Bab 68

1213 Words
Bimo dan Caca saat ini telah berada di meja makan, mereka menunggu Kakak dan kedua anaknya itu turun dari kamar mereka.  "Ternyata baju Ayah muat kau pakai," ucap Caca yang sedang memandangi kekasihnya itu. "Kau benar sayang, ini sangat pas denganku," ucap Bimo sambil melihat baju yang sedang dipakainya. "Paman, Aunty .. " kedua keponakannya itu memberi salam dengan bersamaan. "Oh kalian sudah selesai mandi, Hmm.. kalian berdua wangi sekali," Bimo yang membantu Juno dan Cheryl duduk di kursi makan khusus buat anak-anak. "Paman juga sangat wangi," ucap Cheryl. "Oh Bim, kau memakai baju ayahku, Apa kau tidak malu, model baju itu kan sedikit ketinggalan zaman,"kakak Caca kaget melihat Bimo memakai baju lama ayahnya. "Tidak apa-apa Kak, ini kan hanya kupakai di rumah saja, Lagian begini Terasa sangat nyaman untuk berdiam di rumah," kakak Caca mendengar itu hanya menganggukan kepalanya. "Oh ya Kak, Apakah ah kakak ipar tidak ikut makan malam bersama kita?"Bimo bertanya kepada Ibu si kembar. "Suamiku saat ini sedang lembur karena ia besok akan bertemu dengan klien besar yang akan bekerjasama dengan perusahaannya, jadi tidak papa kita memulai makan malam ini dahulu, karena Ayah Juno dan Cheryl sudah memberi kabar kepadaku kalau dia akan makan malam di kantor,"akhirnya mereka berlima makan malam bersama dengan hikmat. ... Adam yang saat ini sedang duduk di sebuah kafetaria yang berada di dalam rumah sakit tempat Sarah dirawat. Ia saat ini sedang sarapan dan menikmati secangkir kopi yang telah Ia pesan. Adam merasa ponselnya bergetar dan ia melihat ada satu pesan yang masuk, Adam segera membaca dan ia sangat terkejut melihat nama orang yang mengirimkan pesan kepada nya. 'Hai apa kabar?' Adam yang membaca pesan itu dibuat sangat bingung, jujur Ia sangat senang menerima pesan itu, tetapi ia juga memikirkan saat ini perasaan istrinya yang sedang terbaring akibat dirinya yang lalai sehingga membuat mereka berdua mengalami musibah. 'Kabar baik, Dan kau apa kabar?'  'Maaf sebelumnya sepertinya saat ini aku sangat merindukanmu' ada membaca balasan pesan . angel membuat ia sangat bingung dengan perasaannya saat ini. Adam tak lantas membalas pesan terakhir dari angel, karena ia sangat bingung dan bibirnya pun merasa kelu untuk berbicara karena ia sangat kaget dengan keberanian Gadis itu dalam mengungkapkan perasaannya. 'mungkin sekarang di sana sudah pukul 8 malam ya, pasti kau sedang berada di cafe milikmu?' Adam sengaja mengalihkan pembicaraan dirinya bersama Angel karena ia saat ini sangat bingung dengan Apa yang dirasakan dan ia pun tidak tahu apa yang harus ia jawab saat ini. 'kau benar saat ini aku sedang berada di Cafe, Dan saat ini aku sedang duduk di tempat yang sering kau duduki, mungkin saat ini kau menganggap ku adalah wanita gila karena menyukaimu," Adam pun reflek mengangguk walaupun itu tidak dapat dilihat oleh lawan bicaranya di sana. Adam terdiam dengan semua yang didengar, ia saat ini sulit mencerna semua yang ia baca, Ia memutuskan tidak melanjutkan untuk membalas semua pesan dari angel, dan Adam pun menghapus semua chatingan dengan Angel karena ia takut cara melihat dan membaca itu semua. Adam menyeruput secangkir kopi yang sudah mulai sedikit dingin, dan Ia berpikir mungkin ini sudah saatnya untuk ia kembali ke dalam ruangan Sarah yang terdapat di lantai 2. setelah sampai di depan pintu ruang rawat inap istrinya, Adam pun mulai mengendap-endap untuk masuk ke dalam ruangan istrinya itu karena ia tidak mau mengganggu istrinya yang sedang tertidur. Adam pun sedikit merebahkan diri di atas sofa karena ia pun juga merasa sangat lelah karena ia juga beberapa malam susah untuk memejamkan mata. Adam baru ingin memejamkan matanya seketika terbangun karena ia merasa ada seseorang yang di dalam ruangan ini selain mereka berdua, Adam melihat di sekitaran ruangan Tetapi ia tidak melihat apa-apa, Adam saat ini sangat haus dan ia mengambil gelas yang akan diisi air, tetapi ia sangat kaget saat ia mengisi air dari dalam dispenser, matanya terbelalak melihat air yang keluar berwarna merah pekat seperti darah, dengan refleks ia membuang gelas kaca itu hingga pecah, dan itu membuat Sarah kaget dan terbangun dari tidurnya. "Sayang ada apa, Apa yang terjadi? Mengapa gelas itu sampai pecah!" Sarah yang saat ini duduk di atas ranjang melihat suaminya itu seperti orang yang sangat ketakutan, Sarah berusaha turun dari tempat tidurnya untuk mendekati kepada suaminya yang saat ini sangat gemetaran. "Hei, sayang kau kenapa?"Sarah pun menepuk sedikit pundak suaminya karena sedari tadi suaminya itu hanya memejamkan mata dan berpaling badan. Adam yang saat ini terus menunjuk ke arah pecahan gelas dan Sarah pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh suaminya. Sarah sangat bingung dengan apa yang dimaksud oleh suaminya. "Iya Sayang ada apa? memang Apa yang ingin kau Perlihatkan denganku, yang kau tunjuk itu hanyalah pecahan gelas,"Sarah yang saat ini dibuat bingung oleh suaminya. "Darah, di situ ada darah sayang,"Adam masih menunjuk ke arah pecahan gelas yang berserakan. "Darah, di mana sayang? itu hanya genangan air biasa, tidak ada darah di ruangan ini,"ucap Sarah sambil mengguncangkan kembali tubuh suaminya itu. Adam yang mendengar jawaban dari istrinya segera membuka mata secara perlahan, karena ia sangat yakin dengan apa yang disaksikannya tadi, dan setelah ia melihat semua ia sangat kaget sampai membuat matanya terbelalak karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Adam merasa tidak salah melihat itu memang darah tetapi mengapa saat ini hanya pecahan gelas yang berserakan dan kemana darah yang dilihat Adam tadi. "Kau kenapa sayang?mungkin kurasa kau sangat kelelahan akibat menjagaku semalaman"Sarah masih setia menanyakan keadaan suaminya yang terlihat aneh. "Aku tidak mengerti sayang, mungkin benar yang kau ucapkan aku sedikit kelelahan tapi bukan karena aku menjagamu," Adam masih bisa menjawab dengan baik. "Sudahlah sebaiknya kau beristirahat, aku saat ini sudah sedikit baikan karena aku telah beristirahat dengan cukup," Sarah yang merasa dirinya sudah cukup Fit. Adam yang mendengarkan itu hanya dapat mengganggu, ia segera memejamkan mata sambil ditemani oleh Sarah yang dengan Setia menggenggam tangan suaminya itu. Sarah sedikit mengelus rambut di kepala Adam agar suaminya itu sedikit merasakan nyaman. sebenarnya sarah juga cukup bingung dengan kelakuan suaminya akhir-akhir ini.menurut Sarah Adam seperti orang yang linglung, tampak jelas di raut muka Adam menyimpan rahasia yang tak bisa diceritakan kepada dirinya nya. Adam yang merasa nyaman mendapatkan perlakuan dari istrinya Akhirnya bisa merasakan beristirahat dengan nyaman dan tenang tanpa dihantui rasa ketakutan. Sarah yang merasa suaminya itu telah terlelap tidur Ia pun segera mengambil ponsel untuk mengabari sahabatnya itu yang sedari kemarin tidak mendapatkan kabar dari Sarah. 'Selamat malam, hai apa kabar Caca ? Maaf aku baru bisa mengabari mu, saat ini aku berada di perjalanan untuk mengelilingi benua Eropa,' Beberapa menit Sarah pun akhirnya mendapat balasan dari sahabatnya itu. 'Kau ini membuatku cuma saja, ia tidak apa-apa aku pun tak mau mengganggu liburanmu bersama suamimu, pokoknya kalian selamat bersenang-senang.' Sarah pun membaca pesan dari sahabatnya itu tersenyum dengan sifat manis temannya itu. 'Semoga di lain waktu kau dan aku dapat pergi bersama pasti seru, Ya sudah mungkin di sana sudah terlalu larut malam, selamat malam,' Sarah sengaja tidak memberitahukan kejadian yang menimpa dirinya dan suami, karena Sarah tidak ingin membuat sahabatnya itu menjadi khawatir dengan kondisinya saat ini. Sarah segera beranjak dari samping sofa yang saat ini sedang ditiduri oleh suaminya, cara bergerak ke arah jendela dan ia melihat ke bawah memandangi orang-orang yang sedang berjalan di bawah sana. pemandangan di luar jendela rumah sakit ini tidak ada yang menarik menurutnya, ia segera menuju ke tempat tidurnya lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD