Bab 24

2197 Words
Setelah Sarah menerima telepon dari sang suami, Iya segera pergi ke arah balkon di mana Caca sedang duduk. Caca yang sedang melamun tidak menyadari Sarah yang muncul di belakangnya. Sarah memberi pukulan kecil karena Caca hanya diam saja, dan hal itu membuat Caca sangat kaget,"kau ini mengagetkanku," rujuk Caca. "habisnya kau ku panggil tidak menyahut,"jawab Sarah. ... Hari semakin sore, Caca yang sudah pulang 1 jam yang lalu membuat rumah ini menjadi sepi lagi, Saat ini Sarah melamun memikirkan perkataan Caca yang berkata hubungan Sarah dan Adam yang kaku walau mereka sudah lama menjadi suami istri. Flashback... Aku mencintaimu." Ia berhenti mengunyah, menatapku dengan maniknya yang berubah menjadi tajam. "Apa?" "Aku mencintaimu," Ulang ku. Berharap ia tak perlu menanyakannya dan membuatku ingin hilang dari muka bumi. "Kau pasti bercanda." Adam, yang biasanya sangat kusukai senyumnya, tersenyum seperti biasanya. Hanya saja, entah mengapa, aku mendengar bisikan bahwa ia mulai membenciku. "Adam," Aku memberanikan diri memanggil namanya lagi saat ia meneguk minumannya, "Aku tidak bercanda. Aku benar benar mencintaimu, sejak dulu. Kau tahu itu, kan?" Rasa takut itu menyergap ku ketika ia meletakan minumannya di meja kami dan mulai menatapku dengan sinar mata yang berbeda. Ia menatapku dengan benci. Atau mungkin.. Jijik? Aku tak tau. Ia hanya menatapku dalam hening dan lalu tertawa dengan begitu kerasnya. Ia membuatku ketakutan. Kau membuatku ketakutan, Adam. "Lalu apa?" Adam berhenti tertawa, meraih  kembali gelas yang ia letakan itu, "Apa yang kau harapkan dariku?" jawab Adam yang merasa hidup dalam dosa besar. Aku terdiam. "Cinta?" Adam menatap tepat ke dalam mataku, "Sebuah ciuman dan sebuah pernikahan yang indah?" Aku tetap diam. Walaupun rasa sesak yang ia timbulkan akibat di tatap tajam oleh orang yang akan menjadi suaminya itu, Adam akan menikahi gadis itu dikarenakan perjodohan. "Itukah yang kau mau, Nona Sarah?" Adam kumohon tenanglah, aku tak akan memaksamu untuk membalas untuk mencintaiku. Aku tau dengan begitu jelas kalau kau hanya mencintainya. "... Tidak." Ujar ku pelan, tapi tampaknya Adam lebih mengerti perasaanku dari pada diriku sendiri. Ia berdecak, dan kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku. Terlampau dekat, melihat wajah tampannya yang bahkan masih bersinar biarpun ruangan ini begitu remang membuat jantungku berdegup kencang. Kupikir aku hampir saja mati bahagia saat itu. Ya, hampir. Karena setelahnya, Adam membuatku ingin menangis. "Kau jangan bermimpi." Datar. Dingin. Bengis. Kejam. Semua itu adalah kata kata yang berputar di otakku saat Adam mengucapkannya. "Dan aku tak suka dengan apapun itu." Adam menghentikan makan nya dan dengan kasar, Ia beranjak dari ruangan kami dan keluar dengan langkah kaki yang terdengar marah. Samar samar terdengar suara Bimo dan Caca, teman-teman yang baik hati yang mencoba mempersatukan kami dalam satu ikatan pernikahan, melihat Adam yang keluar terburu buru itu mereka berdua bertanya pada Adam apa yang terjadi. Dan kudengar, Adam menjawab, "Aku hanya ingin menghirup udara di luar." Air mataku jatuh, Flashback off... Sarah masih mengingat pertama kali ia mengutarakan rasa cinta nya kepada Adam yang hanya mendapat respon dingin. Ia tersenyum miris mengenang kisah cinta nya yang tidak berjalan mulus di awal pernikahan, Sarah tidak merasa merusak sebuah hubungan. Perjuangan Sarah bertahun-tahun ini sudah membuahkan hasil, semua perhatian yang sarah berikan kepada Adam awalnya memang tidak di respon baik, sekarang berbanding terbalik, Adam telah sedikit atau mungkin sudah mulai untuk menganggap nya ada di hidupnya, iya menganggap ada, Cinta? Sarah tak mengetahui itu karena sampai saat ini ia tak pernah mendengar Adam mengucapkan nya. Tapi Sarah tidak terlalu memusingkan itu, Adam yang begini saja sudah membuat nya sangat bahagia, itu sudah cukup. Sudah terlalu lama Sarah melamun, akhirnya ia memutuskan untuk bersiap, dan beranjak dari tempat yang sangat nyaman itu untuk segera mandi, tetapi langkah kaki sarah terhenti karena ia merasa melihat lagi siluet bayangan yang seperti mengintainya itu.' Mengapa sepertinya ada seseorang yang sedang memperhatikan ku ' batin sarah. Ia mendekati dinding yang tertutup tirai tipis itu. Setelah itu ia memperhatikan semua sudut tempat itu tapi ia tidak melihat apa-apa. is ..sangat yakin dengan apa yang ia rasa. Sarah terus berfikir sambil berjalan kembali menuju kamarnya. ...  Suara khas kunci otomatis pintu rumah terdengar terbuka, tak lama kemudian seseorang menginjakan kaki nya ke dalam. Terlihat begitu lelah dan uring-uringan, Ruang tengah begitu gelap, dan jujur Adam sangat membenci gelap ia tak tahan melihat bayangan hitam didepan matanya apapun itu asalkan ada cahaya saja. "Sayang ?" Adam segera masuk kedalam kamar nya, bau wangi khas Sarah menyeruak ke seluruh penjuru sudut ruangan ini, Adam melihat istrinya yang sendang berdiri di depan cermin langsung memeluk nya dari belakang, dan Adam tak lupa menyesap bau yang berada di belahan leher sang istri. "Kau wangi sekali sayang," Adam menciumi aroma yang sangat di sukanya itu. "shayang," Sarah dengan susah payang menahan desahan yang akan keluar itu menjawab. "Apa kau sengaja mengodaku sekarang ini?" Adam mengoda sang istri. Sarah menikmatinya dan tak dapat lagi menjawab karena mendapat serangan dadakan oleh suaminya ini. Chup~ Satu kecupan pada pipi mulus istri manis itu, Adam semakin mengeratkan pelukan nya. "Bolehkah aku .." Adam sengaja memberi pertanyaan yang saat ini di gantung nya. "Iya? Dengan senang hati sayangku" tanpa hitungan aba-aba dengan ajaib Adam bisa langsung membawa tubuh mungil itu menuju tempat tidur. Serta semakin mendekatkan hidung mancung nya pada ukiran indah yang dimiliki suaminya. Sarah memejamkan matanya, ia masih melingkarkan tangan nya kembali pada leher Adam. Dan mereka melanjutkan aktivitas yang sangat menguras tenaga itu. ... Sarah terbangun lebih dulu, dan melihat pemandangan indah di depan nya itu, Sarah tersenyum mengigat kegiatan yang mereka lewatkan malam ini, saat ini Sarah sangat lapar tetapi tangan yang memeluknya sangat erat itu enggan untuk melepaskan dirinya. Adam yang merasa ada pergerakan mulai membuka mata dan mengerjap kan nya beberapa kali untuk memfokuskan penglihatannya, akhirnya mereka saling menatap satu sama lain. Adam yang semakin mempererat pelukan nya itu berkata "Aku mau kita seperti ini sampai pagi,"Sarah yang mendengar itu setuju dengan apa yang ia dengar, tapi suasana berubah setelah terdengar bunyi perut Sarah."Kriuk..kriuk.." Adam yang mendengar itu langsung membuka mata cepat. "Kau lapar,"Sarah yang mendengar ucapan Adam sangat malu karena ketahuan ia menahan lapar. "Iya, aku sangat lapar saat ini karena aku belum makan dari sore tadi,"Jawab Sarah. "Mengapa kau belum makan sayang," jawab Adam enteng dan membuat Sarah sedikit emosi mendengar jawaban suaminya itu. "Ini semua kan salah mu, harusnya kita baru pulang sekarang ini, kau berjanji akan mengajak ku untuk makan diluar, trus mengapa sekarang aku yang jadi makanan santapan mu,"Adam menjawab sambil mengerucutkan bibirnya. Adam yang lupa akan janji nya hanya tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak merasa gatal."Kau terlalu sering melupakan janji yang kau buat dan kau ucapkan sendiri,"Adam yang mendengar ucapan Sarah langsung terdiam mendengarkan ucapan istri nya itu, sepertinya memang benar apa yang di ucapkan sarah , dia suka membuat janji tetapi ia tak dapat menepatinya. Sarah yang melihat suaminya menjadi murung , berfikir apakah ada yang salah dengan ucapan nya."Maafkan aku bila kau tersinggung dengan ucapan ku,"Sarah merasa sangat bersalah dengan semua perubahan sikap yang terjadi setelah ia mengucapkan kata-kata tadi. "Lupakan lah, ini memang salah ku karena melupakan janji ku ,karena kau lebih lezat untuk di santap,"Adam yang merasa tidak enak dengan Sarah sedikit mengoda. "Ayo sekarang kita makan,"ajak Adam. Sarah yang mendengarkan ajakan suami nya itu hanya diam memandangnya, melihat Sarah hanya diam saja mendekatkan tubuh nya ke arah Sarah. "Ada apa sayang, kata mu kau lapar, kasihan itu cacing di perut mu sudah meronta-ronta," canda Adam . "iss," Sarah mencubit perut suaminya. "Berhentilah menggodaku," jawab Sarah, "Bahan makanan di kulkas kosong, aku belum berbelanja, tapi seperti nya masih ada mie instan, apakah kau mau?"Tanya Sarah. "Sepertinya itu bukan ide yang buruk, kebetulan aku sudah lama tidak memakan itu," Adam menjawab dengan semangat "Ayo, sekarang kita memasak," ... Saat aku ingin berangkat kerja, ku lihat Sarah menghampiriku membawakan tas yang tertinggal di meja makan tadi dan Adam melihat ada sebuah syal pada lehernya. "Eoh? sayang kau sakit?" Tanyaku dengan senyuman menggodanya. Sarah yang mendengarnya itu malas untuk menjawab godaan suaminya itu, "ini sakit yang kau perbuat," Sarah akhirnya menjawab godaan suaminya itu. Adam yang mendengar itu tertawa lepas, mendengarkan penuturan istrinya itu,"sudahlah sebaiknya kau berangkat jangan terus menggodaku," Jawab Sarah. "Baiklah , jangan marah lagi, apa kau yakin tidak mau aku antara kan berbelanja," tawar Adam. "Tidak apa-apa aku jalan sendiri saja,"jawab sarah, dan akhirnya Adam memutuskan untuk pergi ,tak lupa ia memeluk dan mencium kening istrinya itu. ... Selama di kantor Adam selalu berfikir tentang Sarah dan janji nya yang tak pernah ia tepati. Adam merasa sangat bersalah, akhirnya ia memutuskan untuk pulang cepat dan mengajak istrinya itu ketempat yang sering orang kunjungi untuk pergi berkencan. Adam menelpon Sarah saat di perjalanan pulang. Dan menyuruh istrinya untuk segera bersiap-siap. Tiba di depan rumah,Sarah telah berdiri menunggu nya, Adam berhenti dan keluar dari mobil untuk sekedar membukakan pintu untuk istri nya itu, Sarah yang melihat kelakuan suaminya itu tersenyum malu. Adam segera berbalik untuk segera masuk kedalam mobil, sebelum mobil itu melaju, Adam tak lupa memasangkan seatbel istrinya itu yang tak terpasang, mendapat perlakuan itu Sarah sangat malu,"Terimakasih"jawab Sarah. Melihat wajah istrinya yang berubah memerah itu membuat Adam sangat ingin memakan nya kembali tetapi ia sekarang melupakan hal itu, ia saat ini bertujuan ingin membuat istrinya itu senang dengan apa yang akan mereka lewati hari ini. ' Cup.' Adam mengecup pipi kanan istrinya itu yang sontak membuat jantung Sarah ingin lepas dari tempatnya. ... Dengan perjalanan cukup jauh, Adam membawaku ke taman bermain. Adam sangat senang melihat wajah istrinya yang berbinar melihat semua permainan di hadapannya saat ini. Mereka mengawali dengan menaiki wahana kincir angin, karena saat ini mereka tiba sore hari pada saat matahari akan terbenam. Terlihat pemandangan sunset yang indah dari atas sini. "Jangan bilang kau belum pernah menaiki kincir angin?" Ucap Adam. "Aku menikmati beberapa tempat ketika masa kecil saja. Setelah itu aku hanya menghabiskan waktu untuk sekolah dan di rumah." "Kalau begitu aku akan mengajakmu ke banyak tempat." Beberapa menit wahana kincir angin ini terhenti di tempat dipuncak atas. Kami pun menikmati suasana sore hari di atas wahana ini, Adam yang melihat wajah sarah yang di sinar cahaya ke emasan itu membuat ia sangat cantik terlihat, Adam segera merogoh kantong celana kerjanya dan mengambil ponsel dan bersiap memfoto objek di depan yang sangat cantik itu. Melihat hasil foto nya itu ia sangat senang 'Cantik'. Selanjutnya Adam tak lupa mengajak Sarah untuk foto berdua, mengabadikan momen yang sangat indah. Setelah mereka turun dari wahana itu, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sekedar melihat orang-orang berkencan. "Apakah berkencan selalu menghabiskan waktu pada tempat seperti ini?" Tanyaku. "Tidak juga!" Itu tergantung pada mereka. Apapun tempatnya bisa di lakukan untuk berkencan. Selama mereka tetap berdua." Jawab Adam santai. Apakah cinta itu membuat hidupmu selalu bahagia?" Sarah yang bertanya sambil melihat ekspresi orang-orang sekitarnya. "Kau bisa lihat wajah mereka yang berkencan. Mereka selalu tersenyum satu sama lain. Itu artinya cinta membuatmu bahagia." "Suatu saat apa kau akan mengerti denganku .." tanya Sarah sedih. Pria tinggi ini mendekatiku dan sedikit membungkuk untuk menatapku. "Kalau begitu biarkan aku untuk mengerti dirimu. Biarkan aku mengetahui apapun darimu." Bisik nya dengan wajah kami yang cukup dekat. "Mmm...bolehkah aku bertanya?" "Tentu saja." Adam terdiam dan masih menatapku lekat. Kedua matanya tak terlepas dari pandanganku. "Sarah..." "iya?" "Saat ini apa yang kau rasakan?" "Umm..." Bingungku. "Entahlah aku tidak mengerti dengan hal itu. Kau tau bukan? Aku tidak pintar untuk mengekspresikan perasaanku." jawab Sarah masih binggung dengan pertanyaan Adam ini. Saat ini merasakan sentuhan mu, Aku merasa berdebar dan tidak seperti biasanya, dapat di artikan kalau kau mengalami jatuh cinta." Adam berbicara sambil menundukan kepalanya "Kau ingin mengetahui perasaanmu terhadap sebuah sentuhan?" jawab Sarah berani. "Ya?" jawab Adam bingung. "Aku akan tunjukan kembali padamu." titah Sarah Chu.. Adam yang merasakan sentuhan bibir Sarah membuat jantung nya berdebar, Sarah masih terdiam dengan perlakuannya. Bisa ku lihat kedua matanya terpejam. Deg~ Tangannya merengkuh leherku dan mendekap pinggangku. Dan aku cukup terkejut ketika dia mulai melumat pelan bibirku. Jika ciuman sebelumnya tak ada sentuhan lebih, namun kali ini Adam bermain pada bibirku. Perlahan aku ikut memejamkan kedua mataku. Aku merasa darahku mengalir deras pada setiap sentuhannya.Kedua tanganku memegang pinggang Adam lalu dengan keberanian ku, aku membalas lumatan ini. Entah sudah berapa lama kami melakukan ciuman ini bahkan mengabaikan setiap orang yang lewat. Tak lama kemudian, Adam melepaskan ciumannya lalu menatapku teduh. Pria ini tersenyum lalu menghapus saliva yang tertinggal di sudut bibirku. Dengan berani Sarah bertanya,"Apa yang kau rasakan dam?" "Aku..." "Kau merasa berdebar?" "Katakanlah.." "Ya aku merasa jantungku berdebar saat kau mencium ku lebih." Senyumnya semakin terangkat ketika mendapati jawabanku. "Ke marilah! Aku ingin memeluk tubuh mungil ini." Adam menarik ku dan memelukku cukup erat. "..." lagi dan lagi aku terdiam mencerna semua perasaan yang datang padaku, batin Adam. "Aku pun memiliki perasaan yang sama sepertimu selama ini," jawab Sarah "Ketika kau menciumiku, jantungku sangat berdebar. Dan saat bersamamu aku merasa nyaman. Maka dari itu aku selalu ingin bersamamu." "Sepertinya aku jatuh cinta padamu sayang." Adam membuat semua seperti berhenti, Sarah yang mendengarkan itu masih terdiam, ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar itu. Sampai satu sentuhan yang menyadarkan ku kembali. Deg~ 'Apakah aku tidak salah dengar? Adam jatuh cinta padaku? Apakah itu artinya dia mencintaiku?' Ungkapan yang selama bertahun-tahun ini yang sarah pikir tidak akan terdengar dan terucap dari mulut pria ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD