Bab 69

1031 Words
Bimo yang saat ini sedang berada di ruangan TV bersama dua keponakannya itu, mereka bertiga saling bercengkrama dan terkadang Bimo menggoda Juno dan Cheryl, Caca yang melihat interaksi mereka hanya tersenyum, Iya dan kakaknya Sedang membereskan meja makan dan mencuci semua piring-piring kotor. "Sepertinya Bimo sudah sangat akrab dengan anak-anakku, dan tampaknya Bimo pun sangat mencintai mu, aku hanya dapat mendoakan kalian berdua yang terbaik,"ucap kakak Caca yang saat ini sedang mencuci piring, Caca yang mendengarkan kakaknya sedang membicarakan Bimo hanya mengangguk. Caca sangat terharu dengan semua yang didengarnya tadi ia langsung memeluk kakaknya dari belakang,"Terima kasih banyak Kak kau selalu mendukung ku," kakak Caca pun tersenyum sambil terus melakukan pekerjaannya tadi. "Apakah malam ini kau menginap di sini Kak?" Caca bertanya kepada kakaknya. "Mungkin, karena sepertinya papa anak-anak pulang terlambat,"Caca mendengarkan itu hanya mengangguk kan kepalanya. Caca saat ini sedang mengambil buah dan segera mengupasnya karena itu akan mereka makan di ruangan televisi. Setelah selesai Caca menunggu sebentar kakaknya yang sedikit lagi selesai mengerjakan semua pekerjaannya tadi. "Ayo Kak segera kita bergabung dengan mereka di sana," Caca mengajak kakaknya untuk bergabung dengan mereka bertiga. "Hai kalian jangan selalu mengganggu pamanmu itu, kemarilah dan main di sini," Ibu si kembar menasehati anaknya agar tidak mengganggu Bimo, mendengar itu Juno dan Cheryl langsung Segera mendekat kepada ibunya. "Tidak apa-apa Kak, Aku sangat senang bermain dengan mereka berdua, mereka tidak pernah menggangguku," ucap Bimo. "Ini makan lah buah yang sudah dikupas,"Caca mengambil kan kekasihnya itu. "Terima kasih sayang,"Bimo mengambil piring yang diberikan oleh Caca. "Apakah paman dan Aunty sebaiknya menginap di sini saja,"ucap Cheryl dengan lugunya. "Bolehkah Paman menginap di sini?,Bimo pun menanyakan kepada keponakan perempuannya itu. "Tentu saja boleh paman, Paman kan bisa tidur dikamar Aunty," Juno pun menjawab pertanyaan dari Bimo. "Terus nanti Aunty tidur di mana kalau Paman tidur di kamar Aunty," Caca berpura-pura ngambek di depan kedua keponakannya itu. "Aunty Kan bisa tidur bersama paman!" Caca tersedak mendengar jawaban dari keponakan lelakinya itu. Ibu Juno dan Cheryl hanya tersenyum mendengar celotehan celotehan anak-anaknya. "Baiklah bila begitu Paman akan menginap malam ini di sini, dan Paman akan tidur bersama Juno, sedangkan Cheryl tidur bersama Aunty saja," Caca yang mendengarkan itu membelalakkan matanya tidak percaya dengan apa yang didengarkan nya. "Asik berarti besok Aunty masih bisa menemani kami bermain," Cheryl bersorak gembira karena ia sangat senang bila untinya tinggal bersama dirinya. "Ya sudah ini sudah malam sebaiknya kalian berdua ajak masing-masing keponakan kalian itu itu untuk segera tidur karena ini sudah pukul 9 malam,"Ibu Juno dan Cheryl menyuruh mereka untuk segera tidur. Timo segera beranjak dari tempat duduknya dan menggendong kedua anaknya itu sekaligus, Iya mengantarkan Cheryl terlebih dahulu ke kamar Caca dan meletakkannya di atas tempat tidur, setelah itu ia segera mencium pipi kekasihnya dan Cheryl itu untuk mengucapkan selamat tidur, dan tak lupa Caca pun mencium pipi Juno dan Bimo Ia pun mengucapkan selamat tidur untuk mereka berdua, setelah itu Bimo segera pergi ke kamar Juno dan mereka akan tidur bersama malam ini. ... Adam terbangun dari tidurnya, ia merasa sangat segar karena ia dapat tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dan mimpi buruk yang selama ini selalu menghantuinya. Ia melirik ke arah ranjang yang berisi istrinya yang saat ini sedang menikmati makan siangnya, Sarah tidak menyadari bahwa Adam telah bangun dari tidurnya. Sarah asyik memandang ke arah luar sambil menikmati makan siangnya. "Sayang mengapa kau tidak meminta bantuan ku,"Adam mengejutkan Sarah yang sedang menikmati pemandangan di luar jendela rumah sakit. "Kau sudah bangun sayang, tidak apa-apa aku bisa melakukannya sendiri,"ucap Sarah, ia merasa sekarang ini keadaannya sangat baik.  "Apa kah kau mau aku suapi?," Sarah menawarkan makanan dari Rumah Sakit kepada suaminya itu. "Tidak usah sayang, kau habiskan saja makan siang mu dan jangan lupa kau makan obat mu siang ini,"Adam membantu menyiapkan obat yang akan diminumnya untuk siang ini. Sarah tersenyum melihat punggung suaminya yang saat ini sedang terlihat sibuk menyiapkan obat untuk dirinya. "Setelah kau menyiapkan obat ku, nanti kita turun bersama agar kau dapat mencari makan siang di kafetaria rumah sakit ini,"Sarah yang sudah diperbolehkan Turun ke bawah sangat senang karena ia dapat menemani suaminya itu untuk makan. "Apakah kau sudah boleh berjalan-jalan ke luar ruangan ini,"Adam yang terkejut mendengar Sarah yang akan mengajak dirinya mencari makanan di bawah. "Ia sayang aku sudah boleh keluar dari ruangan ini, tadi aku bertanya kepada suster yang sedang memeriksa tekanan darahku, dan saat itu aku pun menanyakan kepada seterusnya karena aku sangat bosan di dalam ruangan ini,"Adam yang mendengarkan itu hanya menganggukan kepala. "Baiklah setelah kau habiskan makananmu dan beristirahat sebentar lalu kita akan pergi turun dan mencari makan siang untukku,"cara mengangguk dengan semua ucapan dari suaminya, setelah ia makan dan minum obatnya Sarah pun duduk di sofa dan menyetel saluran televisi yang telah disediakan di kamar rawat inapnya. "Aku sangat bosan berada di ruangan ini sayang, aku pun tahu Kau pasti sangat kelelahan karena menjaga ku," Adam sebenarnya menyetujui semua ucapan yang didengarnya tetapi ia tidak pernah keberatan untuk menjaga istrinya saat ini. "Sayang Mungkin setelah kau keluar dari rumah sakit ini kita tidak akan melanjutkan dulu perjalanan panjang ini, kita kan Stay di hotel yang berada di kota ini, aku akan mencari hotel yang bagus di sekitaran kota ini. Sarah yang mendengarkan sedikit kecewa tetapi ia pun tidak bisa egois karena Adam pasti masih merasa trauma, tetapi ia juga bersyukur karena saat ini Sarah dan Adam sudah berada di negara Swiss, walaupun ini baru di perbatasannya. "Sayang sebaiknya kita segera turun dan mencari makan siang buat mu,"Sarah merasa sudah cukup beristirahat dan ia mengajak suaminya itu untuk mencari makan siang. Adam dan Sarah segera keluar dari ruangannya dan menuju lift untuk ke lantai bawah, Adam yang sudah mengetahui jalan ke arah kafetaria segera menggenggam tangan istrinya itu untuk menuju kursi yang kosong. "Kau duduk di sini dulu aku akan memesan makanan, Apakah kau ada yang ingin aku pesankan," ucap Adam kepada Sarah. "Emm.. sepertinya aku menginginkan segelas coklat hangat saja," sebenarnya Sarah tidak ingin apa-apa, tetapi ia tidak mau hanya duduk diam sambil melihat orang-orang yang sedang makan di sana. "Baiklah aku akan membosankan segelas coklat hangat, dan kau tunggulah disini," Adam pun segera beranjak dari sana, Iya segera mencari makanan yang akan disantapnya pada siang ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD