Bab 58

1450 Words
Adam dan Sarah menikmati pemandangan kastil yang berada di depannya dengan secangkir coklat hangat yang mereka pesan. "Nanti kita akan berjalan-jalan lagi sampai kita lelah dan pulang ke hotel langsung beristirahat,"ucap Adam kepada Sarah. "Terima kasih sayang kau telah mewujudkan semua keinginan dan impian ku selama ini," Sarah yang masih belum bisa move on dari kebahagiaannya saat ini selalu mengucapkan terima kasih kepada suaminya itu. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya hujan gerimis pun berhenti, Sarah dan Adam memutuskan untuk pergi berjalan-jalan lagi mengelilingi kastil tersebut. Sarah yang terlalu takjub dengan apa yang dilihatnya sehingga ia lupa ia sedang bersama Adam, Adam yang merasa diacukan segera menggenggam tangan Sarah yang saat itu terlalu asik untuk foto pemandangan dengan ponselnya. Sarah tersenyum dengan tindakan Adam yang langsung menggenggam tangannya. "Kau terlalu asyik dengan duniamu sampai melupakan aku yang berada di sampingMu," Adam sedikit cemberut mengucapkan semua itu. Sarah yang merasa bersalah karena terlalu asyik dengan dirinya sendiri, ia langsung memeluk erat tubuh Adam dan berjalan beriringan bersama. Adam hanya tersenyum melihat kelakuan istrinya itu, Karena bila dia sudah sangat menyukai sesuatu sepertinya ia akan masuk ke dunianya sendiri, Tetapi menurut Adam, Sarah terlihat sangat menggemaskan. Setelah mereka puas mengelilingi kastil tua itu segera mereka berdua meninggalkan tempat itu dan pergi mencari tempat tempat yang bagus. Di dalam mobil Sarah sangat antusias melakukan perjalanan ini. Sarah hanya diam dan melihat pemandangan yang ada di luar, ia hanya mengikuti ke mana Adam akan membawanya lagi. Ternyata ada membawanya ke sebuah restoran di desa kecil yang menyajikan makanan-makanan tradisional di tempat ini. Adam dan Sarah segera masuk Dan disambut oleh pelayan yang sudah menunggu mereka. "Silakan tuan Ikuti saya," pelayan itu mengajak Sarah dan Adam mengikuti dia untuk menuju tempat yang telah dipesan oleh Adam. "Kau sudah menyiapkan ini semua sayang,"Adam tersenyum mendengar suara berbisik kepadanya karena Sarah sangat terkejut dengan semua hidangan yang telah tersedia di meja, benar memang Adam telah menyiapkan ini semua sebelum mereka berangkat, Adam telah mengobservasi semua destinasi destinasi yang akan mereka kunjungi nantinya. Melihat senyuman Adam akhirnya Sarah pun tahu semua telah dipersiapkan oleh suaminya itu hanya untuk membahagiakan Sarah, Sarah pun tak bisa menutupi ungkapan kebahagiaan nya, ia meneteskan air mata bahagianya tetapi ia pun segera menyeka air matanya sebelum Adam melihatnya, ia sangat bersyukur dan ia berdoa ini bukan mimpi. Adam yang melihat istrinya itu hanya berdiri sedari tadi segera ia mempersilahkan istrinya itu untuk duduk, dan Sarah pun melihat suaminya yang telah mempersilakan ia duduk, Sarah segera duduk dan terlebih dahulu ia memandang wajah suaminya lalu tersenyum, akhirnya mereka berdua menyantap makanan tradisional yang telah dipesan oleh Adam. "Apakah kau menyukai makanan yang telah ku pesankan ini, bila kau tidak suka, kau bisa memesankan yang lain," Adam bertanya kepada Sarah. "Tidak sayang aku sangat menyukai semua makanan yang telah kau pesankan, aku tidak perlu memesan yang lain ini semua sudah cukup, walaupun ini baru pertama kali aku mencoba memakannya tetapi sepertinya Semua terlihat sangat enak, dan aku pun sangat menyukai hal-hal baru dalam hidupku,"ucap Sarah sambil memandang takjub semua hidangan yang ada di depannya. Adam dan Sarah akhirnya menikmati semua hidangan dan mereka sekali bercerita dan tertawa bersama, setelah mereka menghabiskan semua hidangan yang ada, pelayan yang tadi di datang yang membawakan mereka hidangan penutup dan Sebotol Minuman Wine, pelayan itu segera menuangkan Minuman itu kepada Sarah dan Adam, Sarah mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu karena telah menjamu mereka berdua dengan baik. Adam dan Sarah pun bersulam, dan meminum wine yang telah pelayan itu tuangkan ke gelas mereka masing-masing. "Wah.. Wine ini terasa sangat manis sayang."ucap Sarah yang memandang gelas wine yang dipegangnya. "Kau benar sayang, Wine disini termasuk minuman yang berkualitas, dan kau tahu sayang restoran ini Berapa umurnya?"Sarah pun menggelengkan kepala karena ia tidak tahu jawabannya. "Restoran ini berumur hampir satu abad, maka dari itu semua ornamen dan bentuk dari bangunan ini masih terlihat sangat kuno, Aku mau milih restoran ini karena makanan yang dihidangkan disini pun masih menggunakan peralatan tradisional," Adam sedikit menjelaskan tentang restoran ini walaupun ia tidak begitu mengetahui secara detail. "setelah ini kita akan berjalan-jalan di sekitaran restoran ini karena di belakang restoran ini terdapat sungai kecil yang airnya sangat jernih dan juga terdapat Padang rumput yang sangat luas yang dihuni oleh sapi dan domba yang berkeliaran secara bebas," Sarah yang mendengar itu Perlihatkan mata yang sangat berbinar-binar karena ia tidak sabar untuk segera menuju ke tempat itu. "Terima kasih banyak atas jamuan nya, makanan kalian di sini sangat enak enak,"ucap Sarah berterima kasih kepada pelayan itu. "Sama-sama nyonya, kami pun mengucapkan terima kasih atas kunjungan kalian kemari dan semoga kalian dapat mengunjungi kembali kesini, ini ada kenang-kenangan dari restoran ini untuk kalian berdua," pelayan itu memberikan cenderamata dari restoran itu kepada Sarah. Sarah pun sangat senang mendapatkan sebuah cenderamata dari restoran itu. Dan sekarang Sarah dan Adam saling bergandengan tangan berjalan ke arah belakang restoran ini, mereka berjalan-jalan Sambil memandangi sungai kecil yang sangat jernih. Adam mengajak Sarah untuk duduk di sebuah kursi kosong yang berada tepat di depan aliran sungai, mereka memandang aliran sungai dan mendengar kicauan burung yang berada di sekitaran mereka. Sarah yang sangat bahagia saat ini terus tersenyum. 'seandainya aku bisa tinggal di tempat seperti ini pastilah aku akan sangat bahagia sekali,' batin Sarah yang saat ini sedang merasakan bahagia di tempat tenang seperti ini. ... Caca yang saat ini berada di Apartemen Bimo, ia sedang membuatkan sarapan untuk Bimo yang akan segera berangkat ke kantor. Caca merasa saat ini ia sedang belajar menjadi seorang istri yang baik, ia tersenyum membayangkan Bagaimana bila ia nanti menjadi seorang istri Apakah ia akan bisa menjaga dan merawat suami dan anaknya kelak dengan baik. Caca pun menggelengkan kepalanya untuk membuang semua pikiran yang belum terjadi. "Kau kenapa Sayang apakah kepalamu sakit dan mengapa Wajahmu memerah begitu?" tanya Bimo yang baru keluar dari kamarnya. "Ti .. tidak sayang,"ucap Caca gugup kepada Bimo, Caca sungguh malu karena takut nanti Bimo mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. "benar kau tidak apa-apa sayang,"tangan Bimo diletakkan di kening Caca untuk memastikan kekasihnya ini sehat dan saat ini Bimo yang tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Caca percaya dan segera mengambil koran pagi ini. "Apa hari ini Kau mempunyai jadwal sayang?" ucap Bimo kepada Caca.  "Hari ini jadwal ku hanya mengecek email dan mengirimkan semua laporan yang telah aku buat,"Caca menjelaskan jadwal nya hari ini. "Kudengar kau dulu sangat ingin mempunyai sebuah butik, dan mengapa Apa kau tidak mewujudkan semua itu," ucap Bimo yang tak melihat perubahan mimik wajah kekasihnya itu. Bimo menurunkan sedikit Korannya untuk melihat kekasihnya itu karena tidak menjawab pertanyaannya tadi, dan ia sangat kaget melihat Caca yang berubah menjadi murung. "Kau kenapa sayang? Apa ada yang salah dengan yang aku ucapkan!,"Bimo sangat bingung karena Caca tidak menjawab semua pertanyaan nya. Bimo mendekati Caca yang saat itu masih terlihat murung,"Ada apa sayang Yang Mengapa kau menjadi Murung seperti ini?"ucap Bimo yang sangat khawatir melihat perubahan kekasihnya ini. "Aku tidak apa-apa sayang aku hanya teringat dengan Anjani, kau benar dulu Aku sangat ingin membuka butik,itu adalah cita-cita kami berdua sebelum Anjani memutuskan untuk menjadi wanita karir, dan di detik-detik terakhir hidupnya kami masih tetap ingin membuka butik, tetapi dengan tragedi itu aku rasa aku tak sanggup karena itu akan mengingatkan diriku kepada sosok Anjani," Caca yang bercerita kepada Bimo sambil berurai air matanya. Melihat dan mendengar itu Bimo merasa sedih dan kasihan terhadap kekasihnya itu,"Sudahlah sayang kau jangan bersedih lagi, mungkin disana Anjani sudah hidup bahagia, menurutku kau harus membuka butik seperti rencana kalian berdua mungkin dengan itu kau dapat membahagiakan Anjani dengan caramu,"Bimo memberikan nasehat kepada kekasihnya itu. Caca memikirkan apa yang dibicarakan oleh Bimo itu mungkin ada benarnya,"baiklah sayang aku akan memikirkan semuanya itu, nanti setelah aku benar-benar yakin, aku akan membicarakannya kepadamu," Caca berusaha menegarkan hatinya untuk mewujudkan semua mimpi-mimpi nya bersama sahabatnya dulu. Bimo yang merasa Caca sedikit tenang ia segera duduk kembali dan mereka berdua akhirnya memulai sarapan. Caca membuatkan Bimo nasi goreng seafood kesukaan kekasihnya itu. "Bagaimana rasa masakan ku sayang?"Caca menanyakan dengan rasa harap-harap cemas, karena ini adalah kali pertama ia membuatkan sarapan spesial buat kekasihnya itu. "masakan mu selalu enak, aku sangat menyukainya dan kau lihat piringku tidak ada yang tersisa semua telah bersih," Bimo berkata jujur dan Caca yang melihat kekasihnya itu makan dengan lahap sangat senang dan bahagia, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatkan makanan enak setiap hari. "Ya sudah aku akan segera pergi ke kantor dan kau hati-hati di rumah bila ada sesuatu yang kau perlukan Segera hubungi aku," Bimo memberikan pesan kepada Caca. Caca mengantarkan Bimo ke depan pintu dan Bimo segera mengecup kening kekasihnya dan Caca pun melakukan hal yang sama kepada Bimo. Setelah Caca mengantarkan bimo untuk pergi ke kantor, Caca pun segera masuk dan membereskan semua 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD