Bab 37

1097 Words
Sarah segera memeluk suaminya itu dengan erat, bukan hanya karena rindu tetapi Sarah meluapkan rasa resah yang ia rasa hari ini, ia ingin sekali bercerita kepada suaminya tetapi karena hal itu di anggap Sarah tidak mungkin di ceritakan karena ia pun bingung dengan kejadian ini. "Apa kau sangat merindukan ku,"Sarah hanya mengangguk di dalam pelukan suami nya itu. Adam yang tak mengetahui apa-apa itu tersenyum senang mendengar itu yang keluar dari mulut istrinya, Adam mengeratkan pelukan kepada istrinya itu. "Bagaimana hari mu sayang, apakah menyenangkan,"tanya Adam. "Emm. semua berjalan baik sayang,"Sarah berbohong kepada suaminya. "Benarkah apa kau tidak berbohong pada ku," tanya Adam lagi, karena kejadian akhir-akhir ini membuat Adam sedikit khawatir terhadap istrinya. "Aku tidak berbohong, hari ini aku membersihkan semua sudut rumah ini, dan aku hari ini mencuci pakaian, lalu aku memasak makan malam untuk kita," kali ini Sarah jujur kepada suaminya. "Iya sayang, aku percaya, wah kau hari ini bekerja keras untuk menjaga rumah ini, pasti kau sangat lelah dan capek sayang,"Adam membawa istrinya itu untuk menyandar kan diri ke sofa dan mengangkat kaki istrinya ke dalam pangkuan untuk memberikan pijitan sedikit di kaki istrinya. Sarah yang melihat itu sedikit merasa nyaman dan rileks, ia akhir nya memejamkan matanya karena pijitan Adam membuatnya nyaman . Adam yang melihat istrinya mulai memejamkan matanya itu mengurangi kekuatan pijitan nya itu agar Sarah tidak terganggu tidurnya. ' Sepertinya kau sangat lelah sayang ' Adam berbicara di dalam hati. Tak terasa waktu menujukan pukul 6 sore, Adam yang melihat istrinya tertidur pulas enggan untuk membangunkannya, ia menggerakkan badan nya sedikit dan membenarkan letak istrinya tidur agar ia tetap merasa nyaman. Adam beranjak dari ruangan itu tak lupa ia mengecup kening istrinya lalu ia pergi ke kamar untuk membersihkan diri. Setelah ia selesai mandi ia segera melihat ke arah dapur dan melihat masakan istrinya, ia berinisiatif untuk membantu istrinya itu memanaskan, menyiapkan dan menata semua di atas meja. Setelah dirasa semua telah siap, Adam segera menuju ketempat istrinya yang sedang terlelap. "Sayang, bangun sudah waktunya kita makan malam," Adam membangunkan istrinya dengan lembut. Sarah yang mendengar suara suaminya itu perlahan membuka mata nya, Ia segera duduk di bantu oleh Adam."Sebaiknya kau cuci muka mu dan aku sudah memanaskan masakan mu, pergilah aku menunggu kau d meja makan," Sarah melihat arah meja makan yang telah terisi dengan makan yang telah ia masak tadi,"Kau yang mempersiapkan itu semua"ucap Sarah dan Adam mengangguk. "Terimakasih karena kau telah membantu ku," Ucap Sarah sambil ia memeluk suaminya itu. Adam yang mendapatkan pelukan itu membelai rambut belakang istrinya dengan sayang. Sarah segera menuju ke kamar mandi,ia segera membasuh mukanya dan sedikit berdandan agar tak nampak pucat seperti orang yang bangun tidur, Sarah teringat lagi perihal gumpalan rambut itu, ia sedikit ragu untuk membuka tempat sampah itu, dengan berani Sarah membuka tempat itu dan benar saja tidak ada terdapat gumpalan rambut di plastik itu, hanya plastik itu yang ada di dalam, Sarah terus berfikir dengan kejadian hari ini. Sarah berjalan menuju meja makan dengan pikiran tatapan kosong, Adam melihat Sarah berjalan dengan tatapan kosong segera menyadarkan nya, karena beberapa langkah lagi ia akan melewati anak tangga, memang tak begitu tinggi tetapi itu dapat membuat Sarah terjatuh dan terbentur ke bawah. "Sayang,"Adam menepuk Sarah. "Mengapa kau berjalan dengan tatapan kosong seperti itu, apa kau sangat kelelahan, sebaiknya kau beristirahat saja, biar nanti makanan ini aku bawakan ke kamar saja, bagaimana?" Adam yang melihat Sarah berfikir kalo istrinya itu sangat kelelahan. "oh, tidak apa-apa sayang, aku hanya sedikit melamun saja,"jawab Sarah. "Melamun, kau tau itu tadi sangat membahayakan mu bila kau tak segera sadar dari lamun mu," Adam sedikit khawatir. "Maaf kan aku, sudah sebaiknya kita makan nanti keburu dingin makanan kita,"Jawab Sarah. Sarah memegang tangan Adam dan membawa nya ke tempat tempat duduknya. Adam makan dengan lahapnya ia sangat takjub dengan masakan Sarah yang sangat enak itu,"Enak sekali sayang,"Adam memuji masakan Sarah, hal itu membuat Sarah bangga karena Adam menyukai masakan nya. Sekarang mereka berdua menikmati makan nya dengan diam,tak ada satu pun yang mengeluarkan suara. ... Bimo saat ini berada di depan pintu kekasihnya, ia menekan tombol bel yang berada disana. ting.. tong.. Caca yang mendengar suara bel itu segera menuju pintu dan melihat siapa yang datang ke rumah nya malam-malam begini. Di bukanya pintu depan rumahnya dan dilihat sosok Bimo berdiri disana,"Sayang,"Caca segera memeluk Bimo dan dibalas oleh kekasihnya itu. "Kau kemari, tumben sekali tidak memberi tahu ku," ucap Caca. "Kejutan, ini bunga untuk mu, Bimo menyodorkan sebuah buket bunga yang sangat cantik dan wangi. Caca menerima itu sangat bahagia sekali. "Terimakasih banyak sayang," Caca memberikan ciuman nya di pipi Bimo. Bimo sangat senang melihat Caca yang begitu bahagia, "Masuklah sayang, ayo kau ikut makan malam bersama ku,"Ajak Caca yang menarik tangan Bimo langsung menuju ruang makan. Bimo melihat di meja makan hanya ada 1 piring saja, lalu ia duduk di salah satu kursi, Caca memberikan nya piring yang telah di isi nya nasi,"Ini makan lah yang banyak sayang,"Caca memberikan nya dengan tersenyum. "Mengapa hanya ada 1 piring saja disini, apakah kau selalu seperti ini," Bimo merasa sedih dengan kesendirian kekasihnya itu, Caca yang memandang Bimo hanya tersenyum. "Seperti ini lah, aku selalu sendiri bila kakak dan kedua orang tua ku tidak berkunjung ke rumah," Caca mencoba menutupi kesedihannya. "Sebenarnya aku pun sama dengan mu selalu di tinggal sendiri di rumah tetapi kau itu seorang wanita, apa kau tak merasa kesepian selama ini,"  "Sekarang kan berbeda, aku tidak kesepian lagi semenjak ada kau sayang,"ucap Caca , Bimo mendengar itu langsung mengacak rambut milik Caca sambil tersenyum. "Baiklah sebaiknya kau makan dulu nanti baru kita lanjutkan ceritanya,"  ... Adam dan Sarah sudah berada di atas tempat tidur mereka, sekarang Adam memposisikan diri tidur terlentang sambil memeluk Sarah, dan Sarah mengunakan lengan Adam sebagai bantalnya, mereka menerawang ke atas plafon kamar mereka, entah apa yang ada di dalam kepala mereka saat ini, "Sayang,"Sarah memecah keheningan yang ada,"Apa kau telah menemukan tempat psikolog itu,"Tanya Sarah. Adam masih dengan mode diam nya,"Belum sayang, aku belum menemukan tempat yang tepat menurut ku,"jawab Adam masih dengan mata yang memandang keatas. "Apa sebaiknya kita juga mencari orang pintar sayang,"ucap Sarah. Mendengar itu Adam segera mengalihkan penglihatannya dan langsung memandang istrinya itu,"Maksudmu sayang?"Adam menatap istrinya tidak mengerti. Sarah yang memulai pembicaraan itu mulai mengutarakan apa yang ada dalam pikiran nya saat ini,"Terlalu banyak kejadian di rumah ini rasa ku tidak mungkin kita melewatkan untuk meminta bantuan orang yang lebih paham masalah keanehan selama ini," Adam yang mendengarkan pendapat istrinya itu sepertinya menyetujui apa yang di bicarakan. "sebaiknya kita lanjutkan lagi pembicaraan ini besok,"Sarah pun menganggukan kepalanya karena ia pun sangat lelah seharian ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD