bc

Healing Mr Mohler

book_age16+
161
FOLLOW
1.3K
READ
dare to love and hate
student
billionairess
drama
sweet
icy
first love
love at the first sight
friends
passionate
like
intro-logo
Blurb

Madelyn merasa gila karena perasaannya terhadap Danish Mohler. Sebenarnya, Danish selalu berada di pandangannya sejak kecil. Bahkan, Madelyn tidak mempermasalahkan perbedaan usianya yang sedikit jauh. Danish lebih tua 7 tahun dari Madelyn. Beside, Danish terlalu sulit untuk diraih. Terlalu dingin dan penyendiri. Tidak jarang Danish menolak kehadiran semua orang termasuk Madelyn. But, Hell! Itu adalah sebuah tantangan untuk Madelyn. Menurut Madelyn cinta adalah perjuangan dan ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan cinta seorang Danish Mohler.

Oh, ya? Aku akan membunuh sisi menjengkelkanku dengan cinta. Kau akan bertekuk lutut padaku.

~ Madelyn Stafford

Berhenti bermain, anak kecil! Lebih baik kau ajak teman seumurmu bermain! Kau bahkan tidak tau apa itu cinta.

~ Danish Stafford

chap-preview
Free preview
Prolog
Perayaan adalah hal yang paling membosankan untuk seorang Danish. Makanan, minuman, pria, wanita, tawa palsu dan siasat. Danish benar-benar membenci semua itu. Danish menghela napas. Ia berjalan menembus kerumunan dengan langkah yang malas sementara ia tidak mempedulikan apapun. Benar! Danish memang tidak mempedulikan apapun saat ini! Danish tidak pernah nyaman dengan pesta. Pesta adalah salah satu dari daftar terlarang di hidupnya. Ah! kalau dipikir-pikir, Danish pernah menikmati pesta. Danish pernah merasa nyaman di tengah keramaian sekalipun yang ia lakukan hanya berdiri dan membalas semua ucapan yang ia lontarkan padanya. Well, Danish mungkin akan menyingkir di tengah pesta dan orang itu akan mengikutinya dan menjadi pelengkap dalam pestanya. tidak! orang itu bahkan lebih penting dari pestanya. Caranya menyapa Danish dan tersenyum dengan indahnya.  Danish menjejalkan tangannya ke dalam saku. Lagi! Danish memang tidak bisa berhenti dari memikirkan perempuan itu. Seluruh hidupnya adalah perempuan itu bahkan di saat dia tidak lagi hadir dalam hidupnya beberapa tahun belakangan ini. Danish tau ia harus menghadapi perpisahan. Sayangnya, Danish tidak pernah tau kalau ia akan hidup dalam bayangan perempuan itu tidak peduli seberapa sering ia menepis kenangannya bersama perempuan itu. Lucunya, Danish bahkan sudah memberikan hidupnya pada perempuan itu. Sekalipun, ia tidak pernah mengatakannya secara langsung. Ya! Danish memang sudah memberikan seluruh hidupnya pada perempuan itu sekalipun hasil yang ia dapatkan hanyalah sebatas bayangannya saja.   Danish menghela napas panjang. Ini hukumannya! Biar bagaimanapun, Danish harus menerimanya walaupun itu berarti ia tidak bisa mendapatkan kebahagiaannya. Hari ini adalah perayaan atas kerjasama perusahaan ayahnya dengan temannya, keluarga Stafford. Well, pada akhirnya perusahaan Stafford dan perusahaan Mohler akan melakukan kerjasama yang mana, kemungkinan akan berlanjut ke pendirian perusahaan baru gabungan dari kedua perusahaan.Well, menjadi pebisnis memang tidak bisa puas. Ketika kau punya perusahaan, kau harus membawa perusahaan ke perusahaan yang besar. Ketika kau punya perusahaan besar, kau harus membawa perusahaan masuk ke dalam deretan perusahaan besar dan bahkan memonopoli perdagangan. Bahkan, ketika kau tetap merasa kekuatanmu kurang, kau harus menggabungkan kekuatanmu. Danish tidak pernah cocok sama sekali dengan dunia seperti ini. Danish adalah orang biasa yang berharap menjadi laki-laki biasa, yang tidak mempunyai ambisi apapun. Danish tidak bisa seperti Mike yang mampu mengubah peluang sekecil apapun menjadi kesuksesan. Danish hanya meneruskan harapan ayahnya. Danish berjalan dan mengambil wine dari salah satu pramusaji. Setelahnya, ia hanya berdiri sambil menatap sekitar. Well, lagipula, orang-orang tidak akan menyapanya. Dia terlalu membosankan untuk disapa. Bahkan, menurut Danish, perayaan adalah sesuatu yang berlebihan. Terlebih, kedua pihak sebenarnya sudah berteman baik. Tetap saja, perayaan sebesar ini dilakukan dan itu sama sekali tidak berguna. Mungkin mereka ingin menunjukkan kepada dunia seberapa besar kekuatan mereka saat ini.Danish tidak tau. Danish menyesap red wine dengan malas. Sesekali ia melirik jam dan merasa sesak begitu tau waktu berjalan dengan lambat. Hal yang paling menyebalkan adalah menyapa para penjilat. Sayangnya, Danish tidak akan melakukan hal itu sekalipun dia adalah anak dari pemilik perusahaan Mohler. "Kau tampak menyedihkan" itu suara Mike. Danish menoleh. Mike masih seperti biasanya.Tampan dan menyita perhatian semua orang. Dengan Mike berjalan ke arahnya seperti ini saja, Danish sudah menjadi pusat perhatian semua orang. Ini menyebalkan! Tapi, Danish tidak berkomentar mengenai hal itu. "Kurasa hidupku memang menyedihkan" jawab Danish malas. "Kau butuh hiburan" saran Mike. Danish menggeleng. "Terimakasih untuk saranmu. Aku cukup nyaman dengan hidupku yang menyedihkan" Mike tertawa geli. Senyumnya merekah dengan cara menawan. Well, Mike adalah lelaki yang penuh pesona. Jenis laki-laki populer yang digilai banyak perempuan. Kadang Danish bertanya-tanya bagaimana bisa Mike tersenyum dengan penuh pesona seperti itu? "Bagaimana denganmu? Kau harusnya berhenti bermain-main" ujar Danish datar. "I am. Well, sebentar lagi aku memenangkan kebahagiaanku" ujar Mike sambil tertawa lepas. Danish hanya mengangguk. Ya, sepertinya bahkan seseorang seperti Mike juga bisa berhenti bermain-main. Semuanya karena Athena Allister. Siapa yang sangka si Mike yang berjiwa bebas pada akhirnya serius dengan seseorang? "Nah, itu dia! Dasar adik kecil nakal" seru Mike. Mike melambai ke balik punggung Danish. Danish ikut menoleh hingga pandangannya terfokus pada satu perempuan yang ia yakini dipanggil oleh Mike. Saat itu juga, pupil Danish melebar. Sifat acuh yang ia bangun tadi menghilang di saat itu juga. Danish Mohler kini teralihkan dengan sempurna. Seorang perempuan bertubuh tinggi dalam balutan gaun berwarna emas. Tubuhnya proporsional. Rambutnya digelung sehingga menampakkan kecantikan dan keanggunannya. Gaunnya jatuh dengan sempurna di tubuhnya dengan lipstick berwarna sama dengan anggur di tangan Danish. Keseluruhan perempuan itu sempurna. Memancarkan aura dewasa. Well, siapapun yang memandangnya pasti akan langsung memandang ke arahnya. Hal itu terjadi di sekitanya. Mau tidak mau, para tamu undangan berhenti hanya untuk memperhatikan perempuan itu kemudian berbisik untuk membicarakannya. Perempuan itu membalas lambaian Mike dengan sangat anggun. Berjalan dengan keanggunan dan keangkuhan yang sialnya menbuat perempuan itu persis seperti anggota kerajaan. Ia tersenyum kepada Mike. Jenis senyuman yang mampu menggerakkan hati semua pria. Termasuk Danish saat ini. Harus ia akui, Danish terpikat dengan pesonanya. "Aku tidak tau kau sudah kembali" ujar Mike membuka obrolan. "Tour yang melelahkan" jawab perempuan itu. Perempuan itu bahkan belum memperhatikan Danish. Namun, sejak perempuan itu berjalan ke arah mereka, Danish sudah memaku tatapannya kepada perempuan itu tidak peduli seberapa konyol dirinya terlihat. "Kau melewatkan tahun-tahun yang menyenangkan" ujar Mike geli. "Oh, benar! Kau tergila-gila dengan seorang perempuan yang tidak melirikmu, kan?" Danish hanya bisa mematung. Matanya memperhatikan perempuan itu. Pembawaannya sudah sangat berbeda dengan yang terakhir Danish ingat. Tapi, mata biru itu tetap sama. Mata biru yang selalu membayanginya. "Madelyn Stafford! Kau menyebalkan" seru Mike. Madelyn tertawa. At least, tawanya masih sama dengan ingatan Danish. "Jangan merengek! Kau bahkan tidak menyenangkan, big bro!" Mike tertawa. "Aku merindukanmu, Lyn!" Seketika Danish melihat perubahan ekspresi di mata Madelyn. Hanya sekejap sebelum menghilang bersamaan dengan senyum sinisnya. "Jangan panggil aku Lyn. Aku membencinya" ujarnya dengan suara dingin. Danish hanya bungkam memperhatikan keduanya. Ah! Danish baru melihat ekspresi yang itu. Dia tidak pernah ingat Madelyn memiliki ekspresi sinis dan tatapan benci seperti ini. ah! Bukankah memang beberapa tahun sudah terlewati? Mike tertawa canggung. Lalu, menunjuk ke arah Danish. "Hei! Kau ingat kan siapa dia?" Ujar Mike. Lalu, disanalah Danish. Kembali terpaku ketika kedua mata biru itu menatapnya. Ekspresi sinis tadi sudah menghilang. Namun, kedua bibir perempuan itu tersenyum anggun sambil menatap Danish dengan tatapan tajam. "Tentu saja! Lama tidak bertemu, Mr Mohler" Madelyn mengulurkan tangannya. Danish balas menjabat tangan Madelyn namun tetap bungkam. Hatinya menciut di saat itu juga. Mr Mohler. Mr Mohler. Danish tidak bisa menepis kekecewaannya begitu kata Mr Mohler keluar dari bibir perempuan itu. Tapi, sepertinya Madelyn tidak menyadari itu. Atau mungkin, Madelyn tidak peduli jika tindakannya membuat Danish terluka. Namun, Madelyn sudah memasang wajah bersahabatnya saat ini. Madelyn tertawa kecil. "Di Inggris, laki-laki akan mencium punggung tangan perempuan" ujarnya sambil tersenyum dengan mempesona. Sialnya, terlalu mempesona bahkan untuk seorang Danish Mohler.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook