White Knight

2013 Words
Madelyn menggerakkan kaki kanan dan kirinya bergantian. Di tangannya, ia memegang sebuah buku cerita. Madelyn baru saja membaca sebuah dongeng, Cinderella. Kakak perempuannya baru saja memberikan hadiah buku cerita sore ini sebagai hadiah ulang tahunnya. Mata Madelyn menyusuri halaman belakang rumahnya. Semua orang sedang sibuk mengobrol saat ini. Madelyn menemukan kakak perempuannya, Lyra, yang sedang mengobrol dengan Athena saat ini. Athena lebih tua setahun daripada Lyra dan lebih muda setahun dibandingkan Mike. namun, Lyra dan Athena sering menghabiskan masa kecilnya bersama. Itu sebabnya Lyra dan Athena akan pergi kemanapun bersama, terlebih saat Athena berada di Los Angeles seperti saat ini. mereka nyaris seperti saudara kembar! Hari ini Madelyn berulang tahun yang ke-5. Seperti biasanya, ibunya akan mengadakan pesta di halaman belakang rumahnya. Madelyn tidak tau apa tujuan ibunya. Meskipun Madelyn kecil cukup menyukai pesta yang diadakan untuknya, tetap saja Madelyn berharap mempunyai seseorang untuk membagi rasa bahagianya. Masalahnya, setiap diadakan pesta seperti ini, Madelyn nyaris merasa terasingkan. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing dan bahkan melupakan di kecil Maddy yang seharusnya menjadi bintang di pesta ini. Madelyn mengharapkan teman sebaya. Tapi, dia belum sekolah seperti kakak-kakaknya. Madelyn adalah yang paling kecil di pesta ini. Ia bahkan baru menginjak tahun ke-5 sekarang ini. Oh, salah. Yang terkecil adalah Avril, anak dari aunty Rossy. Perkembangan terbaru dari Avril, dia baru saja memiliki 2 gigi. Super! Kenapa Madelyn tidak punya teman hampir sebaya seperti kakaknya, Lyra dan Athena? Madelyn jelas tidak bisa bermain dengan si kecil Avril yang baru punya 2 gigi! Lyra adalah kakak yang baik. Lyra sering menemani Madelyn bermain. Salah satu alasan Madelyn bisa membaca sebelum punya teman adalah Lyra. Lyra sedikit terobsesi dengan cara bermain bermanfaat. Sejak Madelyn kecil, Lyra akan berteriak huruf a hingga Maddy menirunya. Di saat sudah puas melihat adiknya hapal abjad, Lyra bahkan mengajak Maddy menggambar. Gambar yang bermanfaat tentu saja. Lyra akan menggambar apapun dengan abjad dari A-Z. Itu sebabnya Maddy bisa membaca buku cerita sendiri di umurnya yang sekarang. Ketika berhasil membuat adiknya menulis a-z yang memang tidak terlalu rapi, Lyra menemani Maddy menonton. Sayangnya, video yang ia tontonkan adalah video cara membaca. Terimakasih untuk Lyra yang sudah menuntun adiknya ke jalan kebenaran. Tidak heran Madelyn sudah bisa membaca dengan lancar di umur 5 tahun. Ia bahkan sudah memiliki banyak buku sekarang. Hampir semua buku milik Maddy adalah dongeng dengan sosok pangeran. Well, Maddy tumbuh dengan cerita Disney. Itu sebabnya Maddy tergila-gila dengan dongeng seorang putri dan pangeran. Beauty and the Beast, The Little Mermaid, Mulan, Sleeping Beauty, Pocahontas, dan banyak cerita lainnya. Maddy sendiri melihat dengan jelas bagaimana ayahnya memperlakukan ibunya seperti putri. Princess. Sweetheart. Ayahnya selalu memanggil ibunya dengan panggilan sayang dan itu membuat Maddy menginginkan hal yang sama untuknya di masa yang akan datang. Maddy kecil jelas menginginkan seorang pangeran juga untuknya. Berbeda dengan Lyra, kakak laki-lakinya, Mike, memberikan cinta yang meluap-luap. Begitu sampai rumah, Mike akan melempar tasnya dan berlari menuju kamar Maddy. Mike akan memarahi Lyra saat Lyra memberikan pelajaran pada Maddy. Menurutnya, Lyra membuang masa kecil Maddy yang manis. Lyra akan mengalah pada Mike dan membiarkan kakak laki-lakinya memanjakan si bungsu. Lagipula, Lyra juga sering menghabiskan wakt bersama teman-temannya atau sekedar belajar di kamarnya. Setelah berhasil menguasai Maddy, yang Mike lakukan adalah mencium dan memeluk adiknya. Mike seringkali memotret Maddy dimanapun. Itu menjadi kebiasaan bagi Mike hingga Maddy berumur 5 tahun seperti sekarang. Bahkan, Mike khusus meminta ibunya untuk mendandani Maddy dengan sangat manis. Mike seringkali memberitahu Maddy bahwa ia tampak seperti putri. Selanjutnya, Mike akan berlagak seperti kesatria yang menjaga adiknya. Dan ya! Mike memang berhasil membuat Maddy merasa sebagai seorang putri. "Itu dia! Sudah aku katakan kan dia manis?" Ujar Mike. Maddy menoleh dan menatap kakaknya. Mike berdiri dengan bangga di samping laki-laki berbaju putih. Maddy memperhatikan laki-laki tersebut. Laki-laki itu berpakaian putih seperti pangeran di buku yang ia baca! Tunggu dulu, kenapa Mike memakai baju berwarna hitam? Apa Mike penjahat? Maddy tidak begitu menyukai pakaian berwarna hitam. Di buku cerita yang ia baca, penjahat sering memakai warna hitam. Bahkan nenek sihir yang memberikan apel pada putri salju pun berpakaian hitam! Tapi, Maddy jelas mengenal Mike. ingatkan Maddy untuk memberitahu kakaknya nanti agar Mike tidak memakai warna hitam lagi. Maddy tidak ingin kakaknya Mike dianggap sebagai penjahat. "Ya, dia manis. Selamat ulang tahun tuan putri!" Sapa laki-laki itu sambil mencubit pipi Maddy. Maddy tertawa geli. Ini mungkin terdengar lucu tapi Maddy suka ketika teman Mike memanggilnya putri juga. Maddy berdiri sambil memeluk buku dongeng yang diberikan Lyra. Ia lalu mendekati kakaknya dan temannya. Begitu mendekat, Maddy merasa benar-benar pendek. Tapi, itu bukan masalah. Ibunya jelas mengatakan Maddy dalam masa pertumbuhan. Maddy akan meninggi suatu hari nanti. "Kau sendirian putri?" Tanya kakaknya. Maddy mengangguk lesu. Bahkan pangeran ini tau kalau Maddy sendirian sekarang. Maddy tidak bisa mengeluh dan merengek sama sekali. Di sisi lain, ibunya sedang menyiapkan segala sesuatunya. Makanan, minuman dan camilan untuk semua orang. Oleh karena itu, maddy hanya memilih diam dan membaca buku dongeng yang diberian Lyra. Sejauh ini, buku adalah satu-satunya teman yang ia setia padanya. "Kami akan menemanimu!” ujar Mike tersenyum cerah. “Right Danish?" Tanya Mike. Danish. Maddy mengingat-ingat nama tersebut. Danish mengangguk setuju. “tentu saja! Sebuah kehormatan bagiku untuk menemani tuan putri” Tuan putri. Danish mengatakannya lagi. Bahkan car Danish berbicara pun sama seperti seorang pangeran. Oh, Tuhan! Bukankah teman Mike sangat keren? Di luar dugaan, Danish menggendong Maddy dengan mudah dan membawanya ke ayunan terdekat. Mike tertawa di belakangnya namun tidak marah sama sekali. Mike tidak marah. Apa itu artinya Danish orang baik? Apa Danish benar-benar pangeran? Tidak! Lyra sudah mengatakan tidak banyak pangeran yang tersisa. Lyra bahkan mengatakan kalau Maddy ingin bertemu dengan pangeran, lebih baik ia pergi ke Inggris, ke tempat nenek mereka. Inggris punya pangeran. Tapi, sepertinya Maddy tidak butuh ke Inggris sama sekali. "Tuan putri tidak boleh kelelahan" ujar Danish sambil tersenyum. Maddy tertawa geli. Benar! Maddy benar-benar merasa seperti tuan putri sekarang. Ia mengenakan gaun yang mengembang berwarna biru muda. Ibunya mengikat dua rambut Maddy dan memberikan Tiara sebagai tambahan. Ah! Tidakkah gaun yang ia gunakan sekarang persis seperti milik Cinderella? "Lihat! Apa yang baru saja kau baca, putri?" Tanya mike. Danish mendudukkan Maddy di ayunan lalu duduk di samping Maddy. Mike menyusul mereka kemudian, lalu duduk di seberang Maddy. Ayunan mulai berayun berkat Danish dan Mike membantu Danish mengayunkan ayunan. "Hadiah dari kak Lyra!" Maddy menunjukkan bukunya dengan bangga. Cerita bergambar Cinderella hadiah dari Lyra. Mike mendengus melihat hadiah dari Lyra. "Dasar membosankan! Seharusnya Maddy bermain sesuatu yang lain! Bukan buku!" Omel Mike. "Bagaimana ceritanya?" Tanya Danish sambil mengabaikan Mike. Maddy tersenyum. Ia menceritakan tentang Cinderella yang mendapatkan pangerannya di pesta malam! Danish mendengarkan dengan saksama sementara di seberangnya, ia melihat kakaknya sedang memperhatikan arah lain. Well, Mike jelas sedang memperhatikan Athena saat ini. "Bukankah bajumu sama seperti putri itu?" Tanya Danish sambil tersenyum. Maddy menatap Danish tidak percaya. Lalu, ia mengangguk setuju. Pikiran Maddy mengharapkan dirinya bisa menjadi Cinderella. Bertemu dengan ibu peri dan menemukan pangerannya sendiri. Pangeran dengan baju putih. Mendengar Danish memikirkan hal yang sama dengan Maddy, ia tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. “ya! Aku juga merasa begitu” ujar Maddy kecil senang. Danish mengangguk. "Kau sangat manis. Benar kata Mike! Astaga! Pipimu tembam sekali!" Ujar Danish lagi lalu mencubit pipi Maddy untuk yang kedua kalinya. Maddy terkejut begitu Danish mencubit pipinya lagi. Yang tadi itu pujian, kan? Mike juga sering memuji pipi tembam Maddy. "Benar kan Mike?" Ujar Danish meminta persetujuan. Danish menoleh lalu menepuk bahu Mike. Mike terkejut. "Oh, sia...!" Melihat Maddy, Mike mengurungkan ucapannya. "Siapa yang memintamu menepukku seperti ini Danish?" Danish tersenyum kecut. Bukankah Mike yang pertama kali mengajak dirinya menemani Maddy? Tadinya Danish sedikit enggan menghabiskan waktu bersama anak berumur 5 tahun. Namun, setelah Danish berpikir lagi, ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama anak kecil yang manis dibandingkan perempuan berisiko seperti Lyra dan Athena. Mereka bukan pilihan. Lagipula, perpaduan Lyra, Athena dan Mike adalah kata lain dari kekacauan. Sungguh! Mike tidak akan berhenti mengganggu Athena. Mengomentari pakaiannya, mengomentari betapa cantik Athena saat itu dan bahkan menggodanya. Athena akan memaki Mike atas apa yang ia lakukan sementara Lyra akan tertawa geli seakan sedang menonton tontonan bagus. Danish lebih baik menghindar dari masalah seperti itu. "Kau memperhatikannya lagi" ujar Danish malas. "Aku bisa apa? Reaksi Athena benar-benar lucu. Mengganggunya adalah suatu kesenangan untukku!" Ujar Mike sambil tersenyum geli. Danish memutar matanya malas. "Kau bertingkah seperti seorang ksatria disini dan menjadi b******n disana" Mike mengedikkan bahunya acuh. Ia memperhatikan Athena lagi lalu menatap Danish dengan tatapan yang sulit diartikan. Danish menggeleng. Mike akan mengabaikan apapun di saat ia melihat Athena. Entah mengapa, tingkat kejahilannya naik beberapa tingkat hanya dengan mendengar namanya saja. Bayangkan perasaan Mike saat ini ketika ia melihat Athena hanya berjarak 10 meter dari tempat berdirinya saat ini. "Apapun itu, aku tau kau akan merugikanku!" Ujar Danish kesal. Mike tersenyum lebar. Senyum yang tidak disukai Danish. "Well, aku harus kesana! Aku serius! Kau disini saja ya menjaga Maddy! Aku akan kembali setelah aku sukses mengganggunya!" Detik kemudian, Mike sudah melompat turun dari ayunan. Mike bahkan tidak membutuhkan jawaban Danish sama sekali. Danish menghela napas sambil memperhatikan Mike dari jauh. Danish bisa melihat wajah muak Athena sementara Lyra tersenyum jahil di sampingnya. Danish tidak tau apa bagusnya dari menganggu Athena. Ucapan athena seringkali sinis dan Mike justru ingin menganggu nya lagi dan lagi. kalau itu Danish, Danish akan menjauh karena mendengar ucapan sinis Athena. Danish mungkin tidak akan mendekati Athena lagi selama sisa umur hidupnya. Ya, tapi Mike memang berbeda. Danish menghela napas panjang. Pandangannya teralihkan lagi kepada Maddy. Karena merasa tidak imbang, pada akhirnya Danish pindah ke depan Maddy. Kalau dipikir-pikir, Maddy sedang sendiri tadi. Melihat maddy yang sendiri sambil memegang buku, Danish mau tidak mau mengingat dirinya. Danish juga tidak begitu menyukai pesta. "Jadi kau akan sekolah?" Tanya Danish ragu. Berbicara pada anak berumur 5 tahun cukup aneh baginya. Danish tidak mengharapkan obrolan normal. "Aku akan mendapat teman!" Ujar Madelyn bangga. Ia tersenyum lebar. Senyum Madelyn menular. Danish ikut tersenyum. “senang mendengarnya! Apa kau mengharapkan punya banyak teman?” Madelyn mengangguk. Madelyn memang butuh teman yang seumuran dengannya. Well, Danish tidak akan memupuskan harapan Maddy. Faktanya, Danish tidak terlalu bagus dalam berteman dengan seseorang. Selama ia sekolah, teman Danish bisa dihitung dengan jari! “ya! Tentu saja! Aku akan bermain bersama mereka” ujar Maddy tersenyum cerah. Senyum Maddy benar-benar cerah hingga Danish merasa hangat. Well, tidak buruk juga menemani anak kecil. Mereka lebih baik seperti bayi yang membuat perasaan kita menghangat. Hanya saja, Maddy jauh lebih baik dari Avril. Danish masih bisa mengobrol dengan normal saat bersama Maddy. Avril bahkan belum bisa bicara. Entah mengapa, Danish mengikuti ucapan Mike. Ia menemani Madelyn. Membacakan buku cerita yang ia bawa dan menyanyikan beberapa lagu anak kecil bersama. Madelyn suka lagu bintang kecil. Mereka mengulangi bernyanyi lagu itu lagi sambil menunjuk bintang di langit. Tanpa Danish duga, pengetahuan Maddy sudah cukup banyak. Maddy bahkan sudah mengetahui arti rotasi dan revolusi. Sepertinya, Lyra benar-benar mengajar Madelyn dengan baik. Ketika semua persiapan siap, Madelyn dipanggil. Danish menggandeng tangan Madelyn ke tengah kerumunan hingga ia berdiri di depan kuenya. Setelahnya, Danish meninggalkan Madelyn dan berdiri di samping Mike. Maddy kecil tersenyum lebar di depan kuenya. Maddy bahkan harus naik kursi. Pantulan cahaya api di lilin menerpa wajahnya dan Maddy semakin tersenyum lebar ketika mereka mulai menyanyikan lagu ulang tahun. "Kau bilang akan cepat kembali" desis Danish kesal. "Kau tau kan kita tinggal di kota yang berbeda dengan Athena? Kesempatanku langka bung!" Ujar Mike sambil tersenyum geli. Danish memutar bola matanya lagi. Sayangnya, di perkumpulan ini hanya Mike temannya. Mereka satu-satunya laki-laki jika para ayah tidak dihitung. Lagu ulang tahun dinyanyikan sebanyak dua kali. Danish ikut bertepuk tangan menyanyikan lagu tersebut. Matanya memperhatikan Madelyn yang tersenyum senang sambil memperhatikan kuenya tidak sabar. Danish yakin Maddy tidak sabar untuk mencicipi kue manis itu. Danish tau ini terdengar gila. Tapi, menghabiskan waktu bersama Maddy tidak buruk juga. bahkan, Danish merasa ia baru saja berteman dengan Maddy kecil. Wow! Sepertinya, Danish baru saja membuat rekor waktu berteman paling cepat dengan Madelyn. Danish tidak pernah berteman secepat ini. Selamat Ulang Tahun, Maddy!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD