Pertemuan

1641 Words
Pagi ini adalah hari dimana perjuangan bagi siswa siswi baru. Karena hari ini adalah hari pertama Meraka memulai MOS. Segala macam peralatan sudah Reina persiapkan. Reina turun dari lantai dua dengan membawa barang-barang tersebut. "Selamat pagi ma pa" sapa Reina ke orang yang ada di meja tersebut. Reina meletakkan barang-barang nya di lantai. Dan ia pun duduk untuk memakan sarapannya. "Peralatan kamu sudah siap semua?" Tanya mama Reina. "Udah ma, berat ribet lagi" keluh Reina. " Bang nanti bantuin bawa tuh barang di mobil ya" Ryan hanya melirik Reina dan melanjutkan memakan roti nya. "Kamu nanti jangan lupa buat bawa bekal, nanti pingsan lagi waktu di hukum sama kakak OSIS nya" ujar papa Reina dengan nada bercanda nya. "Lah kok udah di hukum aja sih pa? Aku aja Belum masuk gerbang sekolah udah bahas bakal dihukum" ujar Reina kesal. " Kan lu nakal " Ryan mengucapkan hal itu dengan nada santainya. "Cih nakalan lu lagi, inget dulu pernah dikeluarin dari sekolah" Reina menjawab ucapan Ryan sembari mengambil roti dan mengoleskan nya dengan selai kacang. " Kapan woy? Gue nggak pernah ya di keluarin dari sekolah ya" Ryan melotot ke arah Reina. "Paling nggak naik kelas 5 kali doang" sambung ryan pelan. "Oh ogeb bloon banget sih Lo" Reina mendorong pelan bahu Ryan. "Hush anak papa nggak ada yang dikeluarkan dari sekolah ataupun nggak naik kelas, anak papa ini baik-baik " ucap papa Reina melerai Reina dan Ryan. " Paling Ryan diskorsing 5 tahun doang" sambung papa Reina. Ucapan papa Reina mendapatkan jeweran manja dari sang istri. "Omongannya" teguran dari si nyonya pemilik rumah mendapatkan balasan cengiran dari papa, Ryan, dan Reina. " Kan bercanda ma" papa Reina mengangkat tangan nya dengan jari peace. Reina dan Ryan menahan tawa mereka untuk tidak meledak saat ini. "Ketawa aja deh kalian" papa Reina menggerutu melihat kelakuanku kedua anak nya. Tak beberapa lama suara tawa dua manusia luknut mengisi ruang makan ini. "Sudah lanjut kan makanannya, Rei nanti kamu telat loh" mama Reina mengentikan keributan yang terjadi di ruang makan ini. Mereka ber 4 makan dalam diam. Setelah makanan mereka telah habis dan dirasa sudah kenyang, papa, Reina dan Ryan berangkat melakukan aktivitas di pagi hari ini. Reina berangkat diantarkan oleh Ryan. Dalam mobil mereka hanya diam. " Bang Napa sih lu diam aja?" Ryan hanya melihat ke arah Reina sebentar dan kembali fokus menyetir mobil nya lagi. "Bang gila hampa banget nih mobil" suara rengekan Reina tak dihiraukan oleh Ryan. "Bang lu nahan boker yak?" Ujar Reina lagi untuk memancing ryan berbicara. "Bang kalau Luh gak mau ngomong gue turun dari sini dari pada naik mobil bareng lu sunyi hampa mending gue jalan biar lebih ceria aja hidup gue pagi ini" Gerutu panjang Reina hanya mendapatkan Diaman dari Ryan. Tiba-tiba mobil yang di tumpang i Ryan dan Reina berhenti di tengah jalan. "Ngapain berhenti bang?" Tanya Reina merasa bingung. " Katanya mau turun?" Ryan mengucap kan hal itu dengan tatapan dingin. "Bang lu marah?" Pernyataan Reina lagi dan lagi mendapatkan Diaman dari Ryan. "Emm yaudah deh gue turun disini aja" saat Reina akan membuka pintu mobil. Gelak tawa Ryan membuat Reina kembali menarik tangan nya yang sudah akan membuka pintu mobil. "Kok lu ketawa?" Ryan hanya tertawa terbahak-bahak. "Bang?" Reina menatap Ryan dengan tatapan memicing. "Ngakak gue lihat muka lu, jelek banget kalau takut" Ryan mengucapakan hal itu dengan tertawa terbahak-bahak. "SINTING LU KERBAU" Reina memukuli Ryan bertubi-tubi. "Aw aw aw aw" Ryan berusaha mengelak dari serangan bar-bar Reina. "CEPET JALAN GUE MAU TELAT BUAYA" Reina menjerit pas ditelinga Ryan. "Ogeb sakit nih kuping gue" ryan mengelus telinga nya yang merasa berdengung. "Lu sih cepet jalan nggak?" Mendengar perkataan Reina membuat Ryan melakukan mobil nya kembali. Sesampainya di sekolah Reina berlari ke arah lapangan yang sudah banyak para peserta MOS. Reina celingukan mencari keberadaan Amel, Sienta, dan Feroza. "Itu dia" Reina berjalan cepat ke arah ke 3 teman nya. "Baru sampai? " Amel yang melihat Reina langsung menanyai nya. " Iya gara2 Abang gue nih nyeselin banget" Reina menggerutu tentang kejadian prank dari Abang nya tadi. "Lu punya Abang Rei?" Feroza menyahut i ucapan Reina tadi. " Iya Reina punya Abang Gans parah lagi" Amel menimpali pertanyaan Feroza dan menjelaskan tentang Abang Reina dengan tatapan memuja. " Oh ya? Bisa kenalin dong? Kan lumayan kita bisa iparan seru lah keknya" Feroza mengucapakan hal itu dengan nada bercanda nya. "Ogah" reina memutar bola matanya kesal. "Udah gpp Rei biar Feroza sama Abang lu, gue sama guru Gans itu aja" Amel menyahuti Feroza yang langsung di setuju i oleh Feroza. " Gila lu pada" setelah ucapan Reina kakak OSIS memasuki tempat dan Meraka ber 4 pun diam karena nggak mau ambil resiko. *** Alvin menyusun beberapa berkas yang ada di sekolah ini. Ia bangkit dan mengecek keadaan MOS di lapangan. "Selamat pagi pak" Bu revita menyapa Alvin Dengan senyuman manis nya. " Selamat pagi" balas Alvin. "Pak Alvin mau kemana?" Tanya bu Revita. " Lapangan" jawab Alvin. " Wah kebetulan saya juga mau mengecek keadaan anak MOS disana" Bu revita mengucapakan hal itu dengan sangat antusias. "Kita kesana bareng saja ya pak?" Tawar Bu revita yang di balas anggukan kepala Alvin. Mereka berdua pun berjalan ke arah lapangan. Disana para OSIS menyampaikan pidato singkat kepada para peserta MOS. "Lihat mereka jadi keinget masa SMA, dulu pernah dihukum karena makan pentol diam-diam" Bu revita bercerita dengan tawa yang sedikit menyertainya. "Kalau pak Alvin pengalaman MOS dulu yang paling mengesankan apa pak?" Tanah Bu revita kepada Alvin. "Tidak ada" hanya jawab an itu yang Alvin ucapkan. Bu revita hanya ber oh ria. Para peserta MOS melakukan kegiatan pertama Meraka yaitu harus mencatat apa yang di terangkan oleh bapak kepala sekolah. Alvin tanpa sengaja melihat ke arah murid yang ada di atas atap kemarin. Alvin melihat gelagat cewek tersebut. Sienta yang merasa di perhatikan melihat balik ke arah orang tersebut. Alvin tersenyum simpul ke Sienta. "Weit kok gugan senyum ke arah kita? Bentar dia senyum ke siapa woy?" Feroza berbicara dan melihat ke arah siapa Alvin menatap. "Yang di belakang yang tadi ngomong maju ke depan." OSIS perempuan yang ada di depan melihat ke arah Feroza. Feroza yang merasa akan mendapatkan sebuah masala ia sangat kelimpungan. "Gila bagaimana nih gue, mati" Feroza merasa sangat panik. OSIS cewek tersebut berjalan ke arah Feroza. " Lu gue hukum karena udah membuat keributan" OSIS perempuan tersebut menarik Feroza kebelakang. "Kak kok cuma aku yang dihukum? Kan tadi banyak juga yang ngobrol?" Feroza merasa tak terima membantah OSIS perempuan tersebut. "Karena lu yang di lihat sama pak Alvin oke?" Feroza melotot ke arah OSIS perempuan tersebut. " Gue?" Tanya Feroza sembari menahan tawa. "Gila kakak cemburu?" OSIS tersebut semakin marah mendengar kan omongan Feroza. " Plis deh kak, gugan tadi nggak natap gue kali, kalau iya mungkin sekarang gue lagi bikin hajatan" Feroza mengucapakan hal itu dengan sedikit tawa nya. "Terus kalau bukan Lu siapa?" OSIS perempuan tersebut mengucapakan hal itu dengan nada yang cukup tinggi. " Nggak tau gue, kalau nih guru itu ngelihat cewe dan sambil senyum, kenapa kakak sewot? Kan bukan pacar kakak?" Feroza berbicara seperti itu semakin membuat OSIS perempuan tersebut semakin marah. "Balik lu sana nyusahin gue" Feroza pun balik tanpa membantah ataupun mengucap kan terimakasih. Setelah duduk feroza pun diam. *** Jam istirahat pun dimulai. Semua siswa siswi antri untuk membeli minum an segar. Reina mengantri untuk membelikan minuman untuk ke 3 teman nya. Saat sudah akan membayar Reina merogoh saku nya dan tidak menemukan uang sepeser pun. "Aduh, buk kayaknya uang saya ketinggalan saya ambil uang dulu ya?" Ibu tersebut menatap Reina. " Maaf neng ini antrian nya panjang banget. Mungkin minuman neng yang ini bisa ibuk kasih ke yang pesen selanjutnya. Dan neng harus antre lagi dari belakang" Reina yang mendengar hal itu semakin membuat nya bingung. "Ini buk uang minuman saya tadi sekalian sama siswi ini" dari arah samping berdiri guru tampan bagi para siswi di sekolah ini. " Iya pak makasih ya" ucap penjual tersebut. Reina sempat terdiam karena merasa kaget tapi tak berapa lama ia sadar. Secepat mungkin Reina mengejar pak Alvin yang sudah dulu pergi. "Pak" panggil Reina. Alvin pun menghentikan langkahnya. Reina berdiri di depan Alvin. "Saya akan bayar dulu pak ke anda" Reina mengucap kan hal itu dan akan pergi menuju meja di mana teman-teman nya berada. " nggak usah " ucapan Alvin membuat Reina mengentikan langkahnya. "Tapi pak...." Belum sempat Reina melanjutkan ucapannya, Alvin memotong ucapan Reina. "Udah nggak papa, saya pergi dulu" Reina diam dan Alvin meninggalkan Reina. Reina balik ke arah bangkunya. Dan duduk di samping Sienta. "Guys minuman gratis" ucap girang Reina. "Woahh pasti lebih enak nih minuman karena dapat gratis an dari gugan" Feroza mengambil minuman tersebut dan meminum nya dengan sangat cantik. "Gila" Reina menyahut i perilaku Feroza. *** Sepulang sekolah Reina melihat keadaan rumah yang cukup sepi. "Non Reina udang pulang?" Salah satu asisten rumah tangga Reina menghampiri Reina. " Rumah kok sepi, yang lain mana?" Reina menayangkan hal itu karena ia merasa rumah ini sangat lah sepi. " Yang lain Udah ada di cafe cempaka non, dan nona udah di tunggu disana" Reina merasa heran tapi Reina pun akhirnya naik ke lantai dua untuk mengganti pakaiannya. Reina mengganti pakaian dengan pakaian yang terlihat imut. Setelah selesai Reina turun dan pergi menuju cafe tersebut diantarkan oleh supir pribadi milik keluarga ini. Sesampainya di sana reina masuk dan melihat ke arah meja yang berada di pojok. Disana terlihat 2 pasangan paru baya dan Abang nya. Reina menghampiri mereka. " Selamat malam" semua orang sontak melihat ke arah Reina. " Rei kamu sudah datang, duduk" ujar Laura. Reina duduk di sebelah Abang nya. "Anak kamu masih lama ya Ga" papa Reina bertanya kepada lelaki paruh baya itu. "Bentar lagi sabar dia lagi diperjalanan" jawab lelaki tersebut. Tak beberapa lama seseorang laki-laki menghampiri meja ini. " Nah ini anak ku udah datang" wanita paruh baya tadi berdiri dan tersenyum melihat ke arah belakang Reina. Reina yang penasaran melihat ke belakang dan... "PAK ALVIN?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD