Keputusan

493 Words
Siang itu di terminal bus Lia duduk sembari menunggu bus antar kota yang akan membawanya ke perantauan datang. Tatapannya masih kosong, terlihat ada beban berat di sana namun ia tak mampu membaginya dengan siapapun kecuali Tuhan nya Tak selang beberapa lama bus dengan lambang matahari terbit itu datang, dengan langkah gontai Lia melangkahkan kakinya menaiki bus yang sering dia tumpangi ketika libur sekolah dulu untuk pergi ke kota perantauan di mana orang tua angkatnya mengais rezeki. Perjalanan cukup lama karena kala itu tol belum seperti sekarang, setelah 12 jam lebih menempuh perjalanan akhirnya Lia tiba di kota tempat ia di lahirkan, tempat penuh kenangan yang Ingin dia lupakan, tempat di mana trauma itu hadir. Tapi apalah daya takdir membawanya kembali ke kota itu. Yah mungkin ini yang terbaik tak ada yang tau. "Assalamu'alaikum, Bu bukain pintu " sembari mengetuk pintu rumah minimalis di tengah perkampungan itu Suasana masih gelap karena memang masih pukul 03.00 dini hari. Namun rumah yang dia ketuk itu sudah menunjukkan kegiatan di dalamnya "wa'alaikumsalam , Alhamdulillah udh sampe nduk, dah sana istirahat dulu di kamar" sambut seorang wanita paruh baya, ya beliau adalah orang tua angkat Lia "Alhamdulillah iya Bu, aku taruh tas di kamar dulu ya abis itu aku bantuin bikin jamunya" Lia berlalu ke kamar yang letaknya ada di belakang rumah itu :;;;;;;;;;; Matahari pagi begitu terik, Lia sedang terduduk di teras sembari membuat beberapa surat lamaran pekerjaan. Tadi setelah selesai membantu Bapak ibunya menyiapkan dagangan yang aka di jual hari ini, kakak angkat nya memang sudah menyuruh untuk segera membuat lamaran agar segera mendapatkan pekerjaan. Di rumah itu memang tinggal anak kandung dari orang tua angkat Lia bersama menantunya. Satu anak dan menantunya tinggal di kampung, tempat Lia bersekolah. "udah selesai nyul bikin lamarannya?" tanya Mba puji pada Lia dengan panggilan 'manyul' itu memang panggilan yang sering dia ucapkan sedari Lia kecil "Alhamdulillah, udah mbak, tinggal ngeposin aja" jawab Lia setelah selesai memasukkan semua lamaran itu ke masing masing amplop berwarna coklat. "semoga cepet dapet ya kerjaannya" doa Mba puji Lia hanya tersenyum simpul sambil meng aamiin kan dalam hati. Hari sudah beranjak sore , waktunya bapak dan ibu pulang dari berjualan. "cape ya Bu? sini aku bawain bakul nya. kok tadi gak pulang dulu? malah langsung ke warung bapak" "iya nduk, sekalian lewat tadi biar ngirit ongkos" jawab ibu sambil menghitung recehan hasil jualan jamu tadi pagi. "uhmmmmm" dia hanya bergumam karena tengah sibuk mencuci botol dan gelas bekas jualan jamu. selesai mengerjakan itu semua, Lia masuk ke kamarnya, untuk siap siap mandi dan segera menunaikan ibadah sholat Maghrib. Setelah selesai sholat dia menuju kamar ibunya, ketika di Pastikan Bapak angkatnya tidak ada di kamar itu "Bu, udh selesai sholat?" tanya Lia pelan sembari mendekati ibunya yg sedang melipat mukena "udah nduk, kenapa to kok kayaknya dari tadi pagi pas Dateng keliatan ada yang di pikirin?" "Ah gak kok Bu, mungkin karena cape aja hehehe" jawab Lia terpaksa berbohong karena tak mau ibunya itu khawatir
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD