Bab 71

1173 Words
Sarah tersenyum di balik pelukan suaminya itu, ia saat ini sangat bahagia karena bisa tidur sambil berpelukan seperti saat ini, setelah beberapa menit Sarah akhirnya tertidur juga tetapi dibalik itu Adam tidak bisa memejamkan matanya karena tidur siang tadi. "Sayang apakah Kau sudah tidur,"Adam mencoba mengajak berbicara Sarah, tetapi Setelah menunggu beberapa menit tidak ada jawaban dari orang yang ditanya oleh Adam, ia melirik ke samping dan melihat Sarah yang telah tertidur pulas, Adam tersenyum melihatnya dan ia pun membenarkan posisi tidur istrinya tersebut agar mendapat kenyamanan dalam tidurnya. "Tidurlah yang nyenyak sayang," Adam membisikan Sarah tepat di telinga dan tidak lupa Adam memberikan kecupan tepat di kening istrinya yang sedang tertidur. Adam yang saat ini belum bisa memejamkan matanya ia segera berpindah ke sofa yang berada tepat di depan televisi, ia menghidupkan kembali TV yang telah dimatikan, setelah itu ia mencari saluran channel yang ingin Ia lihat, sebenarnya Adam saat ini tidak ingin menonton, ia sangat ingin berjalan-jalan untuk mencari udara segar tetapi Adam pun sadar ia tidak bisa meninggalkan istrinya seorang diri di ruangan ini. Adam sangat bosan dengan semua hal yang dilihat di TV saat ini tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya dapat berdiam diri di ruangan ini, Adam mengambil ponsel di dalam saku celananya, Adam memeriksa apakah ada pesan yang masuk di dalam ponselnya tetapi ia tak melihat dan ia pun berniat untuk mengirimkan pesan kepada Angel, tetapi ingin mengetik kan pesan Adam memandang wajah istrinya yang sedang tertidur pulas, sebenarnya ia tak tahu mengapa ia bisa seperti ini dan ia bingung dengan perasaannya saat ini apakah ini Cinta atau hanya sekedar perasaan rindu yang hinggap di dalam benaknya. Adam akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengirimkan pesan kepada Angel, karena ia melihat wajah Sarah. Adam sedikit meremas rambutnya, ia tidak bisa berteriak untuk melepaskan semua beban yang ada di dalam perasaannya, Adam mengambil sebotol air mineral dingin dan ia meneguk habis air itu, dan Adam melanjutkan kembali menonton TV. ...  Pagi yang cerah menyinari setiap sudut ruangan ini, Caca yang saat ini sedang menyiapkan sarapan pagi untuk semua anggota keluarga yang ada di rumah ini. "Pagi sayang,"Bimo yang datang langsung memeluk kekasihnya dari belakang. "Pagi juga sayang,"Caca langsung membalikan badan nya dan langsung melingkarkan tangan nya ke leher kekasihnya itu, ia segera mencium kening kekasihnya itu. "Sepertinya baju ayah ku sangat cocok di badan mu sayang,"ucap Caca yang menyiapkan kembali baju kerja Ayahnya yang telah lama tak terpakai. "Kau benar sayang, aku sangat mengagumi selera Ayahmu dalam memilih pakaian, Walau ini pakaian lama tapi masih modis," bimo memuji calon mertua nya yang belum pernah ia temui, Bimo berbicara sambil memutar-mutar tubuh nya sambil memamerkan baju yang ia pakai. Melihat tingkah laku suaminya itu, Caca tersenyum karena ia baru mengetahui bila kekasihnya itu sangat narsis. Setelah Bimo selesai dengan kenarsisan nya ia kembali menggoda kekasihnya itu. "Kau terlihat sangat cantik bila sedang sibuk menyiapkan sarapan seperti ini,"Bimo menggoda kekasihnya itu. "Kau ini selalu menggodaku, sudah sana duduk lah aku akan menyiapkan minuman hangat untuk mu,"Caca mencubit pinggang Bimo, dan ia tersenyum melihat kekasihnya itu dengan patuh ia duduk di tempatnya. Caca memberikan secangkir teh hangat kepada Bimo, dan Caca pun tak lupa menyiapkan untuk kakak dan kakak iparnya itu. "Tunggulah sebentar di sini sayang, aku akan menyiapkan nasi goreng pagi ini untuk kalian,"Bimo menganggukan dan Caca segera beranjak dari tempatnya. "Selamat pagi semua,"Kakak ipar Caca turun terlebih dahulu. "Selamat pagi kak,"Sapa Bimo kepada Calon kakak iparnya. Ayah Juno akhirnya duduk di samping Bimo,"Ku dengar kakak sedang mengerjakan proyek besar ?" ucap Bimo. "Akh.. Tidak aku hanya mengerjakan proyek-proyek kecil saja Bim," Ayah Juno sedikit merendah dan Bimo pun tau itu. Mereka berdua tertawa bersama, akhirnya masakan Caca pun selesai dan ia menghidangkan nya ke atas meja makan. "Kakak ipar dimana kakak kenapa ia belum turun?" Caca bertanya kepada kakak iparnya itu karena ia tidak melihat nya. "Oh.. dia masih memandikan si kembar, mungkin sebentar lagi mereka akan turun," ucap kakak iparnya, tak lama mereka bercerita ibu dan dua anaknya turun. "Nah itu mereka sudah datang,"ujar Bimo. "Selamat pagi Ayah, Paman, Aunty," Juno dan Cheryl menyapa semua orang yang berada di meja makan itu. "Selamat pagi juga sayang,kemarilah"Caca mengambil cheryl dan menggendong nya. Caca segera menempatkan keponakan nya di tempat duduk khusus mereka makan. Caca memberikan Juno dan Cheryl gelas plastik yang berisi s**u,"Minumlah dengan perlahan sayang," Bimo tersenyum melihat interaksi Caca terhadap keponakan-keponakan nya itu. "Bagaimana tidurmu malam tadi Bim, Apakah kau terganggu dengan adanya Juno?" ucap ayah Juno. "Semalam kami berdua tidur dengan nyenyak Kak, dan aku tidak terganggu dengan kehadiran Juno," Bimo berbicara sambil menikmati masakan yang dibuat pagi ini oleh kekasihnya. "Dan bagaimana dengan masakan yang dibuat oleh kekasihmu ini, Apakah kau menyukainya?," Caca tersedak mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut kakaknya, Bimo yang melihat Caca yang tersedak dengan Sigap menepuk punggung belakang kekasihnya itu dan ia memberikan minum secara perlahan agar kekasihnya tidak kembali tersedak akibat air yang diminum. Ibu Juno hanya tersenyum melihat ekspresi dari Caca yang saat ini sedang menatapnya dengan sorot mata yang sangat tajam tetapi ibu dua anak itu tidak menggubris dengan apa yang dilihatnya saat ini, Ia tetap melanjutkan sarapan yang telah dibuat oleh adiknya itu.  "Minumlah perlahan sayang, Mengapa kau sampai tersedak begini!"Bimo yang tidak tahu bahwa Caca saat ini sedang digoda oleh kakaknya. "Tidak apa-apa sayang mungkin aku hanya sedikit terburu-buru sehingga aku tersedak dengan makanan ku sendiri," ucap Caca sambil menatap tajam kearah kakaknya saat ini. "Maaf kak, tadi Kakak menanyakan apa denganku?" Bimo menanyakan kembali kepada Ibu Juno perihal pertanyaan yang sempat tertunda akibat kekasihnya itu tersedak. "lupakan saja, sekarang kau makan lah dengan benar agar kau tidak ikut tersedak seperti kekasihmu itu," kaca masih menatap tajam ke arah kakaknya itu karena ia selalu dibuat jengkel oleh sifat kakaknya yang sering membuat ia kesal. Bimo yang tak mengerti dengan semua hanya mengangguk saja berbeda dengan Ayah Juno yang tersenyum melihat istrinya itu yang sengaja menggoda adiknya pagi ini. sedangkan Juno dan Cheryl sedang menikmati segelas s**u hangat dan sereal yang telah disiapkan oleh Aunty nya. "Ku perhatikan sekarang Juno dan Cheryl dapat duduk tenang menikmati semua hidangan yang telah dipersiapkan untuk mereka, biasanya mereka selalu ribut dan merebutkan sesuatu yang mereka sudah diberikan masing-masing," Ayah Juno baru menyadari bila kedua anaknya ini sudah banyak perubahan. "Iya kau benar sayang, semua karena Bimo yang mengajari mereka," Bimo yang mendengar itu sangat malu karena dipuji oleh calon kakak iparnya. "Benarkah? Wah.. Kau sangat hebat Bim, karena selama ini anak-anak sangat sulit atau susah untuk di dekatkan dengan orang yang baru, aku sangat takjub kepadamu karena kau dapat merebut hati dan perhatian mereka sehingga Keduanya dapat belajar dengan baik, contohnya seperti ini," Ayah Juno sangat berterima kasih kepada Bimo. Dan sekarang mereka berenam menikmati makanan yang tersaji dengan nikmat tanpa ada keributan lagi, Ayah Juna yang telah selesai menikmati nasi goreng yang dibuat oleh adik iparnya sekarang ini sedang menikmati koran pagi ini, Bimo yang biasanya membaca koran pagi sepertinya nya harus mengalah dan ia akan membaca koran itu di kantor saja, saat ini Bimo hanya ingin bersikap baik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD