmu?"Tanya Sarah kepada Adam. "eh, Sayang kau sudah kembali, sini duduk di sebelah ku,"Adam menepuk tepat di sebelah nya. Sarah segera menuju ke tempat yang ditunjuk oleh Adam, Sarah segera mengeluarkan ponselnya dan Sarah mengajak Adam untuk ber-selfie sebagai kenangan mereka nanti. Adam pun menyetujui permintaan istrinya itu. setelah mereka puas berselfie dan menikmati suasana yang ada, Adam mengajak cara ke tempat lain, mereka segera menuju ke dalam mobil. Adam dan Sarah sekarang berada di sebuah kastil yang tak begitu besar, Sarah yang melihat kastil itu sangat senang dan ia bersemangat untuk segera mengelilingi bangunan itu. tak lupa cara mengeluarkan ponsel untuk memotret setiap sudut yang dia rasa sangat indah klasik dan kuno. Adam segera menggenggam tangan Sarah untuk mengajak berkeliling di sekitaran kastil ini. tiba-tiba saat mereka sedang asyik berjalan-jalan gerimis pun mulai turun dan mereka berlari ke sebuah kedai kecil untuk sekedar berteduh dan mencari minuman yang dapat menghangatkan tubuh mereka. "Permisi saya ingin memesan dua coklat panas dan 2 roti croissant,"ucap Adam kepada penjaga kedai itu. "Baiklah Tuan Harap menunggu sebentar Pesanan anda akan segera kami antar kan," ucap pelayan itu kepada Adam, Adam segera mencari Sarah yang sudah duduk di depan kedai itu,Sarah sangat senang melihat gerimis yang sedang mengguyur kawasan kastil ini ia membayangkan betapa indahnya saat dulu,ia membayangkan Bagaimana kehidupan zaman dulu di dalam kastil ini. "Sayang apakah kita tidak sebaiknya duduk di dalam saja karena saat ini di luar sedang turun hujan gerimis,aku takut nanti kau kedinginan,"Adam berucap kepada Sarah agar ia tidak kedinginan. "tidak sayang Aku ingin kita duduk di luar saja karena aku ingin menikmati semua keindahan yang berada di kota ini,bila didalam sama saja aku tidak bisa Menikmati keindahan yang terpampang di depan mata, Apa kau tidak berkeberatan bila aku ingin duduk di luar sayang? bila kau merasa kedinginan Baiklah kita akan duduk di dalam saja," ucap Sarah yang agak sedikit salah paham terhadap Adam. "tidak sayang, aku hanya memikirkan mu, perjalanan kita masih panjang aku takut kau sakit,"ucap Adam yang sedikit berhati-hati berbicara karena saat ini istrinya dalam keadaan sangat bahagia ia tidak mau mengganggu atau menghancurkan kebahagiaan istrinya itu. "aku merasa baik-baik saja bila kita duduk di luar karena kau dan aku sudah memakai jaket hangat yang cukup tebal, terlalu sayang untuk suasana ini dilewatkan, dan ini aku hanya membayangkan bila ini adalah bulan madu kita yang tertunda saat lalu "ucapan Sarah sedikit ada benarnya mereka tidak pernah melakukan kan atau pergi untuk sekedar berbulan madu, Adam yang mendengar itu tu itu akhirnya mendukung setiap ucapan Sara karena ia tahu Apa yang diucapkan oleh istrinya itu semuanya adalah benar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD